Jumat, 19 September 2014

Mitra Perubahan

Satu bulan ini, tugas saya bertambah satu lagi: membantu organisasi tempat saya bekerja untuk berubah menjadi lebih baik yaitu dengan merubah budaya kerja. Maksudnya? membantu supaya pegawai di tempat saya, terutama rekan kerja untuk berpenampilan lebih baik, lebih disiplin, lebih melayani dan tidak pelit berbagi informasi.
Ilustrasi : Outbound

Sepertinya berat ya?!!.. emang.. tapi tetap harus dilaksanankan dan harus optimis berhasil. Padahal, awal-awal ngasih tau ke temen-temen tentang adanya program perubahan budaya kerja aja, udah dapat resistensi dari beberapa orang. Tapi, ya.. alhadulilllah, lebih banyak yang mau berubah.

Contoh sederhana adalah untuk tampil rapi dengan menggunakan dasi untuk para pria. Ada beberapa yang merasa ngga perlu, gerah, panas dan beralasan ngga Indonesia. Menurut saya sih, itu cuma alasan aja. Faktanya, dengan berdasi, para pria kelihatan lebih rapi dan lebih enak di pandang. Sekaligus, meningkatkan kesan positif kepada orang yang kita temui. Saya bersyukur, di minggu pertama lebih banyak yang mau berdasi dibanding yang ngga mau..

Untuk berbagi informasi, sudah dua kali dilakukan. Jumat lalu dan jumat hari ini. Tapi, lagi-lagi susah banget buat ngumpulin orang. Padahal tau jumat ada sesi berbagi informasi, ada aja yang ngejadwalin wawancara atau kegiatan lain di hari jumat. Faktanya, pada saat sharing, banyak informasi dan ilmu baru yang didapatkan. Mudah-mudahan, dengan berjalannya waktu, sahring di hari Jumat bisa menjadi kebutuhan.

Begitu juga dengan efektifitas rapat, masih agak susah mengumpulkan orang untuk datang rapat tepat waktu dan segera memulai rapat. Tapi untungnya, tetap ada orang-orang yang mau untuk datang tepa waktu.

Bagaimana dengan menjawab telepon? masih belum terbiasa ya. Standar salam yang diajarkan adapah ucapkan salam/nama isntitusi/nama penerima/ada yang bisa dibantu? He..he.. karena selama ini kebanyakan telepon yang masuk urusannya berkaitan dengan hal kurang menyenangkan, boro-boro mau menjawab telepon dengan salam yang manis, ngangkat telepon aja males. Lebih parah lagi, suara teleponnya volume suaranya di kecilin, jadi malah ngga kedengaran kalau ada telepon masuk.. hadeuhh..

Tapi, menghadapi itu semua.. saya tetap harus semangat.. saya harus yakin bahwa lambat laun semua akan sukses dan mau berubah menjadi lebih baik..

Jumat, 30 Mei 2014

Curug Bidadari, Sentul


Berlokasi di pedalaman wilayah Sentul, Jawa Barat, Curug Bidadari menawarkan keindahan yang eksotis khas keindahan alam Jawa Barat. Melalui jalan yang berliku dan hamparan pemandangan alam, Curug Bidadari sebenarnya cukup mudah untuk dicapai bagi pemilik kendaraan pribadi maupun rombongan wisatawan dengan menggunakan bus. Akses menuju curug ini sebenarnya tinggal ditingkatkan sedikit saja, karena dari area perumahan Sentul, jalannya cukup memadai. Sayangnya sekitar 3 kilo meter menuju curug, jalannya rusak dan cukup berbahaya bagi pengendara motor dan mobil.
Ilustrasi:  keindahan sunset

Berbekal petunjuk GPS, saya diarahkan melalui jalan memutar yang lumayan menantang. Jalan selebar satu mobil tersebut menanjak dan berkelok-kelok dengan jurang di kanan dan tebing di kiri. Namun pemandangan disekitarnya lumayan menghibur, jadi sebenarnya seimbang antara kengerian dan keindahan.

Curug Bidadari sendiri adalah curug alam yang dimodifikasi menjadi area bermain air. Ada kolam untuk anak-anak dan tepat di bawah Curug Bidadari bisa dinikmati untuk berbasah-basah. Di Curug Bidadari sendiri, sangat mudah muncul pelangi. Saya menduga nama Curug Bidadari ada hubungannya dengan kemunculan pelangi ini. Kan menurut legenda, kalau ada pelangi artinya ada bidadari yang sedang mandi. Seru sih sebenarnya, namun tempatnya memang tidak terlalu luas.

Selain akses masuknya yang masih belum bagus, saung-saung yang ada juga cukup mahal sewanya.. Rp 25 ribu per jam. Jadi selain tiket masuk sebesar Rp25 ribu, masih ada tambahan biaya sewa saung. Jumlah saung yang terbatas juga menyebabkan banyak wisatawan yang terpaksa gelaran tikar di sekitar area curug. Kondisi tersebut mengurangi kenyaman dan keindahan lingkungan curug..


Saran saya, kalau ke Curug Bidadari sebaiknya pagi karena lebih mudah untuk mencari tempat yang nyaman. Dan jangan lupa untuk membawa bekal makan siang atau camilan karena terbatasnya pilihan makanan..  dan kembali jangan terlalu sore. Selain macet, kondisi jalan yang kurang bagus sangat berbahaya kalau dilalui saat menjelang gelap..




Rabu, 07 Mei 2014

Buah Keihlasan

Hari ini saya tiga kali menemui tamu yang datang tanpa melalui prosedur yang seharusnya. Maksudnya, mereka datang ke kantor saya tanpa terlebih dahulu membuat janji bertemu. Padahal dengan cara "asal" datang tanpa janjian dulu, besar kemungkinan mereka akan menemui kekecewaan karena tidak dapat diterima begitu saja. Iya dong,.. bisa aja kan ternyata para pegawai yang akan ditemui ternyata sudah mempunyai tugas lain seperti rapat, atau "males" untuk menemui karena sedang banyak pekerjaan.

Nah, tamu yang pertama seorang konsultan hukum yang datang begitu saja ke meja saya untuk bertanya-tanya tentang suatu peraturan. Alamak, walau dengan agak sebel, saya melayani juga beberapa pertanyaan yang diajukan. Ujung-ujungnya saya tegaskan bahwa sebaiknya untuk mendapatkan pengertian yang baik dan utuh,  si konsultan itu belajar dulu atau ngambil short course atau one day course di lembaga pendidikan yang ada. Untungnya dia ngerti dan akhirnya tidak bertahan lama tanya jawab dengan saya.. ha..ha. mungkin karena melihat wajah saya yang ngebete-in kali ya..

Tamu yang kedua, dua orang tamu yang datang dari jauh, sebuah kota kecil di Sumatera Barat: Solok. Waduh nih orang, jauh-jauh kok nekat gitu ya main dateng aja tanpa konfirmasi dan janjian dulu. Kalau ternyata yang dimauin ngga dapet gimana? sayang kan jauh-jauh kalau hasilnya nihil. Dengan pertimbangan itu, saya akhirnya mau menemui. Yah, itung-itung sedekah lah.. He..he.. sedekah kok di itung-itung.. ngga dapat pahala deh..  :(

Tamu yang ketiga, seorang mahasiswi yang sedang melakukan riset untuk penyusunan skripsi. Lagi-lagi main dateng aja tanpa janjian dulu. Pas jam istirahat pula.. wedeh.. Tapi, inget waktu nyusun skripsi dulu pernah dibantuin pas nyari data, akhirnya saya ihklas nemuin nya. Tanya jawab sebentar dan bener-bener ikhlas loh saya ngejawabnya.. he..he.. pas mau pulang si mahasiswi ngeluarin cendera mata sebagai ucapan terima kasih udah mau nerima dan ngejawab pertanyaannya.. loh..loh.. suprise!.

Pas saya buka, ternyata jam meja kecil. Walah, walau kecil saya bersyukur karena ternyata kalau kita ikhlas menjalani sesuatu tanpa mengharap sesuatu, pasti akan di balas langsung.. tunai saat itu juga. Walau cuma jam meja kecil dengan harga yang tak seberapa, tapi tetap aja ada perasaan seneng.. Terima kasih ya Allah atas pelajaran sederhana hari ini..

Rabu, 12 Februari 2014

Philippine

Sayang banget, pas ada kesempatan berkunjung ke Philippine bulan Januari lalu saya ngga punya kesempatan untuk mengeksplor Manila. Yup, soalnya tempat tugas saya adanya di Clark Park  Free Zone, daerah Pampanga. Sekitar 2 jam perjalanan dari Manila.
Ilustrasi Gedung Perkantoran

Tiba di bandara Ninoy Aquino jam 11 malam karena pesawat SQ yang saya tumpangi terlambat terbang dan antri di landasan Soetta untuk menuju Singapura. Alhasil, saya cuma bisa menikmati suasana Manila di waktu malam yang sudah mulai sunyi dan tidak dapat merasakan kesibukan atmosfir Manila.

Dan, ternyata tempat tugas saya sepi coyy.. jauh dari mana-mana dan kemana-mana. Untuk mencapai mall terdekat aja mesti sekitar 20 menit perjalanan lancar. Dan sepertinya agak susah untuk menemukan angkutan umum karena hotelnya berada bukan di sekitar daerah pemukiman penduduk.

Untungnya pas kembali ke Jakarta, pagi hari. Jadi masih bisa menikmati suasana di siang hari. Dan ternyata Manila tidak berbeda jauh dengan Jakarta. Sama-sama macet, agak semrawut dan orang-orang yang cenderung mirip dengan karakteristik penduduk Jakarta: cuek dengan peraturan.

Oh iya. Mengenai Pinoy.. ya ampun mirip banget dengan orang Indonesia. Paling yang membedakan pada saat mereka ngomong aja baru kelihatan bahwa mereka orang Philippine. Saya beberapa kali di ajak ngomong Tagalog sama Pinoy dan saya berkali-kali mesti bilang "English please.." dan mereka cuma senyum sambil bilang "oh.. foreigner."

Terus, Bandar Ninoy juga masih kalah keren dengan beberapa bandara di tanah air. Walaupun Soetta kelihat old fashioned namun ternyata masih kelihatan lebih modern dan lebih megah. Bandara Ninoy seperti bandara Polio Medan, kecil..

Itu sekilas kesan saya tentang Philippine..

Sabar

Sering kan denger orang berkilah "sabar itu ada batasnya." Sepertinya ungkapan itu benar adanya dan karena sering kali diucapkan dan kita dengar di mana-mana, seolah memang begitulah adanya. Padahal, sejatinya sabar itu tak berbatas.

Loh kok? ya iya lah. Kalau sabar itu berbatas, namanya bukan lagi sabar tapi "ngga sabar." Misalnya, kita sabar nunggu bis yang tidak kunjung datang. Akhirnya, karena ngga sabar kita naik ojek atau naik bajaj. Nah, itu kan namanya ngga sabar. Kalao sabar ya tetap nunggu bis walau ngga tahu kapan akan datang.. seperti lirik sebuah lagu.. aku kan menunggu walau pun seribu tahun lagi... he..he

Satu lagi. Kemarin, pas ada ceramah agama di rumah, Pak ustaznya bilang bahwa "orang tidak sabar karena tidak tahu apa yang akan menimpanya nanti." Beliau ngasih contoh begini: Alkisah ada seorang anak muda yang sedang memecah batu kali yang besar dan sangat kuat. Batu kali tersebut terus dipukul-pukulnya sampai hitungan 100. Sampai akhirnya dia tidak sabar dan berhenti berusaha.

Sesaat kemudian datang seorang tua yang memukul batu tersebut. Baru tiga kali pukul, batu tersebut sudah pecah. Tentu saja anak muda tersebut takjub dan kagum kepada orang tua tersebut. Dia menganggap orang tua tersebut sakti mandraguna. Tentu saja anggapan itu salah. Menurut pak ustaz, bukan karena kesaktian orang tua itulah yang membuat batu tersebut pecah dalam 3 kali pukulan,. Tapi, batu tersebut memang baru akan pecah dalam pukulan ke 103. Nah, seandainya si anak muda tersebut bersabar dan tetap memukul, maka batu itu akan pecah dalam pukulan ke 103. Begiru kira-kira penjelasan ilmiah sang ustaz.

Contoh lainnya adalah dalam hal memancing. Ada seorang pemancing yang sudah 2 jam lebih umpannya tidak disambar ikan. Karena tidak sabar, dia pindah posisi dengan harapan umpannya akan di sambar ikan. Ketika dia pindah, posisinya yang semula digantikan oleh orang lain yang baru datang. Selang lima menit, pengganti yang baru datang tersebut langsung mendapat ikan. Sang pemancing pertama langsung kagum dan bertanya ilmu apa yang dipakai dan rahasi umpannya yang langsung disambar ikan dalam hitungan menit.

Tentu saja rahasianya bukan ilmu dan resep umpan apa. Tetapi, kemungkinan besar ikan baru akan datang dan berkumpul dai tempat tersebut setelah 2 jam 5 menit. Jadi, karena ngga sabar, makanya si pemancing pertama tidak dapat ikan. Nah, coba kalau dia lebih sabar, kemungkinan si pemancing pertama pun akan mendapat ikan.

Temans, jadi untuk memperoleh sesuatu itu memang harus sabar dan berusaha dan jangan lupa berdo'a ya..

Kamis, 30 Januari 2014

2014

2014, hari terakhir bekerja sebelum libur Imlek di bulan pertama tahun ini.

Rasanya cepat banget waktu berlalu, dan sekarang sudah 2014. Banyak hal yang terjadi selama 2013 dan satu bulan pertama di 2014. Secara umum saya mensyukuri apa yang telah terjadi, telah saya peroleh dan apa yang telah saya alami. Semuanya, baik suka maupun duka. Semuanya, memperkaya pengalaman batin saya.

Allah begitu baik kepada saya dan keluarga saya. Memberi semua yang saya inginkan walaupun sempat ada yang tertunda. Semua begitu membahagiakan. Namun hal yang membuat saya sedih adalah bahwa saya tidak bisa meningkatkan kualitas diri saya.

Sedih rasanya karena saya masih belum banyak berubah dari sebelum-sebelumnya. Masih sering membaung waktu percuma dan malas untuk melakukan perbaikan diri baik melalui proses belajar sendiri maupun melalui proses pertemanan. Keseringan saya banyak menghabiskan waktu untuk bermain-main dan bermalasan.. ah.. Ampuni saya ya Allah.

Di 2014, saya ingin kualitas diri saya meningkat. Lebih rajin, lebih bijaksana, lebih dewasa, lebih giat dalam bekerja, mau banyak belajar dan sabar dalam menghadapi masalah..