Rabu, 30 Mei 2007

Kuliah terakhir semester 1/2007

Minggu ini adalah minggu terkahir masa perkuliahan semester 1/2007. Duh, gimana gitu rasanya, antara perasaan seneng dan takut. Senengnya alhamdulillah sudah melewati satu semester, takutnya bisa ngga ya menghadapi ujian semester ini? Soalnya ini pengalaman pertama ujian seratus persen pakai bahasa inggris dan di negara yang berbahasa inggris. Wiih..ceyem deh..

Hari ini (Rabu, 30 May 2007) kuliah terakhir untuk mata kuliah Legal Environment of Business (Hukum Bisnis) dan Accounting (Akuntansi). Kamis kuliah terakhir untuk Management System dan Jumat untuk Finance. Sehabis kuliah terakhir, seribu tanya bermunculan, gimana examnya ya?

Ayah hanya bisa berharap, semoga Allah memberi kesempatan kepada Ayah untuk menyelesaikan kuliah disini sampai selesai. Ayah akan berusaha sekuat tenaga untuk belajar dan belajar, memahami soal dan mencari penyelesaiannya. Semoga cara ini bisa membantu. Walau ada kekhawatiran lain soal bahasa, rasanya itu masih bisa diatasi dengan membaca soal lebih hati-hati dan memaknai-nya dengan cerdas.

Syukur alhamdulillah, walau sebenarnya ngga bisa dibilang waktu berjalan cepat, tapi sampai juga akhirnya di ujung semester. Semoga ayah bisa merasakan ujung semester-semester berikutnya: 2, 3, dan 4. Terus kembali ke Indonesia dengan perasaan lega dan bangga karena telah menyelesaikan salah satu episode dalam perjalanan hidup ayah. Semoga..

Selasa, 29 Mei 2007

Masalah dan masalah

Wah, tinggal dalam satu rumah dengan banyak keluarga emang banyak masalah. Ayah mengalami sendiri hal itu. Ada-ada aja masalah yang dihadapi, dan semua masalah itu harus diselesaikan dengan menahan rasa dan pertimbangan tidak akan melukai perasaan teman serumah.

Mau tau masalahnya apa? berikut beberapa hal yang menurut ayah adalah sebuah masalah, paling tidak bermasalah dari sudut pandang ayah:

1. Masalah kenyamanan
Benar-benar ngga nyaman deh kalau rumah itu overload penghuni. Seperti rumah yang ayah tinggali sekarang sebetulnya overload banget: 5 orang dewasa dengan tiga anak kecil. Menurut ketentuan sih seharusnya dengan jumlah tersebut jumlah kamar minimal empat atau lima kamar tidur dan tiga kamar mandi.

Emang sih dari segi kamar tidur dan kamar mandi selama ini tidak terjadi suatu benturan karena masing-masing punya kamar mandi dan kamar tidur pribadi. Tapi, dari segi kenyamanan yang lain, misalnya soal menikmati suasana santai di ruang keluarga. Karena ramai banget, jadi susah juga buat duduk berleha-leha sambil menonton TV. Apalagi ketiga anak kecil tersebut sedang dalam masa pertumbuhan dan lagi senang banget main. Jadinya kalau lagi ngumpul, niatnya mau intermezo sejenak menghilangkan kepenatan dikamar, malah direpotin sama anak-anak tadi. Ngga enak kan? (kalau anak sendiri sih ngga ada rasa direpotin deh-red)

2. Masalah makan
Ini juga masalah deh. Mau masak sendiri, rasanya gimana gitu, terlalu crowded di dapur, karena kalau masak sendiri-sendiri jadi gantian dan pasti antri. Terus juga, masalah stock makanannya. Karena fridge nya cuman satu dan sebenarnya untuk kapasitas satu keluarga, kalau masing-masing punya stock makanan, fridge-nya jadi overload. Terpaksa deh ngalah, ikutan sharing aja. Walau dari segi ini rada mending karena ngga direpotin sama urusan masak, tapi bermasalah di soal selera.

Kalau ayah sukanya makanan yang pedas, asam dan berbumbu. Sementara, kalau sharing masalah selera ya ikutan yang masak. Kadang-jujur- ngga berselera juga sama masakan yang ada, tapi dari pada lapar dan memang sudah sharing (rugi dong kalau ngga makan) ya dimakan juga. Kadang pingin juga masak selera sendiri, tapi malah jadi boros dong. Bingung deh!

3. Masalah anak-anak
Seperti point 1, ini terutama berkaitan dengan prilaku anak-anak. Betul mereka memang senangnya main dan dimanja, tapi kalau sampai yang diajak main merasa terganggu juga jadi masalah kan? Contohnya begini: kalau pagi, sebenarnya rencana ayah adalah selesai sarapan, ayah kembali ke kamar untuk baca buku, belajar atau mengerjakan sesuatu. Tapi karena diajak main sama anak-anak, terpaksa deh ayah ngga bisa langsung balik ke kamar.

Untuk menemani bermain ini minimal menghabiskan waktu 30 menit sampai satu jam. Udah gitu jenis permainannya bikin ngga mood, seperti main mama-papa (Ayah dipanggil mama dan harus berlaku seperti seorang mama). Sebel juga sih rasanya diatur-atur sama anak kecil dan kadang mereka suka over-acting juga. Mau ninggalin ngga enak sama ibunya, mau diterusin makan hati.

Sebenarnya ayah suka sama anak kecil, tapi kalau mesti berlaku seperti itu, ya malas juga. Dan ujung-ujungnya, mood ayah untuk belajar langsung hilang saat kembali ke kamar. Di kamar malah cuma kesal sendiri jadinya, habis ngga enak mau ngapa-ngapain.

Another masalah adalah, pada saat ayah makan, baik itu sarapan, makan siang atau makan malam pasti deh di gangguin (bahasa betawinya: direcokin. Entah sendoknya diambil, terus makanannya diaduk-aduk. Kadang ayah disuapin (ih ngga enak banget disuapin anak kecil, mereka kan ngga ngerti interval tiap suapan), padahal dimulut ayah masih penuh. Lebih aneh lagi, kadang mereka nonton ayah makan sambil bilang-bilang: Om telurnya om, om sayur nya..ih..jadi ganggu selera kan?

Pernah juga susu ayah diaduk-aduk, udah gitu tumpah. Parahnya lagi, susunya kemasukan makanan dari mulut salah satu anak tadi. Walah, kalau anak sendiri sih ngga mengapa. Kalau anak orang -walau dia bersih- rasanya gimana gitu?! susunya kemasukan makanan yang dari mulut:(..untungnya bisa ayah buang, disaat ibunya ngga lihat..

3. Masalah bill
Nah hari ini dateng tagihan listrik sebesar AUD260. Oalah mak, mahal be'eng. Masak sih samapai segitu mahal, listriknya dipakai buat apa aja tuh?

Masalah disini adalah bagaimana membagi bill listrik tersebut secara adil. Kalau mau adil kan seharusnya bill tersebut tidak dibagi rata. Misalnya, ayah yang sendiri tentu bayarnya harus lebih murah dari yang berkeluarga dong. Mereka pasti pemakaian lsitriknya pasti lebih banyak seperti cuci baju, setrika, mandi dan masak. Tapi, ayah ngga yakin mereka bakal berfikir seperti itu. Ya, terpaksa ngalah lagi deh.

Terus juga masalah kebersihan. Karpet diruang tamu sekarang kotornya minta ampun. Tumpahan susu, makanan, air minum, buah dan lain-lain membuat karpetnya udah ngga jelas kebersihannya. Nah, siapa ya yang akan bertanggung jawab buat manggil professional carpet cleaner dan membayarnya? Kalau secara logika pasti yang punya anak ya...tapi apa ayah tega?

hah..ternyata banyak benar ya masalah diluar masalah kuliah, kangen dan bosan dengan kehidupan di St Lucia ini..cape deh..

Hujan seharian

Katanya musim dingin, tapi hari ini malah hujan seharian. Cuaca mendung dan sesekali diselingi hujan serta udara yang dingin benar-benar membuat ayah suntuk. Seharian berdiam di kamar, baca buku, email, denger musik.. lama-lama bete juga. Apalagi sepi banget begini, bikin ngga betah.

Kalau lagi begini, rasanya ngga enak banget. Ngga tau mesti ngapain. Padahal sebentar lagi ujian, sebenarnya bisa dimanfaatkan buat belajar, tapi malasnya minta ampun. Yang ada cuma kebayang Rizky, Rifqi dan Bunda di Indonesia. Wah, bikin kangennya ngga ketahan.

Akhir-akhir ini malah rasa kangen kepada kalian terasa banget. Seharusnya rasa itu harus diredam dulu, dalam rangka menghadapi ujian, biar bisa konsentrasi belajar. Tapi sungguh, suasana yang bikin bete begini bikin semua ngga enak dijalanin. Bosen, kangen, pengen ngobrol, pengen mencurahkan kasih sayang tapi kalian jauh. Sedih banget..

Abang, Bunda dan Cici, ... ayah memang berusaha untuk menahan semua itu, tapi kalau terus-terusan bete begini, apa ayah tahan ya? pengen cepet-cepet pulang, bertemu kalian, kumpul, tertawa dan bahagia bersama. Sungguh, sendirian itu ngga enak, apalagi saat menghadapi kesulitan. Ngga ada teman berbagi, cuma sendiri dalam rasa sedih.

Sholat,membaca alqur'an mungkin salah satu obatnya. Tapi godaan nya terlalu berat, ayah belum sanggup menepis itu. Paling sering ayah lakukan adalah keluar kamar, jalan kemana saja yang penting keluar..biar ngga bete dengan suasana kamar. Tapi nanti kalau balik lagi? ah bete lagi..tolong Tuhan.

Minggu, 27 Mei 2007

Museum

ini salah satu koleksi yang ditampilkan di museum
Hari ini untuk mengisi waktu ayah mengunjungi museum yang letaknya sejajar dengan South Bank Parkland, di tepi the Brisbane River.

Museumnya terdiri atas empat lantai. Masing-masing lantai menampilkan koleksi yang berbeda. Lantai dasar adalah museum science, lantai dua tentang transportasi, lantai tiga tentang binatang, dan lantai empat kebetulan sedang di renovasi jadi ga tau tentang apa.

Tapi di lantai dua ada juga yang menarik lho, yaitu ada satu ruangan khusus yang menampilkan replika kura-kura. Di situ ada catatan tentang kekhawatiran akan kepunahan kura-kura. Menurut catatan tersebut sekitar 50,000 sampai 100,000 kura-kura hijau dibunuh setiap tahun dalam rangka migrasi dari Australia ke Indonesia untuk bertelur. Sedihnya pembunuhan tesebut dilakukan terutama di Indonesia khususnya di Bali.

Di situ juga ditampilkan replika kura-kura raksasa namanya Leatherback Turtle (Dermochelys Coriace). Jenis ini bisa tumbuh sampai 2 meter dan yang terbesar tercatat mempunyai berat 914kg. Gede banget ya?

Di lantai tiga, kita bisa belajar tentang rantai makanan (food chain). Di situ replika (atau mungkin juga asli)berbagai binatang pemangsa disusun berdasarkan tingkatan predatornya. Dan untuk ukuran predator paling tinggi ternyata beruang putih. Wah, untuk anak-anak sekolah asyik banget pasti, belajar sambil berwisata. Ada juga replika biantang-binatang lain seperti burung, ikan, kupu-kupu dan beberapa binatang asli Australia.

Terus untuk lantai satu, sayangnya ayah ngga masuk ke sana, soalnya sepertinya bayar sih.. biasa kan kalau bayar, mikir dulu. Kalau bisa gratis kenapa mesti bayar, ya ngga?

Sebenarnya disebelah museum ada Art Gallery, tapi ayah ngga masuk. Udah pernah masuk juga sih. Disitu dipajang berbagai benda seni. Yang paling banyak sih lukisan. Lukisan kuno juga ada dari abad 18-an.

Kalau disini ayah ngga bisa menahan geli di hati. Bukannya meremehkan, tapi buat ayah yang ga begitu mengerti lukisan, ngeliat lukisan yang seperti buatan anak yang ga bisa gambar dipamerkan terasa lucu. Bagi yang ngerti pasti emang bernilai seni amat tinggi, tapi ayah kan ga ngerti.

Tapi kalau mau menikmati yang lain, banyak pilihan kok. Benda-benda seni lain juga asyik dinikmati kok.

Sabtu, 26 Mei 2007

Hari ini banyak cerita

Abang dan Cici dalam gaya yang menggemaskan (salah satu foto yg dikirim bunda)
Bunda, abang dan Cici, kali ini ada beberapa topik yang ingin ayah tulis untuk kalian... soalnya beberapa hari ini ada beberapa kejadian yang sempat menyentuh batin ayah, yah paling tidak meninggalkan "sesuatu" bagi batin ayah.

Belanja mingguan
Belanja mingguan seperti sayur, lauk, buah dan beberapa kebutuhan tambahan sangat menyita waktu. Bayangkan, untuk belanja saja disini bisa menghabiskan waktu sampai lebih dari 5 jam atau kadang-kadang setengah hari. Selain jaraknya yang jauh, juga semua barang tidak tersedia dalam satu tempat. Huh, menyebalkan dan cape.

Jadi, kalau mau beli sayuran di Darra, terus beri daging di butcher (tukang jagal daging, seperti kakek-red)yang jual daging halal, beli bumbu mesti di Yuen (untuk bumbu Indonesia), terus kalau kebutuhan lain mesti di Coles atau Woolworth. Bayangin, untuk tiga atau empat jenis kebutuhan yang berbeda mesti beli di empat atau tiga tempat berbeda pula. Repot kan? kalau ngga punya mobil pribadi, bisa seharian tuh, karena jadwal bis itu kalau hari sabtu atau minggu agak jarang, satu sampai dua jam sekali. Kebayangkan bete nya?

Email bunda dan foto-foto kalian
Wah seneng banget ayah waktu bunda ngirim email yang di-attach foto-foto kalian. Tapi juga jadi sedih banget ayah memandangi foto kalian, karena rindu ini rasanya semakin bertambah parah. Apalagi melihat wajah kalian bertiga, sepertinya ada sesuatu yang kurang dalam pancaran wajah kalian. Ya, kehadiran dan kasih sayang ayah.

Apalagi ngeliat Abang yang rada kurus, apa pengaruh ketiadaan ayah disisi kalian ya? Ngeliat Cici yang lucu dan menggemaskan. Huh, semua begitu berat dirasakan. Apalagi sebentar lagi Cici ulang tahun ke-3. Wah, tambah sedih jadinya, ngga hadir di hari istimewa Cici. Maafkan ayah ya sayang..

Potong rambut
Karena biaya potong rambut di sini mahal -sekitar AUD10 atau Rp70.000,00 jadi ayah rasanya lebih hemat kalau potong sendiri. Ya, walaupun modelnya sama alias model cepak abis, masih lumayan. Dan, anehnya ayah dan teman-teman ayah jadi mendadak bisa ngerjain segala hal yang sebelumnya ngga pernah terbayangkan, seperti potong rambut dan masak.

Hari ini ayah potongin rambut Om Adi. Lumayan lah, walau ngga terlalu rapi tapi ngga malu-maluin. Lagian juga di sini orang-orang hampir ngga perduli dengan penampilan orang lain alias masa bodoh. Jadi cuek aja mau potongan rambut jelek juga atau pakai baju jelek..pokoknya jadi cuek deh.

Spagethi
Hari ini ayah makan malamnya spagethi di rumah Om Sony. Memang Om Sony pernah cerita kalau dia masak spagethi-nya enak dan janji suatu saat bakalan masak spagethi dan ngundang ayah buat nyoba (sebenernya sih ayah yang minta nyoba..he..he). Tapi karena kesibukan kuliah dan jadwal yang berbeda, rencana tersebut ngga pernah terlaksana eh belum sempat terlaksana.

Nah ceritanya sehabis cukur rambut Om Adi, Om Sony dan ayah baru punya kesempatan buat makan spagethi buatan Om Sony. Enak? enak tuh. Sebenernya ayah ngga suka spagethi karena ngga suka rasa sausnya yang rada asam. Tapi Om Sony ternyata pinter masak juga, sausnya enak: gurih, pedas dan ngga terlalu asam. Campurannya juga enak, daging cincang dan cumi. Pokoknya rasanya udah disesuaikan dengan lidah Indonesia. Dan kebetulan juga memang udah kelaperan. Jadi, enak banget.

Tumben juga ayah makan ada yang menemani. Biasanya ayah selalu makan sendirian (sedih deh). Kali ini karena makannya sambil ngobrol dan cerita macam-macam, jadi lebih enak rasanya. Dan emang menurut ayah, Om Sony ini teman yang baik sekali sama ayah. Ya, seperti cerita ayah sebelumnya, dia sering membantu ayah untuk mengatasi perasaan rindu pada kalian, dan membesarkan hati ayah untuk tetap semangat.

Tulisan ayah dimuat lagi di Kompas Cyber Media Community
Tulisan ayah tentang akibat rokok dan alkohol ternyata dimuat lagi di Kolom Kita (koki) edisi tanggal 25 MEI 2007 dengan judul Cerita sedih akibat Rokok dan Alkohol.
Nah ini dia linknya :
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=30998§ion=92

Nah, begitu cerita ayah..

Kamis, 24 Mei 2007

Kabar dari Jakarta

Seneng kalau dapat kabar dari Jakarta
Kadang, kalau lagi merasa sepi dan kangen, salah satu cara untuk menghilangkannya dalah dengan menelpon ke Jakarta. Tentu saja, ngobrol sama bunda dan menanyakan kabar Cici dan Abang tersayang. Dan paling seneng kalau yang mengangkat telpon pertama kali adalah Cici. Cici selalu bilang begini, "hallo ini siapa?" dengan suaranya yang khas dan enak didenger. Terus terang ayah seneng banget kalau yang mengangkat pertama kali Cici atau Abang. Apalagi kalau mereka berdua mau diajak ngobrol dulu. Abang dan cici kalau terima telpon ayah kadang-kadang ga mau berlama-lama, langsung di kasih bunda. Kalau abang langsung bilang,"Udah ya yah, nih bunda yah..". Kalian emang lucu-lucu.

Dulu waktu pertama-tama, setiap denger kabar dan cerita tentang Abang dan Cici, ayah pasti nangis. Perduli nelponnya di telpon umum, nangisnya jalan terus, walau cuma mata yang basah dan dada yang terasa sesak. Apalagi kalau mereka udah bilang,"ayah, kok Cici ga di ajak ke Australia" atau Abang bilang,"Ayah abang mau ke Australia". Aduh rasanya hati ini hancur. Karena selain kangen banget, juga rasanya ingin berontak dengan keadaan.

Namun seiring berjalannya waktu, walau nangisnya tetap tapi tingkat ketabahannya sedikit meningkat walau cuma sedikiiiiiiit banget. Sekarang rada lumayanlah, walau kadang ga tahan, masih bisa untuk berusaha melupakan. Dan kalau di telpon pun topik bahasannya udah beragam, ngga cuma membahas rasa kangen, sepi dan kesedihan. Topiknya udah berubah kebanyak tema, tentang keluarga secara keseluruhan atau topik ringan lainnya.

Kadang kalau membahas tentang keluarga rasanya lucu gitu. Ada aja masalahnya, dari soal sepele sampai soal yang lucu. Tapi kalau soal yang berat-berat kayaknya keluarga di Jakarta ngga bakal cerita deh:)

Yah, begitulah..seneng kalau dapat kabar dari keluarga atau teman di Jakarta. Rasanya disini jadi ngga sendirian dan merasa masih diinget. Pokoknya kerinduan akan Jakarta ngga bakal hilang deh. Apalagi kalau lagi kangen, terus ada yang SMS atau dapat Imel..duh bahagianya.

Makanya, kalau lagi kangen jangan denger lagu-lagu Indonesia, apalagi lagunya yang sedih gitu..tentang kerinduan misalnya. Duh rasanya pengen nangis Bombay.. mengiris-iris hati..hiks..

Selasa, 22 Mei 2007

Pengakuan

Kasih yang tulus
terpancar di wajahmu
disaat kubelai
ujung keningmu

Dan tak terasa
menetes air mata
curahan bahagia
disaat itu
kuterima kelembutan
ungkapan kasihmu

Didalam kepasrahan
engkau terbaring
hanyalah do'a kupanjatkan
agar tetap kau bertahan

Tuhan
hapuskan segala
keresahan jiwa
ku yg lemah ini
dan datangkan sinar

Tuhan
berikan ampunan
untuk ku yang slalu
membuat dirinya
susah karena diriku

maafkan semua
kesalahanku
kini kutak berdaya

detik ini
batas diriku
tuk mengisi cintamu

maafkan sgala salahku
kini kumengerti
betapa cintamu
tlah kau berikan semua

Tuhan
bimbinglah dirinya
kekasih hatiku
yang sangat kucinta
walau slama ini
kutak bisa
membahagiakan dirinya


Pengakuan : Chrisye

Lagu berjudul Pengakuan tersebut kayanya pas banget dengan apa yang telah terjadi dengan bunda. Betapa bunda begitu tulus mencintai ayah, tapi ayah banyak menyusahkan bunda dan sampai saat ini ayah belum mampu membahagiakan bunda

Bunda, malam ini dalam kesepian dan rasa dingin yang mencekam, maafkan ayah atas apa yang telah perbuat selama ini terhadap bunda. Ayah sering merepotkan. Bunda, Ayah ingin membahagikan bunda. Bunda, betapa ayah mencintai bunda.@};-

Senin, 21 Mei 2007

Kamera DSLR Ayah yang pertama

Hai bunda, Cici dan Abang

Hari ini ayah baru beli kamera SLR, jenis kamera yang biasa dipakai oleh para photograper. Merk-nya Pentax K100D, harganya A$899. Harga segitu termasuk murah karena sudah dapet dua lensa, yaitu 18-50mm dan 55-200mm. Kalau lagi tidak ada promo harganya bisa lebih mahal.

Bukannya ayah boros lho bun. Ayah sebenarnya emang seneng banget kan sama photo-photo. Ngga cuma memotret tapi juga di potret, he..he.. Nah, waktu di Indonesia ayah ngga tahu jalurnya, gimana dan seperti apa dunia photograpi itu. Pas ayah tinggal di Australia ini, ayah punya banyak teman yang mengeluti hoby ini. Ayah jadi sering ikutan 'hunting' dsn jadi 'model' juga :). Terus dari situ, ayah jadi pingin punya kamera sendiri jadinya.

Selain itu, di Australia ini banyak sekali moment dan pemandangan bagus yang sayang dilewatkan begitu saja. Sambil menyaksikan festival misalnya, kan bisa sekalian ambil gambar biar tambah asyik. Belum lagi kalau jalan-jalan ke suatu tempat, banyak pemandangan bagus yang perlu diabadikan deh. Sekalian juga nambah kesibukan ayah kalau lagi libur, biar ga terlalu merasa sepi dan nganggur. Tau sendiri kan kalau lagi begitu ayah gimana? Jadi, (kaya'nya) emang perlu deh, bukan sekedar pingin dan ikut-ikutan.

Dan yang lebih penting lagi, mudah-mudahan hoby ini bisa bermanfaat di masa datang. Kalau ada acara kawinan atau pesta, atau apalah, siapa tau ayah bisa jadi 'mat kodak'nya, selain menyalurkan hoby juga dapet duit. Asyik ga tuh?

Nah bun, sekarang nambah lagi deh hoby ayah. Selain jalan-jalan, nulis, baca, makan dan masak, di photo, ...jadi photograper..

Mother Day 2007

13 Mei 2007, hari ini adalah hari ibu (baca: Bunda). Hari yang special bagi para ibu, karena saat ini mereka diberi perhatian lebih. Bunga, coklat dan aneka bentuk hadiah lain mereka terima. Cukup kah itu semua membalas kasih sayang yang telah mereka berikan?

Tidak, rasanya semua bentuk perhatian dan hadiah yang diberikan tak mampu membalas pengorbanan dan kasih sayang bunda. Mereka tak pernah mengeluh atas semua kegiatan yang mereka lakukan untuk kita. Mereka meneduhkan hati saat kita galau, mengusap airmata kita saat kita menangis dan menjaga kita saat kita lelap tertidur. Oh bunda, begitu besar pengorbananmu.

Seperti udara
kasih yang engkau berikan
tak mampu kumembalas
ibu

(Iwan Fals: Ibu)

Ketika lahir, saat kita menangis dia tersenyum bahagia. Saat kita bertumbuh dan menambah kerepotan, dia bangga dan memuji semua kelakuan kita. Dia bersihkan semua kotoran kita tanpa sungkan, walau saat itu bunda sedang menikmati makanan mereka. Menggendong kita saat menangis ditengah malam, walau kantuk menggelayut di pelupuk mata. Dia puja puji kita dengan ungkapan indah dan membanggakan.

Nada-nada yang indah
Slalu terbuai darimu
Tangisan nakal dari bibirku
Tak menjadi deritamu
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

(Melly: Bunda)

Bahkan, saat kita dewasa, do’a bunda tak henti mengiringi langkah kita. Setiap langkah yang kita buat, mereka mendukung sepenuh hati. Mendoakan agar semua langkah kita selalu dalam lindungan-Nya.

Di dalam do’anya
Kudengar bunda selalu
Menyebut namaku
Memohon agar ku terjaga
Dari segala bencana

(Chrisye: Bunda Tercinta)

Dan saat beban hidup begitu berat, bunda lah pelabuhan menunpahkan segala beban. Hatinya yang lapang mampu menerima keluh kesah. Membesarkan hati agar kita tegar menghadapi hidup.

Ingin kupeluk
Dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu
Lalu do’a-do’a baluri
seluruh tubuhku
Dengan apa ku membalas ibu

(Iwan Fals: Ibu)

Ah, dengan fakta-fakta tersebut, rasanya tak ada kata yang mampu mengungkapkan kasih sayang bunda.

Oh, yang kuasa
Berikanlah Rahmat-Mu
pada ibunda

(Chrisye: Bunda Tercinta)

Oh Bunda
Ada dan tiada
Dirimu kan selalu ada
di dalam hatiku

(Melly: Bunda)


jadiingetsamayangdiindonesiadeh!

Minggu, 20 Mei 2007

Ada Apa Dengan Bunda (AADB)

Membaca SMS bunda yang dikirimkan akhir-akhir ini, ada pertanyaan yang timbul di fikiran ayah. Apa yang sebenarnya terjadi dengan bunda? Bagaiman sih sebenarnya suasana di rumah nenek? Apa bunda dan anak-anak tidak bahagia ya?

Ya, SMS Bunda akhir-akhir ini mengindikasikan bunda sebenernya ga kerasan tinggal di rumah ini. Menurut bunda ada karakter dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan keinginan bunda. Tapi bunda tidak menjelaskan lebih lanjut dari semua itu. Dia bilang belum siap untuk menceritakan yang sebenarnya, takut nangis. Hmm,..jadi tambah penasaran jadinya.

Tapi biarlah, semua memang mungkin harus bengini jalannya. Ayah hanya berdo'a semoga semua akhirnya bisa teratasi. Dan menurut ayah, semua hanya karena faktor kebiasaan. Bunda yang sudah terbiasa dengan keadaan selama ini, sekarang harus menyesuaikan dengan keadaan yang baru, yang menurut bunda bertentangan dengan prinsip yang selama ini sudah dipegang dan dijalani. Ya, jadi memang berat sekali menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani.

Semua itu diperparah dengan kondisi sebagai a single parent. Tanpa bantuan suami, tanggung jawab untuk membesarkan dan mengawasi anak-anak luar biasa beratnya. Memang sih ada nenek, kakek dan om-om yang lain, tapi peran Ayah tidak bisa tergantikan oleh mereka. Apalagi mungkin, cara mereka membantu tidak sejalan dengan keinginan bunda. Yah, jadi semua tambah berat jadinya.

Terlepas dari semua itu, ini adalah kenyataan yang harus dihadapi sekarang dan satu setengah tahun kedepan. Sekarang semua tergantung bunda bagaimana meyikapinya. Sabar dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak mungkin adalah salah satu langkah terbaik. Atau, sekali-kali mengikuti keadaan yang ada tanpa harus terbawa arus juga bisa dilakukan.Ya, sekedar mengendurkan dan meringankan beban dihati untuk sementara.

Jadi, semua terserah bunda. Jarak yang jauh memang menjadi salah satu kendala untuk kita bisa bersama, sehingga keadaan seperti ini tidak akan terjadi. Tapi yakinlah, semua ini rencana Allah untuk membuat kita makin matang, dewasa dan mengerti akan arti hidup dan kehidupan.

Jumat, 18 Mei 2007

Soe Hok Gie

Malam ini, setelah jenuh dengan kuliah dan tugas-tugasnya, ayah rehat sejenak.Pilihan ayah adalah nonton film. Habis, menghibur diri dengan internet rasanya sudah agak bosen, pingin sesuatu yang lain. Kebetulan pula, memang Ayah sudah lama pinjam vcd film Soe Hok Gie sama Om Sony tapi belum sempat ditonton.

Kebetulan rumah lagi sepi. Matiin lampu kamar, setel filmnya pakai laptop. Berpura-pura nonton di bioskop beneran aja. Dan, ternyata memang asyik juga tuh, walau nontonnya cuma sendirian.

Dari judul filmnya : Soe Hok Gie, sudah pasti ceritanya tentang dia. Bagaimana dia menyikapi keadaan jaman itu (sekitar tahun 1965 dan 1966). Walau tidak terlalu detail dari sisi cerita pada jaman itu, tapi sisi kehidupan Gie lumayan terungkap.

Tidak hanya sepak terjang dan sikapnya yang digambarkan, tapi juga sisi romantis seorang Gie. Bagaimana dia akhirnya lebih dekat kepada Shinta yang anak orang kaya dan lebih agresiv dibanding kepada Ira. Padahal, Ira lebih dulu dia kenal, hanya karena Ira tidak se-agresiv Shinta, Gie akhirnya memang lebih dekat dan seperti melupakan Ira.

Tapi diakhir-akhir cerita Ira akhirnya tahu, bahwa Gie sebenernya mencintai Ira, melalui sebuah surat yang dititipkan pada sahabatnya. Sayangnya, semua baru diketahui disaat Gie sudah tiada. Sedih dan tragis.

Permainan Nicholas Syaputra yang gemilang, mampu menghadirkan sosok Gie yang idealis,tegas tetapi juga remaja. Bagaimana dia memainkan emosi penonton dengan baik saat dia begitu canggung duduk berduaan dengan Shinta dan kejadiaan itu seperti ulangan kejadian saat di duduk berduaan dengan Ira. Dialog nya pun sama, cuma beda siapa yang bertanya. Saat berdua Shinta, pertanyaan ini ditanyakan Shinta kepada Gie. Sedangkan saat bersama Ira, pertanyaan ini ditanyakan Gie kepada Ira, "Apa yang kamu rasakan saat duduk berdekatan dengan ku?" Dan semua itu malah menimbulkan greget tersendiri buat penonton. Soalnya, pertanyaan tersebut sama-sama tak dijawab.

Banyak lagi deh bagian-bagian seru dari film ini. Kalau mau tambah asyik, baca juga tulisan-tulisan Gie yang berjudul Zaman Peralihan dengan pengantar Dr. Kuntowijoyo. Kalau sudah baca buku tersebut, nonton film ini lebih nyambung deh.

Ini ada cuplikan puisi romantis seorang Gie

kepada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah
Kepada orang yang menghabiskan waktunya ...(lupa)
tapi aku ingin menghabiskan waktuku bersama mu sayang..

Kamis, 17 Mei 2007

Tulisan ayah dimuat Kompas Cyber Media Community

Wah senengnya, tulisan ayah tentang Ipswich Festival ternyata dimuat di Kompas Cyber Media Community edisi 15 Mei 2007.
Di antara tulisan edisi tersebut, silahkan di skrol sampai ketemu judul Ipswich Festival, Jamil Rifqi Rizky, Brisbane-Austalia.
Nah ini dia link-nya:
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=30129§ion=92

Rabu, 16 Mei 2007

Ada saatnya

saat sendiri
Ada saatnya, dimana ayah begitu rindu pada kalian. Saat rindu itu datang, rasanya memang tak tertahankan. Dan setelah ayah telpon bunda, biasanya ada dua kemungkinan, lebih lega atau tambah kangen.

Ada saatnya, dimana perasaan ayah biasa saja. Saat itu adalah saat ayah merasa bahwa memang kalian sebaiknya tinggal saja di Indonesia. Dan biasanya setelah ayah menimbang ada dua kemungkinan, semakin yakin atau ragu apakah harus mengajak kalian ke sini.

Ada saatnya, dimana semua bagai mimpi yang tak diharapkan atau memang ini bukan mimpi. Dan semua harus dijalani, walau harus berkorban perasaan, mencurahkan airmata dan jatuh bangun menghadapinya.

Ada saatnya, dimana kebahagiaan kalian memacu ayah untuk selalu tabah, tegar dan menerima semua dengan lapang dada. Dan setelah itu pasrah pada Allah. @};-

Selasa, 15 Mei 2007

Kau sgalanya yang Kucinta

Cici dan Abang yang selalu Ayah rindukan
Di sini
Kau dan Aku
tlah terbiasa bersama
menjalani kasih sayang
bahagia ku denganmu

Pernahkah
kau menguntai
hari paling indah
kuukir nama kita berdua
disini
surga kita

Ost: My Heart

syair lagu tersebut memang seolah mewakili perasaan ayah yang selalu rindu akan kebersamaan kita. Ya, betapa bahagia nya ayah bersama kalian. Semua terasa manis dan menyenangkan.

Bila semua itu akan terulang kembali? dua tahun yang akan datang? ah terlalu lama rasanya. Ngga sabar ayah ingin segera menyongsong masa-masa itu kembali. Apalagi bila ingat Cici dan Abang, permata hati ayah yang amat ayah sayangi. Betapa rindu ayah membelai kalian berdua. Betapa ingin ayah mencurahkan kasih sayang kepada kalian, memberikan perhatian penuh dan bermain bersama.

Saat itu, saat kita bermain bersama,..betapa menyenangkannya ya. Abang yang selalu minta tolong ayah untuk menggambar sesuatu untuk diwarnai. Cici yang selalu minta perhatian dan bercanda..ah, bila mengingatnya, ayah ingin segera mengulang semua itu.

Pagi ini saat ayah bermain-main dengan Auffa dan Azza, ayah ingat kalian. Saat ayah menggambar, ayah ingat saat ayah menggambar untuk Abang. Saat ayah membelai rambut Azza, ayah ingat saat membelai rambut Cici. ya, karena usia Azza dan Cici yang sebaya. Ayah rindu Cici, sangat, amat dan seperti gila rasanya rasa kangen ini.

Abang dan Cici, sungguh ayah bukan mengeluh untuk semua ini. Ayah sudah berusaha untuk berfikir rasional dan mengenyahkan perasaan yang menyiksa ini. Tapi ayah hanya manusia biasa, yang amat sayang dengan kalian. Maka, saat ayah tak tahan lagi, hanya menangis yang bisa ayah lakukan. Terserah kalian bilang ayah cengeng.

Dengan menangis dan menumpahkan perasaan rindu dengan tulisan, ada sedikit kelegaan yang ayah rasakan. Ayah tak punya tempat untuk mencurahkan perasaan sedih ayah. Ada sih teman ayah, Om Sony. Tapi kadang, untuk urusan kangen dengan anak, Om Sony punya problem yang sama dengan ayah. Jadi, kalau dua-duanya sama-sama lagi kangen kan gak bisa saling menghibur. Dan saat ini, kami juga sedang disibukkan dengan tugas-tugas kuliah yang lumayan berat, jadi ya masing-masing mengatasi perasaan masing-masing rasanya lebih baik.


Tak mungkin
dapat kubertahan
dalam hidup ini
tanpa kehadiran
dirimu yang slalu
memberikan kehangatan jiwa
yang teramat dalam

(Chrisye: Kehadiran)

Selasa, 08 Mei 2007

Mendung

Abang, Bunda dan Cici.. hari ini cuaca mendung. Tadi malam sepertinya hujan, dan sekarang awan gelap masih menaungi sekitar tempat tinggal ayah- St Lucia. Wah, kalau cuacanya mendung begini, perasaan ayah ikut-ikutan mendung jadinya.

Terus terang, kalau mendung atau hujan, ayah emang suka jadi ikut-ikutan syahdu alias inget-inget yang romantis sama Bunda. Soalnya, waktu ayah sama bunda jalan-jalan saat masa pacaran dulu, kita pernah kehujanan berdua. Jadi kalau hujan pasti ayah jadi inget saat-saat indah itu.

Kalau sekarang, ayah sih inget kalian semua. Rasanya nyaman deh, kalau saat hujan, kita semua ngumpul di rumah. Sama-sama di tempat tidur, sambil cerita-cerita menunggu hujan reda. Asyik banget, terasa hangat berkumpul dengan kalian saat hujan.

Abang, Bunda dan Cici... hari ini masih tetap seperti hari-hari yang kemarin. Rindu yang terus menggelora, bikin ayah ngga tahan. Pingin rasanya semua segera berakhir, tapi perjuangan belum selesai.

Bunda, Abang dan Cici, ayah kangen berat. Kangen sama semua, kangen saat bersama, bercanda, berpelukan dan mencurahkan kasih sayang. Ayah kangen ingin mencurahkan perhatian ayah pada kalian. Bunda, Abang dan Cici, ayah kangen...

takterasaairmatainimengalirdipipikarenakerinduankepadakalianbegitumenggeloraabangbungadanciciayahsayangkalianayahbanggamemilikikalianayahselalumengharapkankitasegerabertemulagi...

Senin, 07 Mei 2007

Kadang ngga tahan

Bunda, Cici dan Abang..
Kalau perasaan kangen pada kalian datang, kadang Ayah merasa ngga sanggup bertahan deh. Selalu keingetan sama kalian, rindu berat pokoknya. Kadang Ayah merasa, rindu ini teramat menyiksa.

Ayah mencoba untuk selalu bersikap rasional untuk menghalau kegalauan di hati. Tapi, semakin Ayah berusaha untuk melupakan kerinduan, malah ayah semakin kangen rasanya. Untung ada Om Sony teman ayah. Dia selalu membesarkan hati ayah. Kalau ayah lagi gelisah karena kangen, Om Sony selalu mengingatkan ayah untuk berfikir rasional. Atau teman ayah yang lain, seperti Tante Emy dan Tante Zakky juga selalu membesarkan hati kalau diajak curhat. Mereka selalu setia mendengar cerita ayah, terus memberikan semangat agar ayah ngga sedih. Yah, untungnya ada mereka bertiga.

Kalau teman ayah yang lain sih ngga begitu asik kalau ayah curhat-in. Om Gatot misalnya, dia kalau Ayah cerita tentang kerinduan ayah, respond nya ngga asik menurut ayah. Kadang, dalam pandangan ayah, jawabannya itu seperti mengejek atau ngga serius. Ngga nyentuh ke hati ayah gitu. Atau Om Coco, dia sih lebih sering ngatain kalau ayah cerita tentang kerinduan ayah. Malah kadang seperti cuek dan tidak berusaha berempati dengan perasaan orang lain. Jadi, walau satu rumah ayah jarang curhat pada mereka.

Tapi kalau sama Om Sony, kadang ayah cuek aja curhat walau malam hari via internet (chatting). Dan dia amat bijaksana saat menanggapi keluhan ayah. Walau Om Sony lebih muda, dia amat matang dalam hidup. Kaya akan pengalaman, cerdas, optimis selalu dan selalu berfikir ke depan. Dia itu seniman dan rada unik, tapi ayah merasa cocok bergaul dengan dia.

Jadi kembali lagi ke rasa ngga tahan terhadap kerinduan, kadang ayah menangis aja saat benar-benar tidak tahan lagi. Menciumi photo kalian dan berharap kalian tahu kerinduan ayah. Ah berat sekali. Apalagi bila ingat Cici yang lucu dan menggemaskan,..makin parah rasanya rindu ini..

Tapi, kalian semua jangan terlalu khawatir sama ayah ya. InsyaAllah ayah bisa melewati ini semua. Sungguh, perjuangan ini ayah lakukan demi masa depan kita. Do'a kalian dan kesehatan kalian selalu ayah harapkan..

Minggu, 06 Mei 2007

Budha Birthday Festival 2007

Tarian Barongsay
Jurus Kung Fu ala Wong Fei Hong
Bunda, Abang dan Cici, di tengah hujan assignment (tugas kuliah-red) yang begitu deras dan seolah tiada henti, kota Brisbane seolah ikut-ikutan tak henti menggoda dengan berbagai festival. Walah, antara assignment dan hiburan, pilihan yang amat berat. Tapi rasanya otak emang udah machicha mochtar alias macet total saat diajak mikir. Daripada sutris tapi assignment ngga selesai juga, pergi ke festival rasanya lebih baik. Tentu saja dengan harapan, otaknya bisa diajak mikir lagi setelah lihat yang seger dan bening di South Bank.

Budha Birth Day Festival 2007, begitu nama festival yang tertera. Saat sampai di Suncorp Piazza, terlihat tiga patung Budha berwarna emas berjejer dengan latar belakang kain warna-warni, membuat ketiga patung Budha tersebut terlihat sangat menonjol. Di altar depan patung tersebut terdapat banyak sekali persembahan, sepeti buah-buahan serta patung-patung Budha kecil dalam baskom berisi air. Sedang disisi kiri dan kanan patung Budha ratusan lilin kecil terus menyala.

Tepat pukul 2 siang, acara di mulai. Tanpa panggung, lapangan kosong didepan patung Budha dijadikan arena pertunjukan. Dibuka dengan tarian barongsai, silat wushu dan tarian ular naga. Barongsai yang meliuk-liuk cukup menghidupkan suasana. Apalagi setelah itu murid-murid Queensland International Dancing School nan cantik, menari amat lemah gemulai dan serasi dengan kostum china modifikasi warna hijau pupus.

Acara semakin seru, saat pembawa acara mengumumkan atraksi selanjutnya adalah wushu atau kung-fu china. Disebutkan bahwa kung-fu tersebut melahirkan legenda terkenal Wong Fei Hong (bener ga nulisnya?-red). Bener-bener asik deh, semua jurus terkenal sepertinya keluar, seperti ’Pukulan tujuh penjuru angin’, ‚sembilan naga merobek langit.’ Bahkan jurus ’angsa emas menggengam mahkota’ pun ditampilkan secara apik dan memikat (hi..hi.. kebanyakan baca Kho Ping Ho-serial silat berlatar belakang budaya china-red). Seru deh.

Eh, ternyata performancenya ngga melulu berkaitan dengan china lho. Ada juga musik latin yang memikat meramaikan suasana. Ini sepertinya yang ngamen waktu di Ipswich Festval deh. Modern dance pun tak kalah menariknya. Gerakan ala Agnes Monica atau Britney Spears dibawakan dengan apik dan asyik oleh dua anak cowok ABG, ngga kalah ok dibanding dua penyanyi tadi.

Buat adik-adik kecil ada akrobat yang khusus didatangkan dari Taiwan. Walau jenis akrobatnya amat biasa, tapi karena kepiawaian sang akrobatis, semuanya jadi menarik dan amat menghibur. Lucu dan sangat atraktiv.

Tepat dua jam, acara pertunjukan berakhir. Eh, ternyata pembawa acara mengumumkan malam hari ada acara performance lagi. Ah ditunggu aja deh. Ternyata acaranya ngga jauh beda dengan yang siang. Cuma ditambah pidato pejabat-pejabat and format acara dibuat lebih resmi. Lebih menarik karena ada tata lampu, sehingga sepertinya lebih spektakuler dari acara siang hari.

Ngga sampai disitu, pertunjukan kembang api menutup seluruh rangkaian acara. Yang ini emang benar fantastik. Kurang lebih dua puluh menit, cahaya kembang api menghiasi langit malam kota Brisbane yang cerah. Benar-benar indah.

Wah, jadi lupa sama assignment dan otak kaya’nya fresh lagi neh. Tapi, pas sampai di rumah lagi, melihat setumpuk buku dan artikel yang belum dibaca...mata terasa sepet lagi...

Abang, Bunda dan Cici, begitu cerita ayah. Wah, senengnya kalau kalian bisa ikut bersama menyaksikan ya. Sayang ya, Allah memang berkehendak kita tidak bisa bersama disini. Tapi, kita harus yakin, bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Jumat, 04 Mei 2007

Satu Hati Satu Rasa

Bun, kenapa kok SMS ayah ngga dibalas-balas? Begitu tanya Ayah ketika nelpon Bunda hari ini. Oh, ngga sempat Ayah, habis Cici sakit, badannya panas jadi minta gendong melulu. Kata bunda, habis makan permen Alpenliebe yang rasa stroberi, habis satu. Aduh, Cici memang sensitiv banget deh, kalau habis jajan permen atau gorengan hampir selalu batuk dan kadang jadi demam.

Walah, pantes aja ayah kangen banget sama Cici. Rasanya pingin gendong Cici terus (lihat: kangen gendong Cici-red). Wah ternyata Cici emang lagi ngga enak badan. Jadi nyetrum ternyata perasaan kita ya...

Emang kadang suka gitu ya. Mungkin karena rasa sayang, kangen dan cinta itulah kadang menyatukan perasaan kita. Apa yang dirasa oleh Cici, Abang dan Bunda, sepertinya sama dengan yang Ayah rasakan.

Pernah juga waktu itu ayah beli pilus garuda saat belanja di Yuen Supermarket di China Town. Eh ternyata, Cici dan Abang juga lagi disuapin bunda pakai pilus garuda juga. Tuh kan, emang kadang sering samaa kita ya..

Makanya, itulah mengapa rasanya rada aneh kalau bunda suka khawatir Ayah melupakan kalian. Hampir tidak mungkin rasanya, karena Ayah rindu selalu dan terkenang-kenang pada kalian setiap saat. Tiada yang lebih membahagiakan rasanya selain berjumpa dengan kalian saat ini. So, tak pernah terbersit sedikitpun untuk mencari hal lain untuk mengalihkan perhatian Ayah. Kalian telah mempesona perasaan Ayah, sejak kalian ada sampai sekarang, saat ini dan selamanya.

Kamis, 03 Mei 2007

Kebabs

Kebabs adalah makanan khas Turky. Bahan-bahannya adalah irisan bawang bombay, tomat, selada dengan daging panggang yang diiris tipis, bisa daging ayam, sapi atau kambing, lalu dibungkus pakai kulit dari terigu seperti kulit roti tapi agak keras. Makannya bisa ditambah saus sambal atau bisa tambahan lain seperti keju, jamur dsb. Hmm, nikmat..

Kebabs salah satu pilihan makanan kalau lagi lapar, terus ngga punya lauk dirumah, atau emang lagi malas masak. Padahal, kalau di Indonesia, rasanya ngga bakalan deh milih kebab sebagai pengganjal perut kalau lagi lapar. Ya, karena banayak warung Padang atau Warteg atau warung jajanan lainnya. Kalau disini, karena susah nyari yang halal. Selain itu, kebab emang punya kenangan tersendiri bagi ayah, Om Coco dan Om Gatot.

Ceritanya, awal-awal dateng di Brisbane kan kita masih numpang di rumah/tempat penampungan. Jadi, kalau lapar ngga bisa bebas masak. Lagian kalau mau masak juga ngga ada yang bisa dimasak, paling cuma mi instan. Makanya, kita cari-cari makan buat makan malam dan yang kita tau halal, harganya cukup rasional (saat itu kalau mau beli sesuatu selalu dikurs ke rupiah dulu, kemahalan ngga ya?-red) dan paling dekat dengan tempat tinggal ya cuma penjual kebab itu aja. Jadi kaya'nya nikmat banget, lagi lapar, ngga tau mau makan apa, ngga punya Saudara untuk ditumpangi, kebab itulah pilihan kita.

Makanya sekarang, kadang suka kangen kalau lama ngga makan kebab. Setiap denger kata kebab, atau lewat restoran kebab di depan Coles, rasanya pingin beli aja. Terutama kalau mengenang saat awal-awal tiba, rasanya kebab yang kita makan saat itu adalah makan malam terlezat seumur hidup. Jeee..segitunya..:)

Nah, begitulah. Kadang sesuatu yang biasa saja menurut orang lain, bisa begitu istimewa menurut kita. Ya, seperti kebab itu, menurut orang mungkin biasa saja atau mungkin ngga enak. Tapi karena di benak kita telah tertanam pengalaman yang menggelora (wah istilahnya hiperbola banget-red)kebabs begitu mengena di hati dan selalu menimbulkan kesan nikmat saat ditelan.

Rabu, 02 Mei 2007

Kangen Gendong Cici

Rizky (Cici): lucu, imut dan cerdas
Bunda, Abang dan Cici.. hari-hari Ayah sekarang selain di isi dengan kegiatan kuliah adalah bercengkrama dengan anak-anak Om Coco. Kalian masih ingat mereka khan? Auffa, Azza dan Ami, tiga putri kecil Om Coco. Sekarang hampir setiap hari ayah main bersama mereka, soalnya mereka belum punya teman baru di sini. Ya udah, mereka jadinya main sama Ayah. Kadang mereka menganggap Ayah seperti teman sepantaran mereka, main ibu-ibuan, atau cerita tentang sesuatu. Pokoknya lucu...

Kadang ayah seneng juga gendong Ami, putri paling kecil. Soalnya lucu dan masih imut. Ngomong dan tingkah lakunya juga bikin ayah gemes. Tapi ya itu, dia jadi mengingatkan Ayah pada Cici. Uh, malah sedih jadinya.

Sehabis bermain dengan Ami dan menggendong dia dalam pangkuan Ayah, Ayah benar-benar kangen banget sama Cici. Pengen banget rasanya Ayah mneggendong Cici, membelai, menyentuh dan merasakan kehangatan di peluk Cici. Kok cuma Cici, Abang dan Bunda ngga? Ya, Abang dan Bunda juga, tapi Cici tetaplah yang paling Ayah rindukan. Karena pada saat Ayah pergi ke Australia, Cici sedang lucu-lucunya, sedang tumbuh menjadi seorang yang menggemaskan dan cerdas. Pokoknya selalu membuat Ayah kangen, pingin cepat pulang ke rumah setiap pergi kerja.

Dan, Ayah tak bisa membendung airmata Ayah. Ayah menangis, tertahan..pedih sekali rasanya. Cuma satu keinginan Ayah, bertemu kalian, terus memeluk dan mencium Cici, Abang dan Bunda. Ah, benar-benar rasanya beban rindu ini.

Hampa
Pernah suatu hari, Ayah merasa hati ini hampa. Rasanya hidup Ayah kosong, walaupun sudah berusaha untuk berbesar hati: bahwa semua ini hanya sementara. Ayah berusaha membuang kehampaan tersebut dengan menelpon bunda dan kalian ke Jakarta. Setelah itu pergi belanja ke Coles Supermarket. Semata-mata hanya untuk menghilangkan perasaan hampa di hati.

Tapi apa yang terjadi? sepulang dari Coles, Ayah malah rasanya malas banget kembali ke rumah. Mau ngapain? begitu pikir Ayah. Ngga ada yang menunggu Ayah di rumah, ngga ada yang menyambut Ayah dengan gembira setiap Ayah pulang ke rumah. Sedih banget...

Ayah berjalan dengan gontai, dengan langkah-langkah kecil yang malas. Hati hampa, airmata serasa hendak menetes selalu. Pokoknya ngga bisa dijelaskan perasaan Ayah saat itu. Ditambah pula dengan suasana sepi di sekitar tempat ayah tinggal, memperparah perasaan Ayah.

Ya, ternyata Ayah memang tak bisa hidup tanpa kalian rasanya. Ayah berharap Allah mengizinkan kita untuk bisa bersama lagi. InsyaAllah, saat kita bersama lagi nanti, kita isi hari-hari kita dengan kebahagiaan dan kegiatan yang lebih seru dari yang dulu-dulu. Semoga Allah memberi lebih banyak lagi tahun-tahun penuh kebahagiaan. Amin

Selasa, 01 Mei 2007

Sayur Asem dan Ikan Asin serta sebuah kerinduan kepada Jengkol

Setelah kurang lebih empat bulan tinggal di Brisbane, kaya'nya baru hari ini Ayah seneng dan puas banget soal makanan. Kenapa? Apa selama ini makanan Ayah sehari-hari ngga enak? kurang bergizi atau gimana? Jawaban untuk pertanyaan itu semua adalah tidak. Makanan ayah sehari-hari nikmat dan lezat, bergizi cukup dan dalam kelompok empat sehat lima sempurna. Lalu apa yang kurang?

Yang kurang adalah, hampir empat bulan ayah ngga ketemu sayur asem dan ikan asin. Selama ini yang dimasak adalah kelompok daging seperti daging ayam, sapi atau kambing, baik dalam bentuk daging potong segar/beku maupun dalam bentuk olahan seperti sosis atau nugget serta ikan sarden atau telur ayam. Ikan segar pun baru belakangan ini saja sebagai variasi, setelah tau ada penjual ikan segar di Darra. Bisa kebayang kan betapa bosannya Ayahnya selama empat bulan itu ketemu lauk yang begitu-begitu terus?

Nah, ceritanya pas Ayah belanja kemarin (30 April 2007) ke Yuens Supermarket yang khusus menjual bumbu-bumbu dan makanan olahan Asia, ayah nemuin ikan asin. Lho, nemu ikan asin aja seneng. Iya, karena ikan asinnya adalah ikan asin favorit ayah, namanya Ikan Jambrong. Biasanya kalau nenek masak ikan ini, ayah makannya pasti lahap dan memang ikan ini salah satu lauk favorit pada saat acara keluarga seperti arisan misalnya.

Tanpa fikir panjang Ayah langsung beli ikan asin tersebut. Inget cara masak nenek, ayah cari sereh (lemon grass), cabe dan bawang. Iya, karena nenek kalau goreng ikan jambrong dicampur irisan sereh, bawang goreng dan cabe. Jadi rasanya gurih, asin, pedas dan ada wangi serehnya. Wah pokoknya lezat deh, apalagi nasinya pulen dan hangat serta ada tambahan tahu-tempe goreng,sayur asem, lalapan, jengkol dan sambal terasi. Amboiii nikmatnya..

Pas, di rumah kebetulan tante Febri masak sayur asem. Karena bumbunya pakai yang instan jadi menurut ayah sih mirip lah seperti sayur asem yang ada di Indonesia. Cuma isi sayurannya aja yang beda, pakai wortel, buncis, jagung bonggol dan kacang tanah. Walau isinya rada aneh, tapi cukup untuk menghilangkan rasa kangen pada sayur asem. Terus, untuk menambah segar, ayah bikin acar wortel dan ketimun. Ini pun gampang bikinnya, wortel dan ketimun dipotong dadu terus ditambah irisan cabe, bawang merah (cuma dibelah dua), satu sendok makan cuka, garam dan gula secukupnya.
Waah, istimewa banget makan siang ayah hari ini, rasanya sudah hampir mirip makan siang di Jakarta seperti di rumah nenek. Sayang ya, ayah makannya cuma sendirian. Ngga ada yang menemani dan melayani. Coba kalau dirumah, pasti kita sudah makan banyak dan berkeringat, ditemani Abang dan Cici serta dilayani Bunda..Asyikkk.

Ah, tapi walau begitu, rasanya makan siang Ayah hari ini paling nikmat menurut ayah. Walau ada sedikit rasa kangen makan bareng kalian. Nah sekarang, satu-satunya yang belum ketemu lagi adalah jengkol. Kalau pete, ayah udah pernah liat yang kalengan. Oh jengkol, dimanakah kau berada? mungkinkah kita bisa bertemu di Brisbane ini?