Rabu, 12 Februari 2014

Philippine

Sayang banget, pas ada kesempatan berkunjung ke Philippine bulan Januari lalu saya ngga punya kesempatan untuk mengeksplor Manila. Yup, soalnya tempat tugas saya adanya di Clark Park  Free Zone, daerah Pampanga. Sekitar 2 jam perjalanan dari Manila.
Ilustrasi Gedung Perkantoran

Tiba di bandara Ninoy Aquino jam 11 malam karena pesawat SQ yang saya tumpangi terlambat terbang dan antri di landasan Soetta untuk menuju Singapura. Alhasil, saya cuma bisa menikmati suasana Manila di waktu malam yang sudah mulai sunyi dan tidak dapat merasakan kesibukan atmosfir Manila.

Dan, ternyata tempat tugas saya sepi coyy.. jauh dari mana-mana dan kemana-mana. Untuk mencapai mall terdekat aja mesti sekitar 20 menit perjalanan lancar. Dan sepertinya agak susah untuk menemukan angkutan umum karena hotelnya berada bukan di sekitar daerah pemukiman penduduk.

Untungnya pas kembali ke Jakarta, pagi hari. Jadi masih bisa menikmati suasana di siang hari. Dan ternyata Manila tidak berbeda jauh dengan Jakarta. Sama-sama macet, agak semrawut dan orang-orang yang cenderung mirip dengan karakteristik penduduk Jakarta: cuek dengan peraturan.

Oh iya. Mengenai Pinoy.. ya ampun mirip banget dengan orang Indonesia. Paling yang membedakan pada saat mereka ngomong aja baru kelihatan bahwa mereka orang Philippine. Saya beberapa kali di ajak ngomong Tagalog sama Pinoy dan saya berkali-kali mesti bilang "English please.." dan mereka cuma senyum sambil bilang "oh.. foreigner."

Terus, Bandar Ninoy juga masih kalah keren dengan beberapa bandara di tanah air. Walaupun Soetta kelihat old fashioned namun ternyata masih kelihatan lebih modern dan lebih megah. Bandara Ninoy seperti bandara Polio Medan, kecil..

Itu sekilas kesan saya tentang Philippine..

Sabar

Sering kan denger orang berkilah "sabar itu ada batasnya." Sepertinya ungkapan itu benar adanya dan karena sering kali diucapkan dan kita dengar di mana-mana, seolah memang begitulah adanya. Padahal, sejatinya sabar itu tak berbatas.

Loh kok? ya iya lah. Kalau sabar itu berbatas, namanya bukan lagi sabar tapi "ngga sabar." Misalnya, kita sabar nunggu bis yang tidak kunjung datang. Akhirnya, karena ngga sabar kita naik ojek atau naik bajaj. Nah, itu kan namanya ngga sabar. Kalao sabar ya tetap nunggu bis walau ngga tahu kapan akan datang.. seperti lirik sebuah lagu.. aku kan menunggu walau pun seribu tahun lagi... he..he

Satu lagi. Kemarin, pas ada ceramah agama di rumah, Pak ustaznya bilang bahwa "orang tidak sabar karena tidak tahu apa yang akan menimpanya nanti." Beliau ngasih contoh begini: Alkisah ada seorang anak muda yang sedang memecah batu kali yang besar dan sangat kuat. Batu kali tersebut terus dipukul-pukulnya sampai hitungan 100. Sampai akhirnya dia tidak sabar dan berhenti berusaha.

Sesaat kemudian datang seorang tua yang memukul batu tersebut. Baru tiga kali pukul, batu tersebut sudah pecah. Tentu saja anak muda tersebut takjub dan kagum kepada orang tua tersebut. Dia menganggap orang tua tersebut sakti mandraguna. Tentu saja anggapan itu salah. Menurut pak ustaz, bukan karena kesaktian orang tua itulah yang membuat batu tersebut pecah dalam 3 kali pukulan,. Tapi, batu tersebut memang baru akan pecah dalam pukulan ke 103. Nah, seandainya si anak muda tersebut bersabar dan tetap memukul, maka batu itu akan pecah dalam pukulan ke 103. Begiru kira-kira penjelasan ilmiah sang ustaz.

Contoh lainnya adalah dalam hal memancing. Ada seorang pemancing yang sudah 2 jam lebih umpannya tidak disambar ikan. Karena tidak sabar, dia pindah posisi dengan harapan umpannya akan di sambar ikan. Ketika dia pindah, posisinya yang semula digantikan oleh orang lain yang baru datang. Selang lima menit, pengganti yang baru datang tersebut langsung mendapat ikan. Sang pemancing pertama langsung kagum dan bertanya ilmu apa yang dipakai dan rahasi umpannya yang langsung disambar ikan dalam hitungan menit.

Tentu saja rahasianya bukan ilmu dan resep umpan apa. Tetapi, kemungkinan besar ikan baru akan datang dan berkumpul dai tempat tersebut setelah 2 jam 5 menit. Jadi, karena ngga sabar, makanya si pemancing pertama tidak dapat ikan. Nah, coba kalau dia lebih sabar, kemungkinan si pemancing pertama pun akan mendapat ikan.

Temans, jadi untuk memperoleh sesuatu itu memang harus sabar dan berusaha dan jangan lupa berdo'a ya..