Minggu, 29 April 2007

Ipswich festival

suasana parade
suasana parade
Abang, bunda dan Cici, Sabtu kemarin (28 April 2007) ayah pergi ke Ipswich sebuah kota kecil berjarak satu jam perjalanan dengan kereta Api dari Brisbane. Nih sedikit cerita tentang Ipswich festival, semoga kalian bisa menikmati.

Informasi mengenai Ipswich festval Ayah dapet dari teman ayah- Om Sony. Menurut situs internet kota Ipswich, kota ini memang rutin ngadain festival tahunan.
Festival diadakan selama seminggu, tapi atas pertimbangan hari apa yang paling ramai dan seru, kita putuskan pergi hari Sabtu aja, soalnya ada parade dan pertunjukan musik, sulap dan the mask yg kaya si Jim Carrey gitu. Ngga lupa, nyari informasi soal makanan, ternyata ngga ada informasi tentang restoran halal di sana, ya udah siap-siap bawa bekal, nasi plus lauk express,… curry yang lezat jatah kerja semalam, sebutir apel dan pisang, serta coklat buat persiapan darurat.

Ipswich ngga susah digapai kok, cukup dengan ongkos AUD3.30, naik kereta api yang ngga pakai tut..tut..tut.. alias KRL, perjalanan dari Brisbane kurang lebih satu jam. KRL nya bersih, sejuk dan kosong melompong, Pemandangan sepanjang rel juga asik, melihat suasana kota kecil yang rapi dan teratur. Perjalanan jadi terasa nyaman dan ngga membosankan. Kata temen Ayah, “Negara maju ya kaya gini, mesti jauh dari pusat kota jalannya tetap mulus, rapi dan teratur. Standar hidup dikota dan di desa sama saja.” Ayah cuma mengiyakan, habis benar sih.

Pas sampai di Ipswich, kesan pertamanya: kotanya kecil, sama depok aja kalah besar. Tapi jangan salah, biar kecil tapi imut, semua serba rapi, teratur dan lengkap. Kotanya bersih banget, jadi udaranya sejuk dan nyaman. Lalu lintas ngga ramai, ngga tau ya, mungkin juga karena hari Sabtu. Mau mejeng dan berfoto-foto ditengah jalan juga masih sempat kaya’nya. Dan sempat terfikir, nih kota sepi amat ya? Ya udah, kita putuskan untuk mengexplore kota ini aja deh, sambil nunggu parade di mulai.

Kita masuk ke Ipswich City Mall, terus ngeliat-liat Ipswich Saturday market. Suasana festival mulai terasa disini, ada Ipswich Big Band yang menghibur dengan musik jazz, badut dan beberapa orang yang membagikan balon secara gratis. Menjelang siang, suasana makin ramai. Dan Ayah sempet terheran-heran, kota yang semula kaya’nya sepi, mendadak mulai dipenuhi orang yang bergerombol sepanjang jalan utama. Lah, ini orang dari mana ya? Anak-anak dan bayi juga banyak banget, padahal sehari-hari susah lho ketemu bayi dan anak-anak kalau bukan di sekolah atau childcare.

Pas acara parade mulai, pejabat-pejabat udah menempati posisi masing-masing. Uniknya, disini pejabatnya egaliter banget, mereka ngobrol sama pengunjung yang lain. Malah sepertinya pak Walikota-nya foto-foto bareng rakyatnya, nggendong bayi, ngobrol akrab sama masyarkat biasa. Wah, kalau di Indonesia politisi kaya gitu kan pas mau pemilihan aja. Ups, sorry jadi ngomongin politik..

Treng..treng…parade dimulai. Biasa, diawali dengan pasukan resmi, semacam TNI, para pensiunan. Terus disusul dengan performance suku aborigin. Nyambung terus dengan semua unsur yang mendukung kehidupan kota Ipswich. Kaya’nya semua penduduk Ipswich berusaha berpartisipasi deh. Hampir semua ikutan parade, orang tua, ibu-ibu dengan bayi yang didorong, remaja, bahkan para penyandang cacat ikutan parade. Pokonya seru dan bikin kagum, betapa mereka memiliki rasa bangga yang tinggi akan kota mereka.

Puas menyaksikan parade, acara dilanjutkan dengan pentas seni di panggung utama. Kalau di Indonesia sih mungkin panggungnya ada di alun-alun kota. Ditengah lapangan rumput nan hijau dan empuk. Nonton duduk lesehan sambil menikmati kentang goreng, hmmm,.. terasa banget suasana nyantai dan hiburannya. Apalagi suasananya mendung, jadi ngga keganggu sama panas matahari.

Pentas seninya juga lumayan menghibur. Sayang, ditengah pertunjukan turun hujan. Karena pertimbangan cuaca udah mulai ngga bersahabat alias dingin banget dan kereta terakhir jam 8 malam, kita putuskan kembali ke Brisbane.

Huhh, melelahkan tapi rasa puas memenuhi dada. Lagi-lagi, kapan ya di Indo ada acara festival yang seperti ini, sederhana dan rapi tapi tetap menghibur dan atmosfir festivalnya menyentuh kalbu pengunjungnya?


catatan kecil:
ah betapa menyenangkan ya, kalau ayah perginya dengan kalian. menikmati suasana festival yang ramai dan seru sambil bercengkrama. Sayang ya, semua itu hanya sebatas mimpi..hik..hik...

Rabu, 25 April 2007

Bosan

Menunggu adalah pekerjaan paling membosankan
Ah, hidup di Brisbane ini memang membosankan. Sepi, sendiri dan jauh dari keramaian. Mungkin kalian akan berkata, "bosan karena ngga ada keluarga kan?". Ngga, sungguh. jawabannya bukan karena Ayah jauh dari Bunda dan anak-anak.
Hidup di negeri asing dan kota asing seperti Brisbane ini memang kurang menantang. Menurut beberapa teman dan artikel di surat kabar, orang-orang OZ di Brisbane sendiri bilang kotanya emang bikin boring. Sebagai kota besar, Brisbane sebenarnya cukup lengkap. Banyak tempat hiburan, pusat perbelanjaan, restoran lokal dan international serta taman dan fasilitas penunjang kehidupan kota lainnya. Tapi, entah lah, sepertinya denyut nadi khidupan kota besar yang menantang dan menggairahkan seperti beku disini. Semua berjalan kaku dan kurang hingar bingar. Apalagi bila musim liburan tiba. Aneh, kalau libur kok malah kesepian.
Bunda, Abang dan Cici, ayah bener-bener bosan hidup sendirian di sini. Segalanya seperti beku, dingin dan tak ada senda gurau. Ah, pokoknya kalau bener-bener ngga inget sedang berjuang, pasti udah memilih untuk pulang. Bertemu dan berkumpul dengan kalian. Walau Jakarta tidak senyaman Brisbane, kota itu sungguh lebih menarik dan menantang.
Jakarta seperti tak pernah tidur. Dari pagi sampai menjelang pagi, aktivitas warganya tidak pernah berhenti. Kegiatan ekonomi begitu marak, hiburan tak pernah sepi, dan jalan-jalan selalu ramai dengan kendaraan. Wah, pokoknya that's the real life. Mau kemana-kemana ngga bakalan merasa sendiri, karena pasti ketemu banyak orang dan mudah menemukan kegiatan dan denyut kehidupan kota.
Makanya, ketika ayah merasakan suasana kota ini, ah rasanya seperti orang yang terasing dan terbuang. Kalau lagi banyak aktivitas sih tidak begitu terasa. Tapi kalau sudah mulai libur, bosan menyerang. Yang ada cuma inget sama keluarga di Indonesia. Terutama pada kalian: Abang dan Cici.
Kalau inget kalian, Ayah ngga enak semuanya disini. Pinginnya cuma satu, bertemu dengan kalian. Kalian begitu berarti buat ayah. Kalian memberi semangat dan membuat ayah merasa hidup dan berarti. So, kadang Ayah menangis, cuma untuk melepaskan beban kerinduan kepada kalian. Walau ayah sadar, itu semua tak berguna, karena tangisan seperti apapun tak akan membuat kalian dekat dan hadir disisi ayah. Namun, dengan tangisan, ayah merasa agak sedikit lega, karena semua emosi seperti tersalurkan.
Dan salah satu jalan mengekspreskan kerinduan adalah dengan menulis. Menulis tentang perasaan ayah, rasa galau, sedih,sepi, bosan, marah, bingung dan sejuta rasa lainnya. Sebenarnya semua rasa itu berpangkal pada rasa rindu pada kalian, karena tidak tersampaikan, perasaan lai datang mengikuti.
Jadi, Bunda, Abang dan Cici, percayalah: Ayah tak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa kalian disisi Ayah. Kalian memang sepertinya bergantung pada Ayah, namun sesungguhnya Ayahlah yang bergantung kepada kalian. Karena semangat yang ada didiri ayah, akan menyala dan berobar-kobar tersiram bara cinta dari kalian.
Ah, kapan saat pertemuan itu akan tiba? rasanya bosan menunggu dan menghitung hari.

Minggu, 22 April 2007

Sebuah pertanyaan

Ya Allah,
Hari ini hamba menangis lagi
Bertanya pada-Mu
Apa rahasia dibalik semua ini

Rindu, terpisah dengan anak dan istri
Sendiri, dalam kamar yang sepi dan dingin
Mencekam, menghitung hari yang lewat
Kapan masa bersama akan kembali

Ya Allah,
Sungguh hamba tak mengerti Rahasia-Mu
Jangan terlalu lama kau sembunyikan Hikmah-Mu
Hamba mohon ya Allah.

Ya Allah,
Hamba tak ingin airmata ini selalu tertumpah
dalam ketidak mengertian akan semua ini
hamba mencari, dan terus mencari
untuk apa semua ini
kalau hanya menyiksa dan menyakitkan hati

Ya Allah,
maafkan hamba..
bila pertanyaan dan penasaran hamba
engkau nilai sebagai wujud ketidak syukuran
sungguh, hamba mensyukuri semua ini
dan bukan mengingkari nikmat-nikmat-Mu
Atau mungkin,
memang hamba begitu kerdil untuk memahami Keagungan-Mu


Ayahmenagissaatsadarrifqidanrizkytidakantusiasmenerimateleponayahmungkinmemangmerekaakansegerameluakanayahkarenabegitulamaterpisahdantidakmelihatsosokayahnya.YaAllahjangansamapaiituterjadidansenadainyasamaaiterjadibetapamenyakitkannya..

Brisbane City

Bribane city At Night
Southbank
Kota Brisbane cantik sekali di waktu malam. Terutama bila kita memandangnya dari sisi South Bank atau Kangaroo Point, karena dari arah ini, keindahan gedung pencakar langit dengan lampu-lampunya nampak sangat menonjol sekali.
Kota Brisbane yang dibelah oleh Brisbane River memang sangat berusaha menjadi kota yang menarik. Sepanjang Brisbane River dibuat taman-taman dengan fasilitas yang lengkap seperti Barbeque area, taman bermain anak dan rerumputan yang luas dan menghijau, sehingga bila kita menyusuri sisi Brisbane River dengan berjalan kaki terasa sangat mengasyikkan. Tak heran, sepanjang pedestrian dan taman-taman disisi sungai akan kita temui banyak sekali keluarga dengan anak-anak dan pasangan muda atau bahkan sekumpulan remaja yang asyik bercengkrama menghabiskan waktu. Apalagi sungainya bersih, dalam dan lebar sehingga bisa dilewati oleh boat, perahu layar dan kadang dipakai juga untuk olahraga kano. Wah, pokoknya berada di pinggir sungai ini ngga bakalan membosankan deh.
Untuk pasangan muda, ah..bahkan oleh siapapun, sepertinya berjalan menyusuri tepi sungai ini di malam hari akan sangat romantis. Ngga usah ngebayangin yang serem-serem, karena walau agak sepi, sepanjang sungai relatif aman. Bahkan karena rada sepi, justru akan menambah nuansa romantis, ceilee.. Lampu-lampu gedung diseberang sungai, citycat (semamcam bus sungai) dengan lampunya yang berkedip-kedip atau suara air yang berkecipak. hmmm..romantis banget ya..
Mau menyusuri sungai dengan Citycat juga boleh. Dengan AUD2 (harga concesion di hari libur untuk students), kita bisa sepuasnya menyusuri sungai. Citycat-nya aman dan nyaman koq. Asyik banget duduk diluar (geladak), diterpa angin sambil memandangi aktivitas di pinggir sungai..apalagi kalau sama pasangan atau keluarga, wah ngga usah pakai kapal pesiar lagi deh. Udah terasa naik kapal Titanic, tapi ngga pakai tenggelam ya:)
Kalau lapar ngga usah bingung, buat kita yang muslim ada pilihan Kebabs (makanan Turky) atau restoran Turky yang sebagian besar halal atau restoran cepat saji (cuma Nandos -restoran ayam goreng) yang halal. KFC, McD atau Pizza Hut (kaya'nya) ngga halal deh. Tinggal siapin kantongnya aja, yang ada dollar nya tentu. Kalau mau hemat ya bawa bekal sendiri,akan jauh lebih murah. Minum juga tersedia dimana-mana, ngga khawatir mesti bawa-bawa air minum, kecuali emang pingin yang special ya. Kalau cuma air putih sih, banyak tapwater yang tersebar disepanjang jalan dan taman. Hmmm, murah ya..
Nah, jadi inget Jakarta kalau begini. Kapan ya, Jakarta bisa jadi kota yang nyaman ditinggali, dengan fasilitas taman yang luas, indah dan bersih serta akses hiburan untuk penduduknya murah dan mudah? Gimana juga ya dengan rencana Pemda DKI yang pingin bikin angkutan sungai di Kali Ciliwung? Ih, ngga kebayang, dengan kondisi sekarang, jangan-jangan saat naik perahunya bukan keyamanan yang di dapat tapi bau dan tebaran sampah dimana-mana..ah semoga ngga terjadi..

Kamis, 19 April 2007

Sebuah perenungan

Hari ini sudah hampir seminggu, rumah tempat ayah tinggal ramai dengan suara tangis dan canda tiga anak perempuan balita. Mereka Affa, Azza dan Ami, tiga putri cilik anak teman Ayah, Om Coco. Wah mereka lucu dan menggemaskan. Kadang mereka juga mengingatkan ayah pada sosok kalian yang aktif, lucu dan cerdas.
Tapi dibalik itu semua, kehadiran mereka justru membuat ayah berfikir kembali untuk mengajak kalian tinggal di sini (Australia-red). Masalahnya bukan hanya bagaimana kita bisa berkumpul bersama, tapi juga bagaimana kita menghabiskan waktu bersama tersebut dengan asyik dan bermanfaat.
Dari pengamatan yang Ayah lakukan kepada mereka, ngga kebayang rasanya bagaimana kita menghadapi hidup di sini seperti itu. Belum dapat tempat tinggal, tinggal dalam satu kamar untuk satu keluarga, sharing dengan teman dan keluarga lain (yang tidak mungkin diingkari-pasti ada perasaan ngga enak dan segan), hanya main dirumah terus karena memang disini kawan/teman bermain sangat terbatas, makanan yang pilihannya terbatas pula (mungkin banyak, tapi tidak seperti di Indonesia), sharing dapur, belum lagi kemungkinan-kemungkinan lain.
Untuk bunda sendiri mungkin akan stress juga, karena sudah terbiasa di Indonesia bisa melakuan segala aktivitas, tiba-tiba hanya diam dirumah dengan anak-anak, ngga pergi kemana-mana, kalau mau kerja mesti malam hari karena gantian jagain anak, ngajarin anak, masak, wah-wah..setumpuk kegiatan domestik lain yang menyita waktu dan melelahkan. Rasanya kasian sama bunda deh kalau seperti itu..
Yang paling menguntungkan kalau kalian ke sini ya (mungkin) kebersamaan sebagai keluarga, pengalaman baru dengan budaya dan bahasa asing, merasakan suasana tinggal dinegeri orang.. tapi kalau dari sisi lain, menurut ayah lebih asyik tinggal di Indonesia.
Contonya dari segi ekonomi: kita ngga perlu kerja terlalu keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, mau cari hiburan, mainan atau makanan tinggal niat terus bayar,..pokoknya mudah deh...Dari segi sosial dan pergaulan, paling juga ngumpulnya dengan teman-teman Indonesia juga dan itupun hanya waktu-waktu tertentu aja. Kalau lagi bete, belum tentu ketemu teman yang bisa diajak berbagi, karena sama-sama sibuk dengan kegiatan dan keluarga mereka. Jadi kalau bener-benar ngga bisa mengatur jadawal dan diri sendiri, bakalan kesulitan dan kesepian hidup di sini.
Di sini semua kelihatan mudah, tetapi kenyataaan tidak. Contohnya: Transportasi mudah dan gampang dijangkau, tapi karena menggunakan sistem berjadwal, kadang susah menyesuaikan dengan kebiasaan kita yang pergi bisa setiap waktu. Belanja sayuran juga cuma bisa seminggu sekali kalau mau yang segar dan banyak serta agak murah, ikan segar ngga bisa dibeli setiap hari, daging walau murah juga tempat belinya jauh, wah pokoknya kemudahan yang biasa kita rasakan dalam hal berbelanja di Indonesia susah didapat di sini.
Kalau mau jajan juga mesti mikir dulu, kemahalan ngga ya? halal ngga ya? dan pertimbangan lain seperti: "aduh sayang ya, harga segini bisa untuk biaya makanan tiga hari" misalnya. Mau beli baju, mainan dan peralatan lain, lebih memilih barang second -walau kondisinya masih layak pakai-, tapi kaya'nya ngga banget deh kalau untuk kalian. Bukannya sombong, Ayah ngga tega memberi kalian barang bekas, walau itu masih bagus. Jadi nikmati aja deh kehidupan di Indonesia.
Sekarang Ayah harus menerima risiko lainnya sebagai konsekuensi: Abang dan Cici pasti ngga deket lagi sama ayah. Mereka pasti (untuk sementara waktu) merasa ayah ngga ada dan ngga penting. Kalau di telpon juga mereka sudah cuek aja. Yah, mau gimana lagi sudah risiko untuk sebuah pilihan yang diambil.
Jadi kesimpulannya sekarang, biarlah sementara kita hidup terpisah, walau berat menahan rindu dan kadang menangis, itu tak seberat menghadapi kenyataan hidup di sini.

Selasa, 17 April 2007

Bunda, Rifqi dan Rizky

Hai Bunda, Rifqi dan Rizky..
Tahu ngga sih kalian, kalau setiap hari bahkan setiap detik Ayah inget kalian terus?
Tahu ngga sih kalau rindu pada kalian membuat Ayah sering menitikkan air mata?
Tahu ngga sih kalau setiap dapat khabar dari kalian Ayah seneng banget?
Tahu ngga sih kalau kalian adalah tarikan nafas bagi kehidupan Ayah?

Hai Bunda, Rifqi dan Rizky..
Ayah sayang kalian melebihi sayang ayah pada siapapun
Ayah merindu kalian melebihi rindu ayah pada apapun
Ayah ingin berjumpa dengan kalian, bagai kita tak pernah jumpa lebih dari 1000 tahun
Ayah mengharap kalian, bagai harapan seorang musafir yang kehausan sendirian di padang pasir..

Hai Bunda, Rifqi dan Rizky..
Kalian selalu membuat Ayah bahagia
Kalian selalu membuat Ayah bangga
Kalian selalu membuat Ayah berharga
Kalian membuat Ayah merasa paling beruntung di dunia

Hai Bunda, Rifqi dan Rizky..
Rindukah kalian pada Ayah?
Ayah kesepian disini
hanya berteman sepi dan kesunyian
tanpa teman setia yang mendampingi
hanya suara alam yang bernyanyi sendiri
suara burung yang menertawakan kesedihan Ayah

Ahhh...
Ayah harus kuat, tabah dan tegar
itu yang bunda katakan pada Ayah setiap saat
"berjuanglah Yah, demi Ayah, Bunda dan Anak-anak kita"
ya, Ayah harus kuat..
airmata ini tak boleh lagi tumpah
senyum ini harus selalu menyapa sepi
rindu pada kalian, biarlah tersimpan rapi dihati
akan ayah tumpahkan nanti bila saatnya tiba
ayah akan peluk, cium dan rangkul kalian
dalam kemesraan yang tertandngi siapapun

Bunda, Rifqi dan Rizky
izinkan Ayah, untuk memberikan semua yang ayah punya dan bisa
terimalah sayang....

Ayah'yang selalu rindu, sekarang, selamanya'

Minggu, 15 April 2007

Puisi Cinta buat Bunda


Bunda, betapa Ayah kagum padamu
Sederhana, perhatian,
tegas namun tak mengurangi kelembutan sikapmu

Bunda, begitu banyak wanita yang Ayah kenal
semakin tahu mengenai mereka
semakin Ayah mengerti
betapa Bunda begitu istimewa untuk Ayah

Bunda, cintamu membuat Ayah merasa bangga
kasih sayangmu membuat Ayah merasa dihargai
ketulusanmu membuat Ayah merasa berarti
kesederhanaanmu menentramkan hati

Bunda, kau begitu apa adanya
tak pernah kau harap sesuatu yang memberatkan Ayah
tak pernah kau pinta hal yang membuat Ayah susah
tak pernah kau buat hati ini gelisah

Bunda, walau kita begitu jauh
Ayah percaya: cinta, sayang dan perhatianmu
tak terhalang jarak dan waktu
kehangatan mu memeluk Ayah setiap waktu

Bunda, perempuan sepertimu
seharusnya mendapat semua yang kau mau
karena kau adalah seorang istri dan ibu
yang menjalankan peranmu dengan sempurna

Bunda, semakin lama Ayah semakin yakin
Bunda adalah perempuan pilihan untuk Ayah
yang dari rahimmu lahir anak-anak kita
Rifqi dan Rizky yang lucu, sehat dan cerdas

Bunda, mari kita bersama
mewujudkan impian kita untuk anak-anak
agar mereka juga merasakan
betapa beruntungnya kita

Bunda, mari kita berdoa
semoga cinta dan kasih sayang ini
tak lekang oleh waktu
tak terpisahkan gelombang kehidupan

Bunda, sayangi Ayah dan anak-anak kita
seperti yang Ayah rasakan sekarang
seperti ini, selamanya
agar kebahagiaan terus mengembang

Sabtu, 14 April 2007

Picnic Uqisa

Glasshouse Mt.
Mountville
Noosa Beach
Hari ini Ayah ikutan piknik yang diadakan Uqisa (UQ Indonesian Student Associaton) ke tiga tempat : Glasshouse Mt., Montville dan Noosa Beach di Sunshine Coast. Secara singkat Ayah ceritain ya ketiga tempat tersebut.

Glasshouse Mountain
Ayah ngga ngerti kenapa dibilang Gunung Rumah Kaca (Glasshouse Mt.) soalnya pemandangannya emang bagus, tapi ngga ada yang menunjukkan seperti rumah kaca tuh.Dari ketinggian memang kita bisa memandang lembah nan hijau dengan rumah-rumah petani yang tampak mungil dan sapi-sapi yang jadi kelihatan imut. Tampak pula beberapa bukit yang menyerupai wajah manusia. Menurut buku panduan sih, bukit-bukit kecil tersebut mempunyai nama masing-masing sebagai perwujudan seorang ibu dengan anak-anaknya.
Langit biru yang bersih, lembah hijau nan asri serta udara yang sejuk memang membuat kita betah berlama-lama di sini. Apalagi tak jauh dari tempat parkir, kita bisa menyusuri hutan hujan. Sayang Ayah ngga sempat masuk ke dalam hutan. Menurut beberapa teman yang sempat masuk, hutan ya sama saja, banyak pohonnya:), ya iya lah, tapi kan jenis pohonnya mungkin beda sama hutan hujan dan hutan tropis di Indonesia.
Menurut mba Emi sih kalau dibandingin dengan di Inodnesia, masih lebih bagus pemandangan di Malang. Ya, pokoknya glasshouse mountain itu cuma pemandangan gunung dengan lembah nan hijau serta background beberapa bukit kecil yang menyerupai wajah manusia. Mungkin hebatnya, mereka bisa mengemas sesuatu yang tidak lebih bagus dengan yang ada di Indonesia dengan sangat menarik.
Kalau orang Indonesia, atau yang pernah mengunjungi Indonesia, pasti akan berpendapat : "Keindahan alam Indonesia memang tak ada duanya."

Montville
Saat datang ke sini, Ayah temui banyak sekali jajaran toko-toko souvenir atau hanya sekedar toko yang menjual pakaian, kartu pos dan barang-barang yang sangat biasa. Kalau dari struktur dan lokasinya sih kaya'nya ini adalah kota tua. Beberapa tempat menunjukkan bahwa disini dulu memang kota tua, seperti boks telepon umum berwarna merah yang berumur sekitar lebih dari 100 tahun. Atau ada juga sebuah sekolah yang sepertinya sudah tidak dipakai lagi, dan beberapa rumah tua.
Kalau orang yang senang berbelanja dan uang punya uang banyak, tempat ini cocok banget untuk berburu barang-barang souvenir. Sempet juga ayah terkaget-kaget waktu melihat sebuah mantel wool asli, sepertinya home made seharga AUD1100. Weleh, seharga 7-8 juta rupiah. Yah, dengan senyum kecut ayah berujar, hmmm..mending buat kirim ke Jakarta.

Noosa Beach
Pantai, tidak lebih bagus dari pantai di Indonesia. Paparan pasir putih yang halus dan lembut, dengan deburan ombak yang membiru memang sangat ramai ditiduri oleh orang-orang kulit putih itu. Anak-anak kecil ramai bermain pasir dan berenang. Burung-burung camar tak mau kalah, mereka ikut bergembira bersama pengunjung.
Sejajar dengan pantai, ada Noosa National Park. Didalam hutan, dibuat beberapa trek yang bisa disusuri oleh pengunjung. Dipapan pengumuman dijelaskan hewan apa yang akan ditemui ditiap trek. Semakin ke dalam hutan, hewan yang ditemui semakin liar dan aneh. Ada juga beberapa peringatan yang menjelaskan, bahwa beberapa pengunjung pernah diserang binatang liar. Nah kalau mau aman, kalau ketemu mereka ngga usah panik, jangan mengganggu dan ngga usah sok kenal sok akrab:)
Ayah sempet juga menyusuri salah satu trek, yang paling terluar dan paling pendek. Tujuannya sih bukan buat ketemu binatang, cuma pingin photo di dalam hutan aja, he..he...
Beruntung juga sempet liat koala yang bukan di kebun binatang alias liar. Anehnya ketemu sama koala bukan di dalam hutan lindung, malah di pohon yang bukan berada di areal hutan lindung. Wah koalanya juga bosen didalam hutan mulu, pingin juga kan lihat bule berjemur:)

Nah, itu cerita singkat ayah tentang tiga tempat tadi. Maaf ya Ayah ngga bisa menceritakan secara detail. Yang penting kalian punya gambaran deh.

Ayah,
yangbarupulanglangsungceritakekalian

Rabu, 11 April 2007

Sedih lagi, sedih lagi...

Ngomongin masalah kalian, rasanya selalu mengundang kesedihan. Kerinduan kepada kalian itu luar biasa berat. Melebihi beratnya beban kuliah. Baru aja Ayah telpon Om Rahmat. Ternyata dia mengalami hal yang sama. Kata dia,"rasanya hati seperti teriris." Dan diapun menangis kala memandangi foto anaknya.
Mungkin bagi orang lain, aneh dan gimana gitu. Tapi, realitanya memang begitu. Betapa beratnya berpisah dengan yang paling tersayang. Biarpun udah mencoba berbesar hati dan berusaha mengingat bahwa "yang tersayang bakal melayang, yang terkasih bakal terpisah", ya tetap aja, perasaan rindu dan kehilangan itu ngga mudah untuk diabaikan.
Sederhana deh, misalnya setiap hari kamu bertemu, bercanda, saling mencurahkan kasih sayang. Terus, sekarang sendiri, ngga ada teman bercanda, ngga ada tempat mencurahkan kasih sayang, ngga ada teman ngobrol pula. Bagaimana? tersiksa khan?
So, mungkin salah satu jalan (menurut Rahmat dan Emi) carilah kegiatan, ke kampus misalnya, atau carilah teman yang sama-sama sendiri. Gampang, tapi ngga gampang juga. Nyari teman yang sama-sama sendiri juga ada, tapi kan minatnya kadang beda. Terus, karena beda karakter (pasti sih) kadang susah juga menyesuaikan. Nah, enaknya kalau ketemu yang emang klop,...baru asyik. Ke kampus? boleh juga, tapi jangan keseringan di depan komputer nanti malah tambah bete.
So, persoalan kangen sama keluarga memang luar biasa berat. Tuhan, tolong lah hamba..

Ayah
yg lagi sedih dan bingung, gara-gara semua teman udah kumpul sama keluarganya

Selasa, 10 April 2007

Bingung

Ayah benar-benar bingung, antara mengajak kalian ke sini (Australia) atau Ayah sendirian saja di sini.
Kalau lagi sepi, sendiri kaya gini, terus inget kalian yang lucu dan lugu, rasanya pingin kumpul dengan kalian.
Tapi kalau inget disini ngga pasti, sewa rumah mahal, ayah ngga yakin dengan kemampuan ayah kuliah, ayah harus kerja keras untuk menutup kekurangan biaya hidup, rasanya mending kalian di Indonesia aja deh. Bukannya ayah ngga mau kerja keras lho!, disini yang namanya kerja keras itu ya bener-benar keras seperti kerja cleaning malam hari, nyuci piring di restoran yang capenya minta ampun, nganter junkmail yang ngga begitu cape tapi hasilnya juga ngga seberapa. pokoknya serba ada konsekuensinya : mau uang banyak? kerjaannya cape, ngga begitu cape, uangnya ya ngga banyak juga.
Jadi kalau ayah mesti kerja cleaning malam, gimana dengan kuliah Ayah? dan capenya itu serta mesti begadang..Ayah kayanya ngga kuat deh?!!
So, Ayah bingung, kalau lagi kangen rasanya pengen terbang aja, pulang ke Indonesia. Di sana, biar ngga kaya, semua ngga nyakitin hati, kerja ngga terlalu berat, banyak saudara, udaranya ngga terlalu panas aau terlalu dingin, makanannya enak dan murah, sewa rumah murah..pokoknya banyak enaknya.
Tapi ayah kangen banget...:((

Senin, 09 April 2007

Ada tapi ngga ada

Entah mengapa Ayah tuh seneng banget menganggap diri Ayah dianggap ngga ada kalau lagi ngumpul dengan temen, rapat atau ditengah-tengah orang. Rasanya nyaman gitu, karena menurut Ayah, asyik gitu bisa observasi orang, tapi kita seolah-olah ngga' dianggap ada sama lingkungan.
Mungkin bagi kebanyakan orang menyakitkan kalau kehadirannya dianggap ngga ada. Kalau Ayah sih cuek aja, karena emang Ayah ngga berminat menonjolkan diri. Ayah cukup nyaman dengan keadaan Ayah sekarang, ngga terlalu banyak teman, sering dianggap ngga ada, terus kalo lagi ngumpul-ngumpul juga ngga jadi pusat perhatian, hmmm nyaman deh.
Kaya kemarin pas ikut rapat PPIA, Ayah sih cuman diem aja, males ngasih masukan, males ikut terlibat. Dateng juga karena diajak Sony, kalau atas kemauan sendiri mah males amat. Makanya Ayah ngga dilibatin dimana-mana, karena cuman kaya patung doang. Bagi orang mungkin menyakitkan dan terkesan bodoh, kalau Ayah sih asyiiikk?!!.
Entah ya, mungkin karena Ayah aslinya orang yang pendiam, pemalu dan susah bergaul, jadi pasa saat diminta telibat dan mengharuskan bertemu banyak orang malah merasa tersiksa. Ayah lebih senang berteman dengan sedikit orang tapi dengan kualitas yang baik.
So, itulah mengapa bagi ayah lebih asyik ada tapi ngga ada. Contoh lainnya adalah, selama ini hampir semua saudara ngga nyadar kalau Ayah itu adalah anak termuda dikeluarga.Mereka ngga tahu kalau Ayah ada, karena kalau ada mereka, ayah pasti ngumpet, jadi yang dianggap terkecil itu ya bang Gera. Hi..hi..lucu kan kalau ada yang nanya, lho ini anak yang mana?
tapi, sebenernya itu ngga baik kok, cukup ayah aja deh yang kaya gitu, kalau Rifqi dan Rizky harus menjadi anak yang terbuka, ceria, dikenal banyak orang karena prestasi dan kebaikannya, mudah bergaul dan percaya diri. ok?

Minggu, 08 April 2007

Pubbing and Turkis' Restaurant

Semalam (7 April 2007) Ayah merasakan untuk pertama kalinya -selama di Brisbane- makan malam di restoran (Ahmets' Restaurant) di South Banks kemudian mengunjungi sebuah pub di jantung kota Brisbane (Brewpub).
Ceritanya, ketika Ayah sedang bete banget karena seharian hanya dikamar, browsing, ngerjain asignment, Ayah telpon teman Ayah -Sony-, sekedar mengilangkan kejenuhan dan kesepian dan bilang Ayah mau main ke rumahnya. Ok, katanya.
Eh, ternyata Sony punya jadwal makan malam karena temannya merayakan ulang tahun yang ke-24. Jadilah ayah dadakan ikutan, walau ngga diundang, tapi atas nama Sony, cuek aja ikut. Meluncurlah Ayah, Sony dan teman-teman rumah Sony yang dari berbagai bangsa (Perancis, Australia-Amerika, Singapura, Banglades, China, Vietnam dan Iran) ke restoran Turki. Ngga seperti adat di Indonesia, yang berulang tahun adalah yang menanggung biaya makan, kalau disini ya tetap bayar sendiri-sendiri (tapi itu lumrah koq di adat barat). Kita milih makanan yang bisa dishare rame-rame yang costnya perorang sekitar AUD25. Hi..hi..lucunya karena Ayah ngga niat sebelumnya, Ayah cuma punya AUD20 di kantong, so, apalagi kalau ngga minjem ke Sony.
Selesai makan, kita lanjutkan ke Pub di jantung kota Brisbane. Ngga seperti perkiraan Ayah sebelumnya, yang membayangkan suasana hingar bingar dan crowded, ternyata disini ngga begitu ramai, ngga ada orang mabuk berat. Yang ada cuma live music dan TV layar datar besar yang menayangkan pertandingan Australian Football. Mungkin karena malam minggu kali ya (Di sini lebih ramai malam sabtu dibanding malam minggu -red).
Teman-teman internasional semuanya nge-beer, ngga terkecuali teman Singapura, Banglades dan Iran yang katanya muslim, menenggak dengan nikmat beer dan jenis minuman alkohol lain. Cuma Ayah dan Sony aja yang ngga ikutan, pesan Coke juga ternyata emang ngga ada. Ayah dan Sony cuma asik mengamati suasana aja jadinya.
Ngga terasa, jam menunjukkan pukul 11.45 malam. Kami bergegas bergerak, takut kehabisan bis terakhir. Dengan berlari kecil, kita menuju halte bis no. 412 yang akan membawa kami kembali ke St Lucia. Ah, syukurlah ternyata masih ada.
Ya, itulah pengalaman pertama Ayah ngeliat dan ikut gimana cara bergaul international. Kita bergaul secara dewasa dan demokratis, ngga ada paksaan untuk melakukan hal yang kita ngga suka. Asyik juga sih, jadi tau gimana cara mereka merayakan ulang tahun dan menghabiskan malam bersama..

Sabtu, 07 April 2007

Pulang

Semalam (5 April 2007) Ayah nganter teman Ayah ke Bandara Brisbane karena akan pulang ke Indonesia menjemput anak dan istrinya. Wuih, rasanya pingin pulang juga jadinya. Udah kebayang semua yang Indonesia,..tapi Ayah kan pulangnya masih lama (hik..hik..)

Ngomongin masalah pulang, kayaknya semua perantauan akan setuju bahwa "Pulang Kampung" adalah salah satu bagian paling menyenengkan dalam episode hidup seorang perantau. Gimana nggak, pulang ke tempat dimana kita lahir, tumbuh, bergaul, tempat dimana kita hirup udaranya, minum airnya, kita pijak tanahnya adalah sesuatu anugerah terbesar. Pasti, kenangan akan semua itu tak akan pernah hilang..

Pulang dengan membawa rindu di dada akan pertemuan dengan orang-orang yang kita kenal dan kasihi bertahun lampau -lebih dahulu dari orang yang kita kenal diperantauan- tentu sebuah pengalaman yang mengasyikkan. Bertukar cerita, berbagi kabar dan memberi oleh-oleh (walau mungkin nilainya tak seberapa) adalah kesenangan yang lainnya. Melihat kembali tempat kita pernah bermain dulu, tempat kita berbagi canda dengan teman, tempat kita menangis, tertawa, teriak dan bercakap..ahh!! pasti semua penuh kenangan dan mengasyikkan...

Pulang ke kampung halaman? ah siapa sih yang menolak? hanya orang dengan pengalaman paling pahit dan paling tidak menyenangkan saja yang enggan untuk pulang ke kampung halaman. Itu pun -saya yakin- masih ada sedikit harap untuk melihat kampung halaman kembali, walau hanya sekedar ingin tahu perubahan apa yang terjadi. So, ketika masa-masa liburan, berbondonglah orang-orang dari kota ke desa dari negara ke negara, untuk kembali ke kampung halaman. Ah indah nian ya...

Itulah, ketika melihat teman pulang...rasanya pingin banget, pinginnya melebihi apapun. Apalagi terbayang pertemuan dengan anak dan istri terkasih,..hik..hik..pingin rasanya mengecil, masuk dalam koper, terus tiba-tiba udah di Jakarta (gubrakk!!! kok jadi menghayal).

Ayah berharap, dua tahun yang akan datang, kegembiraan itu akan mengampiri Ayah dan bersama-sama terbang ke Jakarta. Aku ingin pulang...

Rabu, 04 April 2007

Sepi, Sedih dan Sendiri

Ah, mengkin anda sebel melihat dan membaca blogger ini karena isinya melulu tentang kesedihan dan kerinduan. Mungkin anda juga akan menilai betapa cengengnya saya...
Semua saya akui, emang begitulah nyatanya. Saya begitu merasa sendiri di sini, kesepian dan akhirnya jadi sedih kan? Saya itu type orang yang senang berkumpul sama keluarga, sering di support dan selalu diperhatikan oleh keluarga. Nah, sekarang ini semua itu ngga ada. Gimana ngga down?
Emang sih saya harus sadar diri, saya ini ada di negeri orang. Sedang berjuang mencapai sesuatu yang lebih baik. Jadi ngga usah sedih karena ngga kelaparan, ngga kedinginan atau kepanasan. Semua serba cukup. Bener banget!!! Tapi semua itu ngga bisa menggantikan perasaaan kangen saya pada keluarga dan anak-anak.
Tiap kali inget mereka, saya jadi merasa sepi, sendiri dan sedih..
Bisa dibayangin ngga sih, saya yang di Indonesia biasa berada ditengah-tengah keluarga lebih dari 12 jam, disini harus sendirian di rumah? Bangun pagi siap-siap masak, ke kampus terus balik lagi ke rumah. Kalau di Indonesia pas pulang kantor disambut hangat anak dan istri. Nah, kalo disini pas pulang kerumah ngga ada yang nyambut, masuk kamar yang dingin..wah pokoknya terasa banget kesendiriannya deh..
Apalagi kalo lagi datangnya rasa kangen,..pengin banget rasanya pulang ke Indonesia.
So, itulah mengapa saya menumpahkan semua perasaan saya di blogger ini, cuma buat sekedar membantu menumpahkan perasaan di dada, biar agak sedikit lega..
(he..he.. waktu awal-awal sih kalau lagi kangen pake berlinangan airmata segala..upss jadi malu). So, jadi jangan protes ya, kalau blogger ini isinya cuma tentang kesepian, kerinduan dan hal-hal berbau cengeng lainnya. Yah, mungkin ada juga yang bisa diambil pelajaran: kalau lagi sedih mending nulis, baca buku, baca qura'an, nonton tv atau pokoknya berkativitas deh.,...pasti lama-lama juga ilang perasaaan sedihnya.
Kalau nelpon kayaknya ngga begitu membantu deh biat saya, soalnya tiap abis telepon saya malah merasa lebih kangen lagi, kan jadi repot tuh :-). Jadi, ya lebih baik SMS-an kalau saya, jadi ngga begitu sedih..tapi tergantung masing-masing sih..
So, buat yang sedang sedih dan merindu, silahkan membuat aktivitas sendiri buat mengalihkan perasaan. OK??
ini lagu favorit saya, yang dinyanyikan oleh Once, judulnya Dealova;
Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang bisa slalu kau rindu
karena hampanya hati tanpa dirimu
karena hati telah letih tanpa dirimu
....dst

Senin, 02 April 2007

kmB%H@M6ew5hamkmk

Ya Allah,..betapa ingin hamba memberi semua yang diinginkan anak hamba.
Ya Allah,...izinkan hamba memberi kebahagiaan dari-Mu melalui jalan hamba-Mu ini
Allah, berdosakah hamba meninggalkan mereka di Indonesia? sungguh hamba hampir tak kuat menjawab pertanyaan anak-anak,..kapan ayah pulang?
sungguh hamba sedang bingung saat ini...hamba sedih banget, cengeng, norak, ngga tahu diri,..pokoknya reseh banget deh..hancur, ngga kece,...ngga tahu apa yang harus dilakukan..
nangis? sampai bosen,..norak ya..nulis ngga tau juntrungannya..tolong dong...apa ini yang terbaik??
keseringan dengerin lagu cengeng kali ya, jadi norak begini,..rada aneh dan ngga nyambung,.suer saya sendiri ngga tahu apa yang mesti saya tulis..banyak asignment,belonm selesai///.,,mnb;awnauamapovma,m, a;;ma'a
;afainaamvavnvak///...maaaaf ya,,,..kalau mengganggu...