Senin, 30 Juli 2007

Hidup sendiri? Ih, siapa takut

Hidup sendiri? Ih ngga kebayang deh. Aduh, pasti sepi banget, hampa dan tak berwarna. Begitu kira-kira komentar beberapa orang yang ditanya tentang kesendirian hidup. Sampai ada lagu yang begitu hits milik Dian Pisesha “Tak Ingin Sendiri“, yang isinya keengganan untuk melewati malam sendirian. Hmm..

Kesendirian makin menakutkan apabila dikaitkan dengan umur. Maksud saya, buat banyak orang bila mencapai usia tertentu belum juga mendapatkan teman hidup, alamat bakal menghadapi cobaan tambahan. Tidak hanya dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Betapa tidak, bila sampai usia kepala 3 masih berstatus jomblo, bisa dipastikan (walau tidak selalu) akan timbul sedikit perasaan resah. Apalagi bila teman-teman seangkatan sudah mulai mendapatkan pasangan masing-masing dan mempunyai anak. Aduh, rasanya kalau bisa jangan samapai ketemu teman deh. Habis setiap ketemu pasti pertanyaannya, “kapan nikah?“ ihh..ampyun.. apalagi kalo langsung nanya „udah punya anak berapa?“..tambah gubrak deh..

Belum lagi berbagai anggapan dari lingkungan dan cap yang tidak enak. Pilih-pilih pasangan sampai anggapan ngga laku, jual mahal dan dicap sebagai perawan tua atau bujang lapuk. Oh kejamnya.. padahal masih sendiri bukan keinginan dan kemauan, tapi nasib yang memang belum berpihak dan jodoh yang belum mau menyapa.

Padahal, sendiri bukan berarti sepi dan sunyi. Dunia belum berakhir, walau sampai melewati kepala 3, kepala 4 atau bahkan kepala 5 tak juga datang sang pujaan hati. Jadi mengapa pula, kebanyakan orang-orang berpendapat bahwa kebahagiaan hanya bisa didapat dengan pasangan hidup.

Pendapat tersebut memang benar, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang mencurahkan kasih sayang, memberi perhatian dan berbagi hanya bisa dilakukan kepada pasangan. Siapa bilang mendapatkan kasih sayang, mendapat perhatian dan diberi hanya bisa didapat dari pasangan kita.

Mencurahkan kasih sayang, memberi dan berbagi bisa kita lakukan kepada siapapun. Masih banyak orang-orang sekitar kita yang butuh perhatian dan kasih sayang. Percaya ngga, perhatian yang diberikan kepada orang-orang disekitar kita juga akan berbalas cinta dan kasih sayang.


Apalagi buat orang-orang yang berfikir positif. Kesendirian bisa dijadikan salah satu peluang untuk meningkatkan kualitas diri. Menekuni hobi, meningkatkan sosialisasi sampai mengembangkan bisnis sendiri.

Jadi, siapa bilang dengan sendiri tertutup dunia yang indah dan berwarna. Ada seribu dunia lain yang lebih indah menanti untuk orang-orang yang menebar kasih sayang dengan tulus. Jadi, sendiri juga bisa indah dan nikmat.

Tulisan ini dimuat di Koki edisi Senin 30 Juli 2007
link :
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=38474§ion=92

Kamis, 26 Juli 2007

Kecewa

Susah banget untuk tidak merasa kecewa kalau menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Apalagi bila harapan yang diimpikan ternyata memang hanya jadi sekedar mimpi, hhhh...sebel

Berkali-kali menghadapi situasi seperti ini,tidak juga membuat Ayah bisa menerima keadaan. Setiap mendapatkan lagi, saat itu perasaan kecewa menyelimuti hati, sebel, sedih, pingin marah dan menjadi kekanakan.

Kadang sudah berusaha untuk sabar, ikhlas dan introspeksi diri. Semua tak terlalu membantu. Malah bawaanya pingin marah dan benci dengan keadaan. Pokoknya repot dan merugikan diri sendiri.

Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini untuk menjadi orang yang sabar, ikhlas dan pandai bersyukur. Betapa bila sifat-sifat tersebut menjauh dari diri hamba, cuma kesedihan dan kekecewaan yang didapat. Tolong ya Tuhan..


Jangan berhenti mencintaiku
mesti mentari berhenti bersinar
jangan berubah sedikitpun
didalam cintamu
ku temukan bahagia

dari: jangan berhenti mencintaiku by; Titi DJ

Minggu, 22 Juli 2007

Mt Coot tha- Brisbane (2)

Tulisan ayah tentang Mt Coot tha dimuat lagi di Koki. ini link-nya:
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=37318§ion=92

seru juga sih waktu berkunjung ke sini. karena angkutannya cuma sampai jam 4 sore, pulangnya bareng sony n dany mesti jalan kaki menyusuri jalan yang remang2. untungnya jalannya menurun, ngga mendaki.

Pindahan

temen ayah yang satu ini memang aneh dan mau menang sediri. pindah rumah ngga ada basa-basinya. memang sih kita bukan siapa2 bagi dia, tapi hargailah sebagai sesama perantauan. masa sih pindah cuma begitu aja, ngga bilang maaf kalo ada salah atau apalah gitu. apalagi karpet peninggalan anak2nya main kotor luar biasa, masa' sih ngga bilang apa2.

emang dari awal, ayah udah merasa, dia ini bukan temen yang asik buat berbagi suka dan duka. kalo dia merasa ngga ada kepentingan, ngga bakalan deh kita dianggap. coba deh, kalo orang yang dia anggap bisa memberikan sesuatu, walah baik dan ramahnya luar biasa.

egois, cenderung mau menang sendiri, merasa dirinya lebih kaya dan lebih mampu. itulah dia. mungkin ayah tidak boleh memberikan anggapan seperti itu, tapi itulah yang ayah rasakan saat ini. rasanya cukup lengkap catatan di hati ayah tentang temen ayah ini. kalo ada urusan sama dia, kaya'nya mesti hati-hati dan berfikir dua kali deh.

Kamis, 19 Juli 2007

Mt Coot tha- Brisbane

Menikmati pergantian suasana kota dari ketinggian adalah pengalaman yang luar biasa. Anda bisa merasakan suasana yang tak terlupakan tersebut dari ketinggian bernama Mt Coot Tha. Sebuah tempat tertinggi di sekitar kota Brisbane, yang memang sudah menjadi tempat terkenal untuk memandang seluruh kota.
senja

Mt Coot Tha Look Out, begitu nama resmi tempat ini. Sepanjang waktu, tempat ini menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan yang mengunjungi Brisbane. Ya, karena dari sini, metropolitan Brisbane terhampar sejauh mata memandang. Gedung-gedung pencakar langit di pusat bisnis Brisbane tampak kecil dan imut.

Asyik juga mengunjungi tempat ini dari sore hingga malam menyelimuti seluruh kota. Saat lembayung menaungi kota, warna jingga dan biru yang berpadu cantik memanjakan mata yang memandang. Apalagi saat suasana semakin temaram, lampu- lampu kota mulai dinyalakan nampak seperti kunang-kunang yang baru keluar dari peraduannya. Tingkahan lampu tersebut benar-benar seperti bintang yang berkelap kelip indah.
senja mulai turun

Pemandangan semakin menakjubkan saat gelap benar-benar memeluk seluruh kota. Gemerlap lampu warna-warni membuat mata enggan berpaling. Seluruh kota bagai hamparan langit yang dihiasi bintang di angkasa.
malam menyelimuti seluruh kota

Romantis sekali mengunjungi tempat ini bersama pasangan. Apalagi di sana juga ada restauran yang dapat anda jadikan tempat makan malam bersama pasangan. Hmm.. dijamin deh, makan malam anda menjadi momen tak terlupakan sepanjang hidup.

Piala Asia
Lagi-lagi nonton bareng Piala Asia di Milano Cafe Queen Street, Brisbane. Huh, seru banget karena kali ini jumlah pendukung dua kesebelasan -Indonesia dan Korea- imbang. Seluruh kursi terisi penuh bahkan sampai over capacity.
suasana nonton bareng
Bener rasanya haru banget waktu lagu Indonesia Raya dinyanyiin bareng. Gimana gitu, bikin merinding deh..

Walau kalah, namun pengalaman nonton bareng ngga terlupakan. Bisa teriak teriak seneng saat merah putih menyerang, deg-deg an habis saat gawang merah putih terancam. Kita tertawa, cemas dan deg-deg an bareng rasanya seru banget.. satu rasa mendukung tim kebanggaan. Memang lain deh rasanya kalau jauh dari tanah air.. selalu ada perasaan rindu dan INGIN PULANG!

Selasa, 17 Juli 2007

Piala Asia 2007 (2)

ini nih, tulisan ayah tentang piala asia dimuat di KoKi Kompas Cyber Media.. ini linknya:
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=36895§ion=92

ini isinya:
Perhelatan Piala Asia 2007 kali ini terasa istimewa . Tidak hanya karena dilangsungkan di Jakarta tapi juga karena saya sedang tidak berada di Jakarta alias sedang berjuang di negeri orang. Entah mengapa, kalau jauh dari tanah air, semua yang menyangkut rasa kebangsaan membuat hati ini serasa bergetar bila mengingatnya..

Kemenangan timnas Indonesia atas Bahrain 2-1 benar-benar membuat kami bangga. Ya, komunitas kecil Indonesia di Brisbane yang terdiri dari para mahasiswa dan sebagian WNI yang telah menjadi penduduk tetap. Gemanya terasa sekali dan menjadi topik hangat saat berjumpa sesama teman Indonesia. Wah, pokoknya heboh..

Sayangnya, informasi itu kami dapat dari internet bukan menyaksikan langsung melalui layar TV. Karena sepakbola bukan salah satu cabang populer di Australia (walaupun negeri ini pernah masuk piala dunia), informasi Piala Asia kalah pamor dibanding rugby atau kriket. Otomatis, siaran langsung Piala Asia pun hanya disiarkan terbatas melalui tv kabel dan kami yang tidak berlangganan hanya bisa memantau melalui berita (maklum mahasiswa dengan budgetnya terbatas)

Untunglah, salah satu cafe ternyata menyiarkan secara langsung semua pertandingan Piala Asia. Bersama-sama teman yang lain, kami pun merencanakan nonton bareng Indonesia vs Arab Saudi. Kami berdelapan orang, begitu bersemangatnya mendukung tim kesayangan. Peduli udara dimusim dingin dan pertandingan yang mulai pukul 10.30 malam waktu Brisbane, kami meluncur dengan semangat didada.

Jangan membayangkan seperti di cafe Jakarta, yang acara nonton barengnya heboh dan seru. Kami hanya mendapati dua orang Arab yang juga menyaksikan pertandingan tersebut. Selebihnya bule yang peduli dan mungkin heran dengan tingkah laku kami yang begitu heboh.. Oh betapa rindunya kami bergabung dengan suporter di Stadion Gelora BK yang heboh dan penuh semangat.

Sungguh, dinginnya malam tak terasa saat menyaksikan pasukan merah putih berjuang menahan serangan Arab Saudi. Rasanya jantung ini melompat saat Eli Eboy berhasil menyamakan kedudukan 1-1.. bangga dan haru rasanya saat itu.. Sayang, di masa injury time tim kesayang harus kebobolan dan kalah menyakitkan.

Namun, permainan nan cantik dan perjuangan yang dilakukan tim merah putih membuat kami malam itu merasa bangga dan haru. Kami semua memberikan tepuk tangan dan penghormatan yang tulus kepada mereka, walau ada gerimis di hati karena sedikit kecewa. Oh merah putih, mungkin memang belum saatnya kau berkibar megah diantara bangsa-bangsa Asia. Tapi kibarmu tetap membuat kami mencintaimu kini dan nanti.. selamanya..

Minggu, 15 Juli 2007

Arisan: Uang, Panci dan Keluarga

Ayo.. baca lagi nih tulisan ayah di kolom KoKi
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=36611§ion=92

ini isi lengkapnya:

Arisan UangPanci dll
Ngomong-ngomong soal arisan, saya jadi inget dengan berbagai jenis arisan yang ada di Indonesia. Jauh sebelum arisan berantai marak, sebenernya arisan mempunyai tujuan yang lebih mulia dari sekedar memperoleh uang.

Saya teringat dengan ibu dan masa-masa saya kecil bila ingat arisan. Ya, keluarga besar kami sangat tertolong dengan adanya arisan. Arisan oleh ibu saya dijadikan sebagai salah satu andalan bila ada keperluan yang memerlukan pengeluaran dalam jumlah besar dan mengganggu cashflow keluarga.

Orang tua saya bukanlah pegawai kantoran yang mempunyai penghasilan tetap dan pada saat itu tidak mengenal mekanisme menabung uang di bank. Boro-boro untuk ditabung, wong untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah saja sudah Senin Kemis. Jadilah arisan ini sebagai salah satu bentuk simpanan bagi ibu. Dan dengan cerdasnya, ibu selalu berusaha untuk meyisihkan sebagian uang belanjanya untuk iuran arisan.

Saat-saat memasuki tahun ajaran baru adalah masa pengeluaran terbesar bagi orangtua kami. Dengan 8 anak, 5 diantaranya usia sekolah bisa dibayangkan betapa beratnya orang tua kami memikirkan biaya sekolah saat itu (hiks, jadi terharu betapa kami belum mampu membalas pengorbananmu). Walau mungkin tidak semahal saat ini, tetap saja beban biaya sekolah 5 anak mungkin jadi amat berat bagi mereka.

Untunglah arisan memecahkan sebagian masalah keuangan keluarga. Biasanya ibu selalu berusaha mendapatkan jatah arisannya menjelang tahun ajaran baru dengan alasan untuk biaya sekolah kami. Walau masih kurang banyak, paling tidak sebagian biaya bisa dibayarkan dahulu, sisanya dicicil. Dan itu berlangsung sampai saya dan kakak-kakak saya satu persatu selesai sekolah. Pada saat kuliah, bersyukur keuangan keluarga kami berubah karena sebagian kakak sudah mampu membantu keuangan keluarga. Namun, kebiasaan ibu untuk ikut arisan tidak berubah.

Kali ini, untuk alasan investasi. Ibu beralasan, tidak bisa menyimpan uang di rumah. Walau kami sudah menyarankan untuk membuka tabungan, ibu bersikukuh bahwa membuka tabungan di bank ribet dan tidak mau menerima bunga bank (alasan agama).

Sekarang, entah mengapa kami –anak-anak ibu- juga jadi suka sama arisan. Tapi kali ini dalam bentuk yang lain. Namanya arisan keluarga. Sesuai dengan namanya, arisan ini bertujuan untuk kumpul-kumpul sesama keluarga. Karena kesibukan dan berbagai hal, kesempatan untuk bertemu dengan kakak yang sudah mempunyai keluarga masing-masing menjadi semakin sulit.

Arisan keluarga ini menjadi salah satu solusinya. Setiap bulan, kita sempatkan waktu untuk berkumpul di rumah salah satu saudara. Walau ada juga uangnya, tapi lebih sekedar untuk mengikat keikutsertaan dan menambah uang konsumsi. Wah, kalau ngga ada arisan keluarga ini, mungkin ketemunya cuma pas lebaran aja kali ya.

Anak-anak juga senang dan lebih dekat dengan paman, tante dan semua sepupu mereka, karena secara rutin mereka bertemu. Pokoknya manfaat arisan ini terasa sekali buat keluarga kami.

Ada juga satu bentuk arisan yang kami tahu dari kakak saya yang tinggal di daerah selatan Jakarta. Disana ada yang namanya arisan kawinan. Wah apa lagi nih? Ternyata, para keluarga yang mempunyai anak-anak yang sudah menginjak dewasa membuat suatu bentuk arisan untuk melaksanakan perkawinan anaknya.

Mekanismenya sederhana. Bila salah satu anggota ada yang menikahkan anaknya, maka anggota yang lain akan menyumbang sejumlah uang sebagai biaya perkawinan. Uang tersebut dicatat untuk kemudian akan dikembalikan sejumlah uang yang sama pada saat sang penyumbang mempunyai acara juga. Pokoknya seperti bantu membantu jadinya. Bagus juga, paling tidak membantu meringankan biaya resepsi perkawinan yang memang tidak murah.

Istri saya juga pernah ditawari ikut arisan, namanya arisan panci. Halah, apalagi ini? Ternyata saat arisan dikocok, yang didapat bukan uang tapi dalam bentuk alat dapur, seperti panci misalnya. Tentu bukan panci sembarangan kali ya, paling tidak harganya yang ratusan ribu rupiah (atau mungkin terbuat dari emas?.. he..he..). Walau istri sempat saya larang, dia tetap bersikukuh, “ lumayan lho, dengan uang yang ngga seberapa bisa dapet panci bagus.” Lagian sekali-kali kumpul sama teman-teman lama kan asyik juga, begitu alasan lainnya. Akhirnya? Terserah deh..

Jadi, kalau arisan yang seperti ini legal ngga ya? Paling tambah bonus gossip dan biaya sosial yang membengkak aja kalee. Soalnya, saat kumpul-kumpul para ibu kadang pingin tampil paling gaya dan paling keren, walau dapetnya cuma panci doang.. he..he.. maaf ya bagi yang tidak berkenan..

Sabtu, 14 Juli 2007

Piala Asia 2007

Piala Asia kali ini terasa lebih istimewa bagi Ayah, karena berlangsung saat ayah tidak ada di tanah air. Entah mengapa, kala jauh di negeri orang, setiap peristiwa yang terjadi di tanah air jadi begitu amat menarik untuk dicermati. Apalagi kalau sudah menyangkut rasa kebangsaan.. uh rasanya bergetar hati ini dibuatnya.

Kali ini rasa kebangsaan ayah begitu terusik saat Indonesia menghadapi Arab Saudi di penyisihan Piala Asia. Ingin rasanya terlibat langsung menyaksikan pahlawan olahraga berjuang mengharumkan nama bangsa. Apalagi dari layar televisi, penonton dengan pakaian berwarna merah begitu bersemangat mendukung tim kesayangan Indonesia. Bisa dimaklumi mengapa mereka begitu menaruh harapan pada merah putih, karena pada laga pertama merah putih begitu membanggakan. Mereka menjungkirbalikan ramalan dengan menekuk Bahrain 2-1.

Tak perduli dingin yang menggigit, semangat menyaksikan merah putih mengalahkan semuanya. Doa dan harapan begitu memenuhi dada, semoga merah putih kembali menorehkan sejarah baru. Rasanya, kalau semangat sudah menyala apapun mungkin terjadi.

Babak pertama, permainan merah putih begitu cantik. Kebobolan lebih dulu tak memadamkan semangat pemain untuk terus mengejar ketinggalan. Dan usaha itu berhasil saat Elie eboy berhasil menyarangkan bola ke gawang Arab Saudi dengan begitu cantik. Hah, lega rasanya melihat tim merah putih mampu mengimbangi Arab Saudi. Kedudukan imbang 1-1 bertahan sampai babak pertama berakhir.

Sampai pertengahan babak kedua, rasanya permainan akan imbang. Walau tim merah putih sudah kehabisan nafas, semangat yang menyala mampu terus menahan gempuran Arab Saudi. Walau beberapa pemain tampak begitu kelelahan, semangat juang mereka patut diacungi jempol saat menahan setiap gempuran Arab Saudi. Sampai petaka itu datang.Pada injury time, sebuah sundulan pemain Arab Saudi tak mampu dibendung pemain belakang merah putih. Oh, hancur rasanya hati ini..

Semua diam, menyesali gol yang amat menyesakkan. Ingin rasanya berteriak, menumpahkan segala rasa didada. Hah, mengapa harus terjadi gol menyesakkan itu?

Ah, merah putih.. mungkin memang belum saatnya kau berkibar megah diantara bangsa-bangsa Asia. Tapi, kibaran-mu mampu menghidupkan api kebanggaan didada. Bagaimanapun padamu Indonesia, aku mencintamu dahulu, kini dan nanti..

Rabu, 11 Juli 2007

Luar negeri dan sahabat

Tinggal di luar negeri. Kata itu terdengar begitu indah bagi sebagian orang. Mungkin karena terlanjur tertanam dibenak banyak orang bahwa yang namanya luar negeri pasti lebih indah, lebih maju, lebih keren dan lebih kaya.. apalagi kalau menyebut nama Amerika, Eropa, Australia, Timur Tengah atau Jepang. Padahal? belum tentu lho!

Ternyata apa yang Ayah rasakan tidak seperti yang Ayah bayangkan. Bayangan Ayah bahwa hidup diluar negeri akan lebih mudah ternyata jauh dari kenyataan. Gimana ngga! di sini memang banyak lowongan kerja dengan gaji yang memadai. Tapi nyatanya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu ngga mudah juga. Banyak saingan dan mensyaratkan harus penduduk tetap untuk beberapa pekerjaan tertentu.

Belum lagi masalah bahasa. Seringkali kendala bahasa menutup kesempatan untuk berinteraksi lebih jauh dengan orang dari lain negara. Kadang sering terjadi juga komunikasi yang ngga nyambung, maklum aja kemampuan bahasa Inggris ayah pas-pasan.

Budaya yang berbeda, makanan dan musim yang berbeda menambah panjang kendala lainnya membuat semua menjadi bertambah berat. Apalagi menghadapi semua itu sendirian, tanpa keluarga -bunda dan anak-anak- disisi. Kerinduan untuk berbagi suka maupun duka menambah kesusahan dihati.

Untuk mengatasi semua itu, memang harus disikapi dengan bijaksana, berfikir positif dan pantang menyerah. Rasa sedih, rasa sendiri dan rasa tertekan akan keadaan harus dianggap sebagai bagian dari perjuangan. Semua harus dianggap sebagai bumbu yang menambah nikmat hidup, sebagai cobaan yang menguatkan dan sebagai ladang untuk melatih kesabaran. Ngga mudah emang, tapi kalau kita mau pasti kita bisa.

Untuk ayah, menyikapi hal tersebut juga bukan hal yang mudah. Kadang ditengah kegiatan, rasa kangen, rasa marah, rasa sesal, rasa kecewa, rasa ingin berbagi, ingin memberi kasih sayang dan sejuta rasa lainnya begitu mengganggu. Menangis, menahan rindu dendam dihati dan mencoba bersikap rasional berlomba menguasai hati. Berat sekali kan?

Untungnya, ayah punya teman-teman yang sangat baik. Yang bersedia berbagi cerita, berbagi rasa dan berbagi suka dan duka bersama. Ya, bertemu, berbincang dan menghabiskan waktu dengan mereka merupakan salah satu cara bagi ayah untuk menghibur diri. Kadang kebersamaan seperti itu mampu sedikit menepis rasa sendiri dan rindu akan kalian. Walau hanya sedikit, bagi ayah amat berarti sekali semua itu.

Memang, segalanya akan terasa lebih ringan dan mudah kalau dilakukan bersama. Apalagi kalau ada yang lebih dekat atau bisa dibilang teman dekat. Dengan teman yang seperti ini akan lebih asik lagi. Ayah bisa mencurahkan segala keresahan dihati, tentang kerinduan dan menepis rasa sendiri.

Dengan teman yang seperti ini, ayah akan melakukan apa yang ayah bisa perbuat buat dia. Walau kesannya ayah berlebihan, memang begitu cara ayah membalas kebaikan yang telah diberikan teman kepada ayah. Ayah rela menghabiskan waktu ayah untuk teman, membantu tenaga dan membantu hal lain yang ayah bisa. Pokoknya bagi ayah, semua itu adalah sebagai timbal balik terhadap kebaikan yang telah dia berikan.

Ah, kok jadi ngelantur ke masalah teman ya?!.. begini deh, maksud ayah salah satu cara dalam menghadapi kehidupan, kita harus mempunyai teman. Kalau di Indonesia, karena ada bunda dan anak-anak, kalian adalah teman ayah dalam menghadapi dan menjalani hidup. Kalau di sini, karena kalian tidak ada didekat ayah, ayah harus mempunyai teman juga untuk menghadapi hidup, seorang sahabat tidak sekedar teman.

Bersyukur ayah menemukan sahabat disini. Namanya Sony. Dia baik, ulet, cerdas dan optimis menghadapi hidup. Ayah butuh teman yang seperti ini. Dia menguatkan ayah disaat lemah, menghibur ayah dikala sedih dan menopang ayah disaat ayah butuh bantuan. Kesannya istimewa banget ya dia.. Ngga juga, dia juga sama kok seperti ayah. Ayah akan melakukan hal yang sama pada saat dia lemah, sedih dan memerlukan bantuan. So-so lah..

Selasa, 10 Juli 2007

Jadi model? ogah ah

Tulisan ayah dengan judul tersebut di atas dimuat lagi di kompas cyber media community. ini link-nya

http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=35821§ion=92

dan ini isi tulisannya:

Siapa sih yang ngga seneng di foto? Jangan munafik deh, siapapun kalo lihat photo bersama, yang dicari pertama pasti photo dirinya.. hayo ngaku!! Narsis memang, tapi manusiawi kok..he..he...

Ngomong-ngomong soal dunia perphotoan (halah, jadi malu sama om Darwis Triadji..maaf ya Om).. saya mau berbagi pengalaman nih buat yang doyan difoto..

Ceritanya teman saya hoby banget sama dunia photography dan baru punya kesempatan buat nekuni hobby tersebut pas kita sama-sama tinggal di luar negeri. So, saat punya rejeki, teman saya itu membeli kamera DSLR, itu lho kamera yang dipakai para photographer. Wah, senengnya teman saya itu, karena impiannya sejak dulu terkabul sudah.

Ternyata, masalah lain timbul. Kalau sekedar memotret pemandangan sih gampang, lha teman saya ini senengnya motret model alias orang. Kebayang ngga mau cari model dimana? Teman kuliah, sodara atau tetangga? Boro-boro, orang baru aja tinggal sebulan, mana ada temen yang sudah merasa deket. Jalan keluarnya, sayalah yang jadi korban (tapi dengan senang hati tentu..)

Maaf lho, saya emang ganteng kaya model.. tapi sering disangka model beneran…..hoek!! he.he..

Jadilah saya harus beraksi didepan kamera. Ya ampun, ternyata ngga mudah ya. Teman saya bolak balik cemberut ngeliat gaya saya yang norak, kaku dan narsis abis. Sering dia ngomel, ‘kamu sok keren amat sih”.. saya jawab,”kalo ngga keren ngga bakalan diminta jadi model kamu kan?”. Gubrak!!,

Kalo masih foto didalam rumah sih saya masih pede. Nah, pas foto outdoor.. ampun, tengsin abis deh. Mana teman saya nyari lokasinya yang rame dikunjungi orang lagi. Rasanya pengen berhenti jadi model, tapi udah terlanjur teken kontrak.. wakakak..
Ngga Cuma malu diliatin orang, panas dan mulut terasa kering karena saya mesti nyengir melulu didepan kamera.. oh, tersiksanya. Kalo ada honor sih ngga terasa kali ya.. gratisan mah, kerasa banget..

Yang paling ngga enak adalah ngadepin gossip (halah, kaya model professional aja). Kita ngga pernah cerita ke teman lain kalau kita pergi dalam rangka latihan pemotretan. Wah, kalau mereka tau, habis deh kita diledekin. Paling parah ya pas dicurigai saya dan teman saya itu pacaran, ih serem. Abis, sering banget kita jalan bareng berdua. Teman saya yang lain yang ngga tahu duduk ceritanya sempat melihat banyak banget photo narsis saya di kamar sang photographer. Disangkain, sang pothographer naksir dan kagum berat sama saya, sampai punya begitu banyak photo diri saya.. ealah.. mana mungkin.. wong sama-sama punya pedang panjang kok..he..he.

Ngga mau lagi deh jadi model buat teman saya,.. apalagi ngga dibayar, dapetnya cuma malu, cape’ dan dicurigai pacaran. Sekarang untungnya udah banyak teman, jadi banyak cewe-cewe cantik yang bersedia dijadiin model. Nah, kali ini giliran saya yang jadi phothographernya..

Senin, 09 Juli 2007

Kangen

Sayang, ayah kangen sekali sama kalian. Ayah ngga tahu lagi harus bagaimana menepis perasaan rindu ini. Setiap tarikan nafas dan kedipan mata selalu mengingatkan ayah pada kalian, permata hati yang membanggakan.

Sayang, setiap ayah menelpon hanya tentang kalian yang ayah ingin tahu. Kisah-kisah kalian begitu mempesona bagi ayah. Ayah mampu mendengerkan semua kisah kelucuan dan tingkah kalian berjam-jam. Semua, semua tentang kalian adalah cerita manis yang tak pernah basi.

Sayang, maafkan ayah yang meninggalkan kalian di sini. Sungguh, tak sedikitpun maksud ayah untuk membuat kalian sendiri. Ayah sesungguhnya amat tersiksa dengan semua itu sayang. Ayah tak sanggup menjalani semua ini sendiri..

Sayang, berdoalah untuk kita. Semoga Tuhan selalu menyatukan hati kita, menumbuhkan harapan dan cinta. Memberi kita lezatnya makna perpisahan saat kita jumpa nanti.

Sayang, izinkan Ayah mendekap bayang-bayang cinta. Tuk sekedar meredakan rindu yang bersemayam didada. Merasakan hangatnya cinta yang terpisah jarak dan waktu..
Sayang..

Sayang,.. tak kan tergantikan semua tentang kalian dengan apapun. Tak juga dengan indah dan kemewahan hidup..

Sayang ayah rindu.. bolehkan ayah menangis? Tangisan rindu seorang ayah terhadap anak, tangisan rindu seorang suami terhadap istrinya? Tangisan rindu seorang lelaki terhadap keluarganya?..

Minggu, 08 Juli 2007

Rindu, Aqila Ultah dan Mediaval festival

Bunda, Abang dan Cici.. hari ini 6 bulan genap Ayah berada jauh dari sisi kalian. Walau dalam beberapa hal ayah sudah mulai terbiasa, namun kerinduan kepada kalian tak pernah surut. Rasa rindu ini makin menggunung, menempati setiap sudut hati ayah. Sungguh, ayah seakan berada dalam lautan harapan tak bertepi. Tenggelam dalam kenangan akan betapa indahnya saat bersama kalian.

Maafkan ayah sayang,.. semua terasa berat buat kita. Namun, percayalah pada kekuatan cinta yang kita miliki dan rasakan. Semua terasa tak berarti saat kita berpegang pada satu rasa dan harapan, bahwa semua adalah demi kebaikan kita.

Bunda, Abang dan Cici.. ayah sayang kalian. Ayah ingin memberi semua yang ayah bisa, semua yang ayah punya dan semua yang ayah rasakan. Ayah ingin mendampingi kalian saat kalian tumbuh, menemui sulitnya hidup dan menghabiskan waktu dalam kebersamaan. Semua tak tergantikan dengan apapun sayang,.. sungguh!

Sayang,.. tak terhitung tangis kerinduan, doa dan pengharapan ayah. Semua dalam satu harapan yang selalu terpanjat setiap waktu. Duhai yang kurindu.. dalam setiap tarikan nafas kuharap kehadiranmu.

Aqila ulang tahun
Hari ini Aqila lang tahun, wah selamat ya moga Aqila cepat besar dan sehat selalu. Lucu ya kamu..
Acaranya sederhana, cuma makan bakso bersama dengan beberapa teman ayah dan mama Aqila(Om Tony and istri, Tante Isye and Suami, Om Gatot n istri, Om Choco n keluarga, Om Ivan dan istri, tante Anas, Om Sony and Om Jamil. Asyik, kerinduan akan bakso yang lezat sedikit terobati..hmm, enak deh!!!

Mediaval Festival
Kemarin bareng Sony, ayah pergi ke Mediaval Festival di Cabolture, sekitar satu jam perjalanan dari Brisbane dengan kereta listrik.

Sejak tiba di stasiun Cabolture, pengunjung sudah disambut dengan sambutan yang hangat dan ramah dari sopir bus yang memang disediakan untuk menjemput. Sang sopir yang kebetulan wanita, sudah berpakain seperti perempuan jaman abad pertengahan. Hmm, kesan pertamanya asyik banget..

Acaranya juga lumayan seru. Kalau pingin tahu kehidupan jaman abad pertengahan, disini coba ditampilkan semirip mungkin. Gaya pakaian yang kelihatan tidak lazim dijaman sekarang, cara memasak, kegiatan sehari-hari sampai upacara tertentu dan pertandingan ketangkasan juga ditampilkan. Pokoknya seru deh..


Kebayang ngga sih orang dijaman itu gimana berpakaian? Ribet! untuk pasukan tempur, seluruh badan pakai tameng dari besi, belum lagi tutup kepala yang juga dari besi. Kaya'nya pas bertarung, ngga bakalan lihat deh kalau ada musuh dari samping.. abis akses pandangannya cuma dari tampak depan..

Para wanita memakai pakaian yang berlapis dengan model yang nampak lucu. Aksesorisnya dari kulit binatang.. kaya jaman Flinstone aja. Kalau diperhatiin, ngga ada wanita yang jaman itu pakai rok mini dan you can see. Walau ada, mungkin karena keterbatasan resources, tapi ngga seobral cewe jaman sekarang kali ya.. Semua tertutup rapat, dan beberapa model pakaian bahkan memakai tutup kepala.. seperti seorang muslimah..


Pertempuran jaman itu juga direkonstruksi. Benar-benar satu lawan satu, berpedang dan bertameng. Seru banget, berantemnya kaya beneran aja.. ada juga episode persidangan didepan raja, lomba ketangkasan berkuda yang kaya di pelem-pelem.. seru pokoknya..

Asyik juga nonton festival seperti ini, menambah pengetahuan dan amat menghibur..

Rabu, 04 Juli 2007

Manly Marina

Bunda, Alhamdulillah dan puji syukur akhirnya ayah berhasil lulus semester ini. Walau nilainya ngepas, ayah bersyukur banget deh... terimakasih atas dukungan dan doa bunda dan keluarga di Jakarta.

Berikut oleh-oleh dari Manly Marina, siapa tau pada pingin ke sana..

keren banget kan hasil bidikan Sony,..

kalo yang ini sebelum senja, bidikan Ayah..

Senin, 02 Juli 2007

Stereotyping Betawi

Bunda, abang dan Cici, tulisan ayah ditampilkan lagi di KoKi (Kolom Kita) Kompas Cyber Media edisi Sabtu 30 Juni 2007. Judulnya seperti judul di atas. silahkan deh di klik link ini:
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=34720§ion=92

kalau ngga ketemu, ini ayah copy isi tulisan tersebut

Zev, ngobrol-ngobrol tentang stereotyping, sedikit uneg-uneg yang saya alami sendiri. Tapi bukan masalah Indon, tapi masalah menjadi orang yang terlahir dengan status suku Betawi..

Dari kecil sampai besar dan punya anak, hidup saya habiskan di tanah Betawi. Habis Nya’ dan Babe dari muda sampai tua emang ngga pindah kemana-mana. Kata teman-teman saya, Betawi emang singkatan betah di wilayah. Ngga juga sih..

Tapi ngomong-ngomong masalah stereotyping, ada juga nih yang mengganjal di hati. Terutama tentang anggapan orang-orang tentang suku Betawi. Ada yang berpendapat, orang Betawi adalah orang-orang yang tersisih, kerjaannya jual tanah warisan, kalau kerja paling banter cuma jadi tukang ojek. Waduh, apa yang salah sih jadi tukang ojek? Sepanjang halal dan tidak mengganggu ketertiban, so what gitu loch?


Ternyata stereotyping seperti ini udah menyebar luas ya. Pengalaman saya waktu pertama kali kerja dan memperkenalkan diri, salah satu yang mesti diutarakan adalah daerah asal. Pas saya memperkenalkan diri dan saya bilang saya orang Betawi asli (emang ada yang palsu?), samar-samar saya dengar ada yang berkomentar,”tumben orang Betawi ada yang kerja kantoran dan kuliah.” Gedubrak!! Mula-mula dengar ungkapan seperti itu saya sebenernya panas juga. Lho, emang semua orang betawi ngga berpendidikan apa?


Kebetulan jenis kerjaan saya adalah yang menemui banyak orang, sehingga sering berkenalan dengan banyak orang baru. Dan setiap kali berkenalan selalu saja ada yang merasa ’’heran“ kalau orang Betawi seperti saya bisa bekerja seperti ini. Aneh, sebenernya yang ketinggalan jaman itu orang Betawi, atau orang yang heran dengan kemajuan orang Betawi sih? Masa’ sih dijaman sekarang ini, masih aja heran dengan kemajuan yang dicapai salah satu suku? Apa mereka ngga kenal sama orang betawi yagn sukses di berbagai bidang? Dikalangan ulama ada KH M Syafi`i Hadzami, dikalangan seniman ada Bang Ben yang melegenda dan masih banyak lagi orang Betawi yang sukses.

Padahal jelas-jelas di depan mata, kesempatan untuk sekolah dan mendapatkan pekerjaan sekarang ini adalah sama untuk semua orang, yang penting memenuhi kriteria yang ditentukan. Apalagi mulai timbul kesadaran dikalangan anak muda Betawi bahwa tanah warisan tidak bisa dijadikan andalan meraih sukses dimasa depan. So, mereka juga sama seperti saudara mereka dari seluruh Indonesia dalam mengejar kesempatan sekolah dan berkarir.

Untuk urusan gubernur, walau sampai saat ini belum ada satupun putra daerah yang menjadi Gubernur DKI, orang Betawi cukup berbesar hati untuk menerima siapapun yang menjadi pemimpin mereka. Mungkin, DKI Jakarta lah satu-satunya propinsi yang belum pernah dipimpin oleh putra daerahnya.

Sayangnya, ada organisasi yang mengatasnamakan masyarakat Betawi. Ujug-ujug meningkatkan citra suku Betawi, malah menodai citra orang Betawi yang peramah, bersahabat dan doyan bergurau. Dan saya sih percaya, organisasi itu bertujuan bukan untuk meningkatkan peran orang Betawi di tanah kelahirannya, tapi untuk tujuan lain yang ngga jelas. Siapa tahu?

Festitalia 2007

Pertarungan Gladiator
Pasukan Roma
Kemarin, ayah bareng Sony, Adi, Tonny dan Sasy, Mas Rudy dan Mba Rini berkunjung ke festival Italia atau Festitalia 2007. Dengan tiket masuk seharga AUD2, bisa seharian menikmati festival yang memang berlangsung dari pagi hingga malam.

Walau tidak begitu komprehensif, tapi Festival ini lumayan buat menambah pengetahuan dan pengenalan tentang Italia dalam sehari. Karena ternyata, Italia ngga hanya sebatas sepakbola dan spagheti, dua hal yang paling diinget orang kalau ngomongin Italia.

Kakayaan budaya masa lampau mereka juga cukup kaya. Tidak hanya kebesaran Imperium Roma, seni tari dan musik pun ikut ditampilkan. Ngga tahu hubungannya apa dengan Italia, tari tango yang sensual juga ikut ditapilkan dengan apik dan menarik..

Pasukan ala tentara Romawi dengan pakaiannya yang unik dan pertarungan gladiator menjadi obyek menarik di festival kali ini. Ditambah dengan berbagai lomba seperti lomba makan spagheti dan memeras anggur dengan cara diinjak-injak dalam tong kayu (jadi inget cara bikin tempe), bener-bener lumayan menghibur. Kalau yang seneng lawakan yang bukan ala srimulat atau tukul juga ada. Penggemar suara tenor, bisa puas dengerin sang penyanyi berteriak-teriak. Atau suka boyband? Bisa juga ikut menghentak mengikuti irama dengan lirik Italiano. Kalau yang ngepop, cewe-cewe berbaju merah yang menampilkan konfigurasi tarian yang menarik, memanjakan penonton dengan suara yang bening dan paras yang lumayan.

Beragam kuliner Italia juga menggugah selera dan ditampilkan pula demo memasak ala italia. Selain aneka pasta,ternyata ada juga yang mirip-mirip terigu yang digoreng. Kelihatannya semua menggugah selera banget, sayang..karena inget bahasan Milis tetangga, ngga berani nyobain dan emang panjang banget sih antrian makanan ini..

Yang suka cuci mata, betah deh seharian hunting wajah-wajah cantik.. ngga percaya? tanya deh pada para pothographers, mereka tuh pura-pura aja membidik situasi, padahal snapshoot wajah-wajah ehmm..