Kamis, 29 September 2011

Sosialisasi Pasar Modal dan Asuransi di Paris Van Java Bandung

Tanggal 16 - 18 September 2011, saya dan tiga orang teman menemani teman-teman dari bagian Hubungan Masyrakat melakukan sosialisasi tentang pasar modal dan asuransi di Mall Paris Van Java Bandung. Loh, kok sosialisasi nya kok di mall?


Memang, target sosialisasi ini adalah masyarakat umum, yang umum sekali. Biasanya sosialisasi dilakukan kepada para pelajar dan mahasiswa di sekolah-sekolah atau di kampus. Nah, untuk masyarakat umum seperti ibu rumah tangga, pekerja dan adik-adik atau orang dewasa yang kebetulan belum tersentuh dengan kegiatan sosialisasi, mall adalah salah satu pilihan tepat. Alasannya, susah kan ngumpulin banyak orang yang berbeda-beda untuk dateng ke suatu kegiatan yang mungkin sama sekali diluar minatnya?

Mall, dengan segala daya tariknya dapat membantu tujuan sosialisasi ini. Ya, sambil mereka berbelanja, sekedar makan bersama atau cuma lihat-lihat kita bisa menarik perhatian mereka dengan mendirikan booth yang menampilkan informasi tentang pasar modal dan lembaga keuangan.

Informasi yang disampaikan ringan saja, namun diharapkan dapat menumbuhkan minat mereka untuk berinvestasi dan kemudian keingin tahuan akan pasar modal dan informasi. Kita juga memberikan brosur dan panduan tentang investasi dan asuransi. Tidak lupa, untuk yang mampir dan aktif bertanya kami sediakan goody bag yang berisi pernakpernik tantang pasar modal dan asuransi. Lumayan kan? selain mendapat pengetahuan juga dapet kaos, ballpoin, gantungan kunci, balon tepuk serta pin.

Wisata Kuliner

Bakso Citamiang
Mengunjungi Bandung, rasanya ngga afdol kalau tidak menikmati kuliner yang sebenarnya biasa-biasa saja tapi jadi heboh kalau di Bandung. Nah, pilihan kita kali ini adalah bakso. Ya, bakso. Padahal, di Jakarta juga banyak bakso, tapi menurut teman saya bakso yang ini istimewa karena dibuat sendiri dan terjamin kehalalannya namanya Bakso Citamiang yang terletak di daerah Citamiang.

Selain bakso, kita juga bisa memesan somay. Nah keduanya bisa dinikmati di tempat atau dibawa pulang sebagai oleh oleh. Rasanya? bakso banget.. sepertinya ngga usah dijelaskan kan gimana rasanya bakso. Tapi mungkin memang dari segi tekstur lebih lembut dan ada isi keju di dalamnya. Sayangnya, pas hari itu, sang pemilik sedang berlibur di Jakarta, jadi digantikan oleh Saudaranya. jadi? ngga profesional banget deh pelayanannya. Racikan baso nya kurang mantap, ngga ada sendok dan lamaaa banget pelayanannya. Wah, mendingan tutup aja deh kalo emang mau berlibur. Daripada di ganti Saudara yang ngga biasa melayani, kan malah mencoreng nama baik. Ya ngga?

Soal harga, pas banget buat semua kalangan. Soalnya seporsi bakso cuma Rp10.000 dan harga somay hanya Rp1.000 perbuah. Murah kan?


The Little Tokyo - shabu-shabu
Selain menikmati baso, kita juga menyempatkan menikmati shabu-shabu, dan kali ini di restaurant Little Tokyo di sekitar area PVJ. Soal rasa, rasanya seperti umumnya shabu-shabu yang direbus-rebus, yang membedakan adalah saus yang rada-rada mirip saus kacang tapi sebenarnya bukan saus kacang. Rasanya gurih, pedas dan asam.. segar deh pokoknya.

Sepertinya restaurant ini bisa menjadi pilihan alternatif shabu-shabu kalau ingin menikmati cita rasa yang berbeda dari biasanya. Harganya standard restaurant shabu-shbau, namun untuk pilihan porsi besar, bisa untuk berdua.


Selain menikmati kedua menu tersebut selama di Bandung, kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh di Kartika Sari, Prima Rasa, Brownies Kukus Amanda. Weleh, ramainya boo.. untuk ketiga tempat itu, no comments :)

Rabu, 14 September 2011

Daging Andil

Entah dari mana istilah andil itu bermula. Saya menduga istilah andil bermakna bahwa semua ikut andil atau ikut serta dalam pembelian kerbau yang akan disembelih pada hari lebaran. Sehingga daging kerbau hasil penyembelihan ini disebut daging andil.

Mekanisme andil ini adalah seperti program menabung biasa. Jauh hari sebelum lebaran tiba, orang-orang sudah bermufakat untuk membeli kerbau secara bersama-sama yang nanti akan disembelih pada hari raya. Dengan cara seperti itu, maka harga daging yang biasanya naik dan mahal tidak menjadi beban saat merayakan lebaran.

Misalnya, harga kerbau Rp7.000.000,00 per ekor, maka akan dikalkulasikan berapa uang yang harus dikumpulkan tiap bulan oleh tiap-tiap peserta. Uang tersebut dikumpulkan oleh seorang penanggung jawab, yang nantinya akan membeli kerbau termasuk mengurus biaya pemotongannya.

Nah, lebaran kali ini saya juga ikut andil. Setiap bulan saya menyetor Rp50.000,00 dan pada dua hari menjelang lebaran kerbau sudah dipotong. Alhamdulillah saya mendapat daging kerbau lebih dari 5 Kg. Untung lainnya lagi adalha, selain mendapat daging, saya juga mendapat jeroan, tulang, kulit dan bagian-bagian lain dari kerbau tersebut.

Kalau dihitung-hitung, program andil kali ini lebih menguntungkan karena dengan harga yang sekitar Rp80.000/Kg, berarti saya mendapatkan kelebihan dari sisi selain daging, yaitu bagian lain dari kebo. Selain itu, daging kerbau itu lebih segar dan lebih nikmat... dua hari sebelum lebaran, dapur dirumah sudah memasak semur daging, rendang, sayur tangkar dan lain-lain

Selasa, 13 September 2011

One Day Journey - Jakarta - Solo - Jakarta


Perjalanan dadakan kali ini terkait dengan berita duka meninggalnya seorang rekan kerja di Solo. Dengan penerbangan pertama Garuda, saya dan Ari, teman dekat di kantor yang kebetulan asli Solo, pukul 7.00 sudah mendarat di Bandara Adi Sumarmo Solo.

Berhubung masih terlalu pagi untuk ke rumah duka, kami memutuskan untuk mampir sejenak ke rumah Ari sekalian menengok orang tuanya. Kebetulan, karena penerbangan pertama, saya belum sempat mandi dan belum menjawab morning call hari ini.He..he...

Selain urusan bersih-bersih, segelas teh manis kental khas Solo yang hangat juga menyambut awal perjalanan hari itu di Solo. Teh nya mantap, ada rasa sepat-sepat, tapi ngga pahit dan manisnya pass.. Biskuit kalengan kaya'nya ngga cocok jadi teman minum teh kali ini.. jadi saya putuskan cukup minum teh saja.

Pukul 9.00 pagi kami memutuskan berangkat ke rumah duka. Tapi, karena belum sarapan, kami mampir sejenak untuk sarapan dengan menu sarapan khas Solo: Kupat Tahu. Potongan ketupat dan tahu pong kecil-kecil disiram kuah manis pedas serta sedikit bawang putih. Sayurnya ada irisan kol. Saya pesan yang pedas, tapi ternyata pedasnya kurang nendang. Segar sebenarnya, seandainya rasanya bisa lebih pedas lagi. Tapi tetap saja, sarapan kali ini enak menurut saya, karena porsinya pas dan menunya tidak terlalu berat.

Sepulang dari rumah duka, kami mampir sejenak di Keraton Solo. Dengan biaya masuk Rp10.000, kami dapat menikmati suasana keraton Solo sekaligus mengagumi peninggalan-peninggalan kerajaan tempo dulu. Sayang, mungkin karena minimnya dana, kelihatan sekali kalau keraton ini tidak terlalu bersih dan kurang terawat. Entah kalau bagian keraton yang merupakan tempat tinggal raja, mungkin lebih mewah dan bersih pastinya.

Karena keraton dan Pasar Klewer sangat dekat, kami mampir di Pasar Klewer. Teman saya berburu batik, sedang saya cukup mengagumi betapa banyaknya batik di pasar ini. Isinya, batiiikkkk semua. Puas dengan batik, teman saya mengajak saya menikmati Tengkleng Pasar Klewer yang terkenal. Tengkleng ini memang baru mulai di jual pukul 1 siang. Dan benar saja, pembeli seperti tak putus-putus membeli tengkleng ini. Baik untuk makan di tempat maupun untuk di bawa pulang.


Tengkleng ini ternyata semacam masakan berkuah kuning dengan isi seluruh bagian kambing, kecuali bulunya. Ada iga, jeroan, daging, kulit dan lain-lain. Kuahnya encer dan sepertinya tidak bersantan. Rasanya gurih dengan aroma rempah yang menurut saya tidak terlalu kuat tetapi bau kambingnya tetap tidak tercium. Karena suasana dan porsinya cukup kecil, rasanya enak tenan. Terbukti kan? pembelinya antri tak putus-putus.

Tak hanya tengkleng, serabi Notosumah di daerah Notosumah pun jadi buruan berikutnya. Serabi hangat gurih dan manis habis kami santap di tempat sebelum memesan satu box berisi sepuluh serabi untuk oleh-oleh. Tak lupa saya juga membeli "intip", yang ternyata bukan intip asli, karena bukan dari kerak nasi liwet...


Kemudian saya juga teringat tentang Taman Balekambang yang telah direstorasi Walikota Solo Pak Jokowi. Tamannya, walaupun tidak terlalu luas tetapi patut diacungi jempol sebagai upaya untuk mempertahankan daerah hijau di Solo.

Puas menikmati Solo seharian, kami pun bersiap kembali ke Jakarta dengan bertolak dari rumah orang tua Ari lagi. Sekardus oleh-oleh berisi tahu, cabe, mangga dan beberapa potong pakaina batik telah tersedia untuk saya.. Wuiihhhh... asyik banget ya. Salut saya sama keluarga teman saya ini.. telah menyambut tamunya dengan hangat. Thanks ya Ri, telah memberikan pengalaman baru lagi tentang Solo.


Kamis, 08 September 2011

Takoyaki


Namanya T A K O Y A K I, Japanese Octopus Ball. Anak saya berkali-kali minta dibelikan kue ini, sampai akhirnya suatu hari kesampaian juga untuk membeli kue ini.

Bentuknya bulat, seperti bola-bola dengan isi gurita didalamnya. Sepertinya adonannya dari tepung beras atau tepung sagu dan tepung terigu, karena agak-agak lengket. Soal ras, terdapat dua pilihan, rasa pedas atau rasa keju.

Harganya lumayan mahal menurut saya, karena ukurannya kecil, jadi harga Rp2.000/biji lumayan mahal. Rasanya, saya tidak rekomended, bagaimanapun jajanan indonesia lebih enak.

Liburan Idul Fitri 1432 H

Hari-hari terakhir libur idul fitri, saya membawa anak saya dan teman-temannya menikmati liburan dengan berenang bersama-sama di Restaurant Pulau Situ Gintung.

Niatnya sih hanya mau ngajak anak saya doang, tapi Rizky -anak saya yang bungsu- terlanjur bilang ke teman-temannya bahwa dia akan pergi berenang. Makanya teman-temannya langsung menyatakan ketertarikan mereka untuk ikut serta dalam acar tersebut. Bersama dengan 4 orang temannya, hari itu kami berangkat ke lokasi setelah pukul 1 siang.

Di lokasi mereka menikmati dengan sangat suasana bermain dan sepertinya benar-benar gembira. Puas berenang, mereka mengisi perut dengan nasi goreng dan teh manis hangat. Wow, benar-benar sempurna liburan mereka.

Sekali-sekali, tak apalah membuat mereka senang. Meski harus berkorban sedikit, tapi lebih banyak berkahnya kok..