Senin, 24 Januari 2011

Restoran Taman Pulau Situ Gintung


Secara tidak sengaja mendapat rekomendasi dari temen-temen SD yang datang ke rumah, hari Minggu 23 Januari 2011 saya dan keluarga menhabiskan hari Minggu di Restoran Taman Pulau Situ Gintung.

Semula saya mengira tempat ini tidak menawarkan sesuatu yang menarik. Tetapi ternyata cukup rekomended untuk dikunjungi. Selain kolam renang yang cukup representatif untuk anak-anak bermain, ada outbound, gokart dan saung yang dapat digunakan untuk bercengkrama dengan keluarga.

Dengan harga tiket masuk yang cukup terjangkau, makanan yang cukup murah dibanding tempat wisata lain dan lingkungan yang sejuk, tempat wisata ini memberikan lebih dari yang and bayangkan.

Nah, sekarang saya tidak terlalu bingung lagi bila ingin membawa anak-anak saya berenang..cukup ke lokasi ini.. murah meriah..

Rabu, 19 Januari 2011

The Land of The Komodo Dragon


Title : The Land of The Komodo Dragon
The author : Claire Ellis
Published : Times Editions, Sinagpore1999

Scientifically, Komodo dragon is known as Varanus Komodoensis, however local language komodo known as the ora, biawak, Komodo, buaya darat (land crocodile) or mbou. They live in a cluster of tiny islands. Lying between Sumbawa and Flores Islands and scattered locales on Flores. Geography of these relatively small islands is steep hills, hills, shallow soil, long droughts and regulars fires means the vegetation is sparse and the animals few. The largest island is Komodo Island and other islands are Padar Island, Rinca Islands and Flores. The average temperature at sea level is around 270C, but there is significant variation through the year.

In 1994 Komodo estimated 3,000 Komodo in total; 1,600 on Komodo Island, 1,100 on Rinca, 70 on Gili Motong and 100 at Wai Wuul. So, to protect them from poaching, from Kingdom Bima era (local Kingdom) until now, there are many regulations have issued and UNESCO listed this animal as Man and Biosphere Area in 1977. The government of The Republic Indonesia states the area as National Park in 1980. Komodo dragon listed as ‘Rare’ by World Conservation Monitoring Center.

Komodo dragon is the largest lizard in the world in terms of overall size (weight). The animal can swim well, frequently staying well below the surface, but it is not as strong a swimmer as some other members of the monitor lizard family. Komodo also has good sense of smell to find the food and had good hearing. Like all reptiles, the Komodo must heat up its body by basking in the sun or on warm surface and cool it down in the shade or on moist surfaces.

It is very difficult to determine the sex of komodo. Mature male have two internal lateral bulges at the base of their tails, called hemi-penes. Komodo have an annual reproductive cycle. One to two months (40 to 50 days) after mating, in July to September, the female digs a hole and lays her eggs. Babies live in trees for the first few years, partly to escape the cannibalistic adults, which are too heavy to climb trees.

Besides enjoying the exotic komodo, visitor can meet other exotic animal such as Deer, Water Buffalo, Monkeys, Civet Cat, Rodents and small Mammals, Bats, Snakes, Crocodiles and other Reptiles, Birds, Nesting turtles and Spiders.

The island in the komodo region are dry and harsh, but below the surface of the water the scene is the exact opposite. Reef slopes drip with color, and marine life of all shapes and sizes enjoys the rich waters surrounding the islands. However, local fishermen use dynamite or fertilizer for explosive fishing. As a result, large numbers of unwanted and juvenile fish are killed and the coral is shattered into small pieces, reducing the reef to rubble.

Like many ethnics groups within Indonesia, the descendants of the Ata Modo – the indigenous inhabitants of Komodo Island- have retained their ancient beliefs while being staunchly Moslem. Anthropological work by Rafael Karjon reveals that they believe in three main supernatural forces, Ina Kama, who protects the people and the whole island; Ina Babu, who protects thed Komodo dargon and its twin brother, The Ata Modo; and Ina Hadija, who protects the water sources and the whole community. Rituals and offerings are made to these three to ensure that harmony continues.

The relationship overseen by Ina Babu refers to an ancient myth claiming that the Komodo dragon and the Ata Modo are kin. Both are believed to have been created at the same time in the following way : the beautiful spirit woman Putri Naga appeared to a man, Najo, who living on Komodo Island. They married and she subsequently gave birth to twins. The first baby was a Komodo dragon while the second was a human. Embarrassed, the mother did not return to her husband on the village, but lived in a cave in the forest. After a few years, the Komodo dragon went its own way and the child founded the Ata Modo clan.

Traveling to Komodo Island has never been easy. To get there you can do it by yourself. The two airports closes to the park are Bima, Sumbawa and Labuan Bajo, Flores. Two government-run ferries ply daily, linking Sape, a short drive from Bima, and Labuan Bajo, stopping midway at Loh Liang, Komodo Island. There is accommodation for about 40 people at Loh Liang but no private cooking facilities. However, you can choose other alternative, a number of companies run tours especially to Komodo National Park, while others include it on longer trip through Nusa Tenggara. The best time to visit this park is in April or May. Before visiting, they should check with their doctor to ensure that they are vaccinated against endemic diseases, have appropriate medicine and are in good physical shape.

Attacks by Komodo dragons on humans should be one of the easiest areas to research, but it is actually the hardest. Until recently, the region had only an oral history, and time has faded memories. By far the most famous tale of a komodo dragon eating a man is that of the Swiss baron – Baron Rudolph von Reding- who disappeared on the island in 1974. The grave of the Baron stands high in the hills at Poreng.

Abdul Rahman Jamil/ ADS6M3

Senin, 17 Januari 2011

Munik Restaurant


Terletak di Jalan Matraman Raya No. 80-82 Jakarta Timur, rumah makan ini cukup mudah dijangkau baik dari arah Jakarta Pusat maupun Jakarta Selatan. Mungkin jebakan macet hanya akan anda temui disekitar Kampung Melayu sampai Pasar Jatinegara, selebihnya cukup lancar dan nyaman untuk di tempuh.

Mengusung masakan tradisional, rumah makan ini menawarkan menu yang hampir semua orang menyukainya. Ikan bakar atau goreng berpadu dengan menu tradisioanal lainnya seperti cah kangkung, sayur asam, tahu dan tempe serta menu-menu tradisional lainnya.

Bagi saya, ikan patin bakarnya rekomended untuk dipesan. Bakarannya pas, tidak terlalu kering dan bumbunya meresap sampai ke dagingnya. Sayru asem dan tahu nya juga istimewa. Bagi penikmat tauco, beberapa menu disini juga menambahkan tauco sebagai pelengkap bumbu masaknya. Pete bakar atau pete goreng juga bisa anda pesan jika suka dengan menu special itu.

Aneka pilihan minumna juga patut dicoba. Ada es kabayan yang merupakan perpaduan jus dan buah-buahan. Ada juga es puding kelapa yaitu kelapa muda dengan puding kelapa di dalamnya. Rasanya segar dan manis, cocok sebagai menu penutup sebenarnya.

Dengan ruang makan yang luas yang terdiri dari smoking area dan non smoking area, rumah makan ini cukup luas untuk dijadikan tempat berkumpul bersama keluarga ataupun rekan-rekan kerja maupun tempat arisan.

Kalau ada kesempatan, bolehlah rumah makan ini dijadikan tujuan berkumpul keluarga dan teman-teman di akhir minggu.

Jumat, 14 Januari 2011

Brisbane

Tertarik juga mengikuti perkembangan banjir yang sedang menimpa wilayah negara bagian Queensland khususnya terkait kota Brisbane.

Ya, sebuah kota yang pernah saya tinggali dan memberikan begitu banyak kenangan dalam kehidupan saya. Kota yang pernah membuat saya menangis karena rindu dan kecewa, kota yang pernah membuat saya begitu bahagia, kota yang memberi begitu banyak rasa.

Brisbane, menjadi kenangan indah dalam hidup saya. Karena disana saya dipaksa memahami apa arti hidup, memaknai hidup dan menghargai hidup. Disana saya merasakan sangat kerinduan akan keluarga, kerinduan akan Indonesia yang ramai, panas dan hangat.

Brisbane, suatu saat nanti saya harap punya kesempatan kesana. Mengunjungi kembali tampat-tempat dimana saya pernah berada..

M3n94ku S4l4h


Mengakui kesalahan memang berat dan hampir semua orang akan berat mengakui kesalahannya. Tapi ternyata dibalik itu semua, mengaku bersalah dan kemudian meminta maaf mampu membuat sesuatu menjadi lebih baik dan bergerak ke arah ayng positif.

Ya, seperti kali ini. Saya secara ceroboh telah memutuskan sesuatu tanpa terlbih dahulu mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Akibat keputusan ceroboh tersebut, saya membuat seseorang menjadi terluka dan kecewa. Kekecewaan tersebut berbuntut pada suasana yang tidak nyaman bagi lingkungan.

Untungnya, saya cepat mengetahui dampak keputusan ceroboh tersebut. Sehingga walau pun sangat sulit untuk mengungkapkan permohonan maaf dan menyampaikan alasan mengapa saya membuat keputusan ceroboh tersebut (maksudnya agar orang tersebut mau memaklumi)tetap saja pada saat mengutarakan kedua hal tersebut saya tak kuasa untuk memupus rasa gorgi saya.

Tetapi, memang semuanya berubah menjadi lebih baik setelah saya meminta maaf. Rasa sungkan karena merasa bersalah, sedikit berkurang sehingga saya lebih mudah untuk memulai komunikasi. Selain itu, si pihak yang saya kecewakan juga -saya yakin- lega karena telah menyampaikan kekesalannya kepada saya.

SO, ternyata mengakui kesalahan kemudian meminta maaf dan tidak mengulanginya lagi memnag harus dilakukan.. dan jangan pernah takut dan sungkan untuk melakukannya.

Selasa, 11 Januari 2011

sumpretttt


Hari-hari yang melelahkan. Lebih pada kelelahan mental daripada kelelahan phisik. Terutama terkait mengurus laporan pencapaian IKU serta administrasi dan posisi duduk untuk teman-teman yang baru masuk.

Untuk urusan pencapaian IKU, alhamdulillah sekarang sudah beres. Sedangkan untuk administrasi teman-taman baru, sampai sekarang masih menjadi beban...ups, (harusnya tantangan-red)untuk menyelesaikannya.

Sebenarnya tantangannya hanya pada satu orang yang amit-amit menurut saya. Susah banget buat membuat sesuatu yang sebenarnya bisa diselesaikan secara sederhana dibuatnya menjadi rumit dan mesti bolak-balik.

Sungguh, bukan masalah ngatur posisi duduknya yang bikin saya tertekan. tapi menghadapi satu orang itu, yang dalam keseharian sepertinya baik hati, penolong dan mudah diajak kerjasama. Pada kenyataannya, ternyata kalau yang menyangkut dirinya dia bisa berubah jadi begitu egois, arogan dan tak mau kompromi.

Sebenarnya saya sudah cukup hati-hati dengan orang ini. Karena dari obrolan saya sehari-hari, seringkali cara dia berbicara itu membuat saya terpojok dan menjadi seperti pesakitan. Sungguh, saya males banget kalo mesti berhubungan dengan orang yang kaya gini.

Ibaratnya, apa yang dia ucapkan, dia sampaikan dan di omongkan itu sama sekali jauh dari aplikasi sikap dia sehari-hari. Maleessss ketemu orang kaya begini.. cuma manis dimulut dan baiknya cuma sama orang yang menurutnya menguntungkan bagi dirinya. Orang kaya gini, kelauuuuttttt ajaaaaa...

Senin, 03 Januari 2011

Tahun Baru 2011


Hari pertama kerja di tahun 2011.
Datang paling pagi hari ini, karena saya takut terlambat datang akibat macet dan terkena aturan three in one di Jalan Sudirman - Thamrin. Padahal saya udah berusaha untuk memacu kendaraan saya agak lambat, tapi tetap aja sampai di kantor masih jam 06.00 WIB pagi lebih sedikit.

Sepertinya tahun 2011 ini bakal banyak hal baru dan pengalaman baru yang bakal terjadi. Di lingkungan kerja, mungkin aja ada perubahan di level kepala Biro, karena kabarnya akan ada pergantian di kepala Biro.

Di level staff, akan kedatangan banyak pegawai baru. Mesti siap-siap menampung dan menempatkan mereka sesuai dengan keahlian dan ketrampilannya. Itu mungkin akan salah sastu yang menjadi tantangan dalam tugas saya.

Sementara yang lainnya, mungkin akan terus berlanjut. Maksudnya, permasalahan atau isue-isue di tahun 2010 akan tetap menjadi perhatian di 2011.

Keluarga
Hari pertama di 2011, Rizky sakit. Uniknya sakitnya karena dia bergadang menyambut tahun 2011. Ini pengalaman pertama dia menyaksikan kembang api pergantian tahun. Secar belum pernah dia bergadang sampai jam 1 dini hari, paginya dia mengeluh pusing dan perutnya sakit.

Akibatnya, tanggal 1 dan 2 Januari 2011 yang saya niatkan bisa dipakai untuk jalan-jalan, terpaksa hanya di habiskan di rumah saja. Sepanjang hari menemani rizky di tempat tidur, walau pas siang hari dia sempat merasa agak baik dan sempat bermain sendiri.

Secara keseluruhan, everything still under control. and 2010 was the year I faced new experienced and got one of my dreams. I hope in 2011 everything gonna ok and I have opportunity to realize my dreams. Amin


Rasanya biasa saja, cuma mungkin mesti membiasakan diri untuk menulis tahun 2011.