Minggu, 19 April 2009

Bukit Golf Pondok Indah

Tadi pagi saya dan anak-anak jalan-jalan dengan sepeda motor ke perumahan Bukit Golf Pondok Indah. Entah mengapa saya membawa anak-anak ke sini, mungkin karena saya bingung dan ngga ada ide serta perasaan saya dulu pernah jalan ke sini dan rasanya udaranya sejuk banget.

Ternyata feeling saya ngga salah. Sewaktu memasuki areal perumahan ini, saya dan anak-anak merasakan suasana yang amat sejuk dan sangat berbeda dengan keadaan cuaca kota Jakarta. Di sini udara benar-benar segar dan suasana jalannya juga amat sejuk karena dikir dan kanan jalan yang bersih dan luas itu tumbuh berbagai macam pohon yang rindang. Pokoknya perumahan ini seperti punya dunianya sendiri deh.

Selain suasana yang sejuk, asri dan nyaman, hal lain yang membuat saya dan anak-anak terkagum-kagum adalah ukuran dan bentuk serta luasnya halaman setiap rumah disini. Bener-bener pemukiman kelas elit. Ngga ada rumah yang mewah namun sederhana bentuknya. Semuanya menampilkan keindahan sebuah rumah dengan tingkat keindahan menyerupai istana.

Kaya mimpi deh. Jejeran rumah itu seperti sebuah gallery yang memamerkan barang-barang mewah dan mahal. Setiap rumah tampak bersih, indah, dijaga pak satpam yang rapi dan nampak terkantuk-kantuk (karena sepi banget)serta kelihatan mobilnya banyak dan mewah-mewah. Wuih, pokoknya saya dan anak-anak terheran-heran.. siapa ya penghuni rumah ini..?

Intinya sih, berada di sini seperti berada di dunia lain.. sebuah tempat tinggal yang sempurna besar, megah, mewah, bersih, asri dan aman.. tapi sayangnya saya ngga lihat ada penghuninya tuh.. eh, jadi ngga sempurna dong.. :))

Beneran deh

Kamis, 16 April 2009

Gunung Kapur - Ciseeng Bogor

gunung kapur - ciseeng
Libur panjang karena berbarengan antara Hari Pemilihan Umum 2009, libur paskah dan libur Sabtu Minggu kemaren bener-bener asyik banget.

Pas hari pemilu (9 April 2009), kami mencontreng di TPS dimana nama kami terdaftar. Tapi kayanya pemilu kali ini tidak seseru tahun-tahun dulu ya. Semua tenang dan adem ayem aja. Hari Jum’at alhamdulillah bias menikmati sholat jumat di mesjid dekat rumah. Kesempatan bias sholat jumat di mesjid dekat rumah kan jarang-jarang. Maklum aja namanya juga pekerja, jadi kalo ngga liburan kan ngga bias jumatan dirumah.

Hari Sabtu kami sekeluarga jalan-jalan ke pemandian air panas Tirta Sanita di Ciseeng Kabupaten Bogor . Minggunya istirahat karena hari Senin kan dah mesti aktivitas seperti biasa lagi.

Nah, khusus kegiatan jalan-jalan ke Ciseeng lumayan seru juga tuh. Kami sekeluarga kan ngga punya mobil, jadi terpaksa jarak Jakarta-Ciseeng ditempuh dengan sepeda motor. Wuiihh ternyata jauh dan capek banget ya. Untung kami kompakan, jadi selama perjalanan kami saling menunggu dan memperhatikan satu sama lain.

Berangkat jam 9 pagi dari rencana jam 8 pagi, kami sampai di Ciseeng sekitar pukul 10.30 menjelang siang. Langsung kami semua mandi-mandi air belerang yang konon bermanfaat untuk kesehatan kulit. Seru juga ya berenang ramai-ramai, lucu dan rasanya seperti kanak-kanak lagi.

Habis mandi, makan siang yang sudah disiapkan ludes dalam sekejap. Enak bener emang kalo makan sehabis berenang, apalagi lauknya empal plus tahu, lalapan dan sambel goreng pete. Hmm… enak bener..Pokoknya terasa banget deh enaknya ngumpul bareng keluarga, apalagi kalo bener-bener kompak.

Terus mengenai kondisi fasilitas pemandian ini, menurutku sih cukup memprihatinkan. Kolam airnya ngga panas lagi, kecuali untuk yang dikamar-kamar. Udah gitu, yang agak menyebalkan sekarang juga mulai dibuat taman bermain yang berpotensi merusak keasrian lokasi wisata ini. Pokoknya payah deh pengelolaan tempat wisata ini.

Gunung kapurnya sendiri yangmerupakan sumber air panas juga sudah tidak seperti dulu lagi. Padahal, kata mertua saya.. dulu air panasnya masih mengalir alami. Entah mengapa sekarang sudah ngga keluar lagi.. sayang banget ya.. (Ohh iya.. kalo orang kampung bilang sih, sebenernya tempat ini namanya Gunung Kapur karena emang ada Gunung Kapur kecil disini. )

Saya sempet juga sih mendaki gunung kapur kecil ini dan mengambil beberapa gambar. Ya, lumayan lah masih ada pemandangan sawah disekelilingnya. Cuma pesan saya, kalo emang mau datang kesini jangan berharap terlalu banyak deh.. pokoknya untuk wisata murah meriah yah sebanding lah..

Gunung kapur.. mudah-mudah masih terus akan terawatt ditahun-tahun yang akan datang..

Selasa, 07 April 2009

Mencuri sepotong hari

Judul tersebut adalah salah satu tulisan seorang blogger dalam blog-nya yang menceritakan tentang sulitnya bagi dirinya untuk dapat meluangkan waktu sejenak saja untuk bercengkrama dengan anaknya semata wayang. Kedudukannya sebagai salah seorang petinggi di sebuah perusahaan swasta nasional yang mempunyai lebih dari 200 kantor cabang maupun perwakilan sering kali memaksanya untuk pulang kantor dan sampai di rumah setelah pukul 10 malam. Waktu disaat si anak telah tertidur lelap dengan mimpi indahnya.

Berusaha untuk menikmati waktu libur di hari Sabtu atau Minggu, undangan pesta pernikahan maupun acara sosial lainnya telah menunggu. Wuihh.. ngga kebayang bagi saya mengalami hari yang begitu padat seperti itu. Walaupun saya mendapatkan banyak imbalan dari pengorbanan saya bagi hilangnya waktu buat keluarga dan status sosial karena sering muncul diberbagai acara publik, saya berketetapan hati "NGGAK MAU".

Bagi saya harta dan status sosial bukan segala-galanya. Bolehlah berkilah bahwa apa yang dilakukan semata untuk kebahagiaan dan kesejahteraan anak dimasa yang akan datang. Apa iya? bisa kah kita menilai kebahagiaan seorang anak dengan banyaknya fasilitas yang kita berikan? rasanya tidak..

Menurut saya, kalau kita ngga pernah lihat mereka tersenyum manja dengan pandangan mata berbinar saat bercengkrama dengan orang tuanya, saya yakin anak tersebut tidak dalam kondisi bahagia. Kemewahan dan uang tak memberikan sentuhan batin untuk sang anak. Semua terbatas hanya pada kelezatan dan kemudahan fasilitas, sedangkan kebahagiaan batin sang anak tak tersentuh.

Makanya, bagi saya walaupun dengan kondisi ekonomi dan kedudukan seperti sekarang ini saya sangat bersyukur. Saat pulang kantor saya masih sempet mendengarkan mereka bercerita tentang pengalaman mereka tentang hari yang telah terlewati. Saya masih sempat melayani mereka untuk bermanja-manja walau hanya sekedar minta digendong atau dibuatkan susu. Saya masih sempat membantu anak saya mengerjakan PR nya. Dan salah satu yang menurut saya penting adalah mengantarkan mereka tidur dengan cerita-cerita yang menarik dan penuh hikmah. Ah, rasanya semua itu tak tergantikan dengan fasilitas mewah apapun..

Makanya (lagi) saya sangat berharap, seandainya nanti mereka dewasa, saya tidak ingin keterbukaan dan kedekatan mereka kepada ayah dan bundanya hilang. Saya tetap ingin mendengar cerita mereka tentang hari-hari yang mereka lalui. Saya ingin bertanya ataupun berdikusi tentang banyak hal dengan mereka. Ah, rasanya indah banget bila kita bisa mendampingi mereka dewasa tetapi tetap dekat di haati..

Kembali ke inti tulisan ini. Rasanya akan sangat sepi dan sunyinya hidup ini bila kita hanya didampingi oleh kemewahan dan teman-teman (sebaik apapun dia) tanpa adanya kedekatan emosional dengan keluarga.. ah semoga itu tidak terjadi.

Saya jadi inget OST sinetron keluarga cemara yang syairnya seperti ini:

"Harta yang paling berharga
adalah keluarga
Mutiara tiada tara
adalah keluarga... "