Ah, hidup di Brisbane ini memang membosankan. Sepi, sendiri dan jauh dari keramaian. Mungkin kalian akan berkata, "bosan karena ngga ada keluarga kan?". Ngga, sungguh. jawabannya bukan karena Ayah jauh dari Bunda dan anak-anak.
Hidup di negeri asing dan kota asing seperti Brisbane ini memang kurang menantang. Menurut beberapa teman dan artikel di surat kabar, orang-orang OZ di Brisbane sendiri bilang kotanya emang bikin boring. Sebagai kota besar, Brisbane sebenarnya cukup lengkap. Banyak tempat hiburan, pusat perbelanjaan, restoran lokal dan international serta taman dan fasilitas penunjang kehidupan kota lainnya. Tapi, entah lah, sepertinya denyut nadi khidupan kota besar yang menantang dan menggairahkan seperti beku disini. Semua berjalan kaku dan kurang hingar bingar. Apalagi bila musim liburan tiba. Aneh, kalau libur kok malah kesepian.
Bunda, Abang dan Cici, ayah bener-bener bosan hidup sendirian di sini. Segalanya seperti beku, dingin dan tak ada senda gurau. Ah, pokoknya kalau bener-bener ngga inget sedang berjuang, pasti udah memilih untuk pulang. Bertemu dan berkumpul dengan kalian. Walau Jakarta tidak senyaman Brisbane, kota itu sungguh lebih menarik dan menantang.
Jakarta seperti tak pernah tidur. Dari pagi sampai menjelang pagi, aktivitas warganya tidak pernah berhenti. Kegiatan ekonomi begitu marak, hiburan tak pernah sepi, dan jalan-jalan selalu ramai dengan kendaraan. Wah, pokoknya that's the real life. Mau kemana-kemana ngga bakalan merasa sendiri, karena pasti ketemu banyak orang dan mudah menemukan kegiatan dan denyut kehidupan kota.
Makanya, ketika ayah merasakan suasana kota ini, ah rasanya seperti orang yang terasing dan terbuang. Kalau lagi banyak aktivitas sih tidak begitu terasa. Tapi kalau sudah mulai libur, bosan menyerang. Yang ada cuma inget sama keluarga di Indonesia. Terutama pada kalian: Abang dan Cici.
Kalau inget kalian, Ayah ngga enak semuanya disini. Pinginnya cuma satu, bertemu dengan kalian. Kalian begitu berarti buat ayah. Kalian memberi semangat dan membuat ayah merasa hidup dan berarti. So, kadang Ayah menangis, cuma untuk melepaskan beban kerinduan kepada kalian. Walau ayah sadar, itu semua tak berguna, karena tangisan seperti apapun tak akan membuat kalian dekat dan hadir disisi ayah. Namun, dengan tangisan, ayah merasa agak sedikit lega, karena semua emosi seperti tersalurkan.
Dan salah satu jalan mengekspreskan kerinduan adalah dengan menulis. Menulis tentang perasaan ayah, rasa galau, sedih,sepi, bosan, marah, bingung dan sejuta rasa lainnya. Sebenarnya semua rasa itu berpangkal pada rasa rindu pada kalian, karena tidak tersampaikan, perasaan lai datang mengikuti.
Jadi, Bunda, Abang dan Cici, percayalah: Ayah tak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa kalian disisi Ayah. Kalian memang sepertinya bergantung pada Ayah, namun sesungguhnya Ayahlah yang bergantung kepada kalian. Karena semangat yang ada didiri ayah, akan menyala dan berobar-kobar tersiram bara cinta dari kalian.
Ah, kapan saat pertemuan itu akan tiba? rasanya bosan menunggu dan menghitung hari.
Komentar