Kamis, 27 Oktober 2011

Sea Games dan Kesemrawutan Jalan Sudirman


Entah apa yang ada di pikiran para pembuat keputusan di lingkungan Pemda DKI. Coba saja bayangkan, disaat seharusnya kota ini bersolek untuk menyambut tamu asing di ajang Sea Games 26, wajah jalan Jend. Sudirman malah dibongkar dan di acak-acak tak karuan.

Memang sih, alasannya adalah proyek penanganan genangan (yang sebenarnya sih banjir). Kalau memang niatnya untuk mengantisipasi genangan di musim hujan, kenapa dikerjakan pada saat musim hujan sudah tiba? Aneh..

Proyek yang dikerjakan juga tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan. Antara galian dan jalan yang dilintasi pengguna jalan tidak dibatasi atau diberi pengaman yang cukup aman. Apalagi pada saat terkenan air hujan, tanah galian tersebut mengotori dan membuat jalan jadi sangat licin . Sungguh sangat berbahaya. Macet yang terjadi, terutama pada jam sibuk juga membuat kekesalan makin menjadi-jadi. Terlihat jelas bahwa manajemen pembangunan kota yang dimiliki Pemda DKI terlihat amat amburadul, padahal dipimpin sama ahlinya loh..

Sebenarnya yang paling membuat saya geram, kenapa proyek tersebut dikerjakan menjelang pelaksanaan Sea Games. Padahal banyak even Sea Games yang dilaksanakan di sekitar Gelora Bung Karno. Walah, apa kata para tamu yang melihat begitu semrawutnya jalan Sudirman. Cap sebagai kota yang jorok dan semrawaut rasanya bakal tertanam dibenak para tamu asing tadi.. Oh, Pemda DKI, kenapa kamu mencoreng tidak hanya wajah mu sendiri, tapi wajah hampir seluruh bangsa Indonesia.

Pemda DKI, belum apa-apa sudah mengurangi kesuksesan Sea Games itu sendiri, bahkan sebelum Sea Games berlangsung..

Selasa, 18 Oktober 2011

Desa Karanggatak, Klego, Boyolali




Desa yang terletak di lereng bukit ini cukup maju untuk ukuran sebuah desa di pelosok pulau Jawa. Mengapa bisa dibilang maju?

Fasilitas umum di desa ini cukup memadai. Jalan desa yang sudah beraspal, sekolah dasar, sarana ibadah dan prasarana pendukung lainnya cukup layak untuk ukuran sebuah desa. Rumah-rumahnya juga bukan gubuk reot, tetapi rumah standar jawa dengan luas yang cukup untuk menampung seluruh penghuninya.

Sanitasi seperti sumur dan sarana kamar mandi yang dimiliki oleh masing-masing rumah, membuat desa ini juga cukup sehat untuk dihuni. Walaupun kadang bau kotoran sapi cukup mengganggu, tapi karena sekitar kandangnya cukup bersih dan tidak ada ceceran kotoran sapi dimana-mana, membuat desa ini cukup bersih. Dan ingat, sapi juga memberikan andil bagi kesejahteraan penduduk desa ini, karena hampir semua rumah memiliki sapi.

Desa yang dikelilingi banyak pohon jati ini juga memiliki banyak sekali pohon pete. Bagi penggemar pete, silahkan menikmati nikmatnya pete dan nasi hangat dan sambal.
Desa Karanggatak, sederhana namun cukup layak huni.

Telor Asin - Brebes

Salah satu kegiatan yang menarik bila mengunjungi suatu tempat adalah berburu makanan khas tempat tersebut. Entah itu berupa makanan utama seperti nasi dan lauk pauknya, penganan ataupun makanan kreasi khusus yang memang terkenal dari tempat tersebut.

Nah, untuk Brebes di Jawa Tengah, yang pasti sangat terkenal adalah telor asin Brebes. Selain memang sebagai daerah sentra peternakan bebek, masyarakat Brebes juga berhasil mengolah telor bebek menjadi telor asin yang memang berbeda dari telor asin yang dihasilkan oleh daerah lain.

Walaupun saat ini telor bebeknya tidak sebesar beberapa waktu yang lalu, tetapi kualitas telor bebek asin Brebes tetap masih juara. Rasa asin dan kuning telor yang sudah berwarna hampir kecoklatan serta seolah terasa ada butiran justru memberikan sensasi rasa tersendiri bagi penikmat telor asin. Pokoknya cocok untuk dimakan langsung (bagi yang suka sensasi rasa asin) atau teman makan nasi.

Bagi saya sendiri, telor asin Brebes memang istimewa. Walaupun sekarang saya kadang tidak tahan dengan rasa asinnya, tetapi saya berusaha untuk tetap menikmati telor asin Brebes tersebut tanpa nasi. Asinnn, tapi saya suka.

Dan ketika dalam perjalanan pulang dari menghadiri pernikahan keponakan di Boyolali, Brebes adalah salah satu incaran untuk mencari oleh-oleh. Telur asin adalah pilihan pertama, selain bawang merah (ibu-ibu sibuk membeli bawang merah, buat apa juga? di Jakarta juga banyak.. ??) dan pilus. Dan saya membeli 30 butir telor asin buat oleh-oleh di rumah dan teman-teman kantor.

Senin, 17 Oktober 2011

Ian & Ayya @Boyolali

15 September 2011
Menghadiri pernikahan Mohammad Azian Fahsy, keponakan (anak abang yang nomor 6), di Boyolali. Bagi saya merupakan pengalaman baru, tidak hanya soal pengalaman rohani juga pengalaman phisik.



Secara rohani, bagi saya baru kali itu menyaksikan pernikahan adat jawa di desa. Sungguh-sungguh sederhana dan bersahaja. Dengan suasana pedesaan, mereka berusaha mengikuti adat leluhur untuk diikuti dan dilaksanakan mempelai. Tidak ada kurang suatu apapun, semua adat dilaksanakan.


Penyambutan mereka yang tulus terhadap calon besan dari Jakarta, juga memberikan sentuhan rohani tersendiri buat saya. Betapa mereka tanpa pamrih dan tulus menyambut kehadiran kami. Hidangan sederhana yang mereka sajikan terasa istimewa, mungkin karena dimasak dan disajikan oleh hati yang tulus dan tanpa pamrih.


Bagi saya, penyambutan, upacara perkawinan dan suasana orang-orang kondangan yang memberikan hasil kebun mereka sebagai "angpaw" bagi si penyelenggara hajatan sungguh memberi gambaran baru tentang cara perkawinan di daerah lain. Sajian makanan, dan penyajian menu makan siang yang amat sederhana, ternyata tak mengurangi makna acara pesta pernikahan itu sendiri.

Sungguh, saya terkesan dengan suasana perkawinan yang sederhana namun bersahaja.

Sedangkan pengalaman phisik bagi saya adalah.. wah ternyata berpergian jauh dengan bis itu sangat melelahkan ya. terbayang, teman-teman yang mesti mudik pada saat lebaran. Saya, yang tidak menemui kemacetan berarti saja meresa bete selam perjalanan. Bagaimana dengan teman-teman yang menhadapi suasana macet saat lebaran ya? huh..

ternyata, pengalaman dan perjalanan kali ini memberikan pelajaran bahwa saya harus selalu bersyukur dan ternyata Allah memberikan kebahagian yang tak pernah terputus sepanjang hidup saya..

Dan buat Ian dan Ayya, semoga mereka mampu mengarungi bahtera kehidupan dalam kebersamaan sebagai sepasang suami dan istri.. aminn