Ipswich festival

suasana parade
suasana parade
Abang, bunda dan Cici, Sabtu kemarin (28 April 2007) ayah pergi ke Ipswich sebuah kota kecil berjarak satu jam perjalanan dengan kereta Api dari Brisbane. Nih sedikit cerita tentang Ipswich festival, semoga kalian bisa menikmati.

Informasi mengenai Ipswich festval Ayah dapet dari teman ayah- Om Sony. Menurut situs internet kota Ipswich, kota ini memang rutin ngadain festival tahunan.
Festival diadakan selama seminggu, tapi atas pertimbangan hari apa yang paling ramai dan seru, kita putuskan pergi hari Sabtu aja, soalnya ada parade dan pertunjukan musik, sulap dan the mask yg kaya si Jim Carrey gitu. Ngga lupa, nyari informasi soal makanan, ternyata ngga ada informasi tentang restoran halal di sana, ya udah siap-siap bawa bekal, nasi plus lauk express,… curry yang lezat jatah kerja semalam, sebutir apel dan pisang, serta coklat buat persiapan darurat.

Ipswich ngga susah digapai kok, cukup dengan ongkos AUD3.30, naik kereta api yang ngga pakai tut..tut..tut.. alias KRL, perjalanan dari Brisbane kurang lebih satu jam. KRL nya bersih, sejuk dan kosong melompong, Pemandangan sepanjang rel juga asik, melihat suasana kota kecil yang rapi dan teratur. Perjalanan jadi terasa nyaman dan ngga membosankan. Kata temen Ayah, “Negara maju ya kaya gini, mesti jauh dari pusat kota jalannya tetap mulus, rapi dan teratur. Standar hidup dikota dan di desa sama saja.” Ayah cuma mengiyakan, habis benar sih.

Pas sampai di Ipswich, kesan pertamanya: kotanya kecil, sama depok aja kalah besar. Tapi jangan salah, biar kecil tapi imut, semua serba rapi, teratur dan lengkap. Kotanya bersih banget, jadi udaranya sejuk dan nyaman. Lalu lintas ngga ramai, ngga tau ya, mungkin juga karena hari Sabtu. Mau mejeng dan berfoto-foto ditengah jalan juga masih sempat kaya’nya. Dan sempat terfikir, nih kota sepi amat ya? Ya udah, kita putuskan untuk mengexplore kota ini aja deh, sambil nunggu parade di mulai.

Kita masuk ke Ipswich City Mall, terus ngeliat-liat Ipswich Saturday market. Suasana festival mulai terasa disini, ada Ipswich Big Band yang menghibur dengan musik jazz, badut dan beberapa orang yang membagikan balon secara gratis. Menjelang siang, suasana makin ramai. Dan Ayah sempet terheran-heran, kota yang semula kaya’nya sepi, mendadak mulai dipenuhi orang yang bergerombol sepanjang jalan utama. Lah, ini orang dari mana ya? Anak-anak dan bayi juga banyak banget, padahal sehari-hari susah lho ketemu bayi dan anak-anak kalau bukan di sekolah atau childcare.

Pas acara parade mulai, pejabat-pejabat udah menempati posisi masing-masing. Uniknya, disini pejabatnya egaliter banget, mereka ngobrol sama pengunjung yang lain. Malah sepertinya pak Walikota-nya foto-foto bareng rakyatnya, nggendong bayi, ngobrol akrab sama masyarkat biasa. Wah, kalau di Indonesia politisi kaya gitu kan pas mau pemilihan aja. Ups, sorry jadi ngomongin politik..

Treng..treng…parade dimulai. Biasa, diawali dengan pasukan resmi, semacam TNI, para pensiunan. Terus disusul dengan performance suku aborigin. Nyambung terus dengan semua unsur yang mendukung kehidupan kota Ipswich. Kaya’nya semua penduduk Ipswich berusaha berpartisipasi deh. Hampir semua ikutan parade, orang tua, ibu-ibu dengan bayi yang didorong, remaja, bahkan para penyandang cacat ikutan parade. Pokonya seru dan bikin kagum, betapa mereka memiliki rasa bangga yang tinggi akan kota mereka.

Puas menyaksikan parade, acara dilanjutkan dengan pentas seni di panggung utama. Kalau di Indonesia sih mungkin panggungnya ada di alun-alun kota. Ditengah lapangan rumput nan hijau dan empuk. Nonton duduk lesehan sambil menikmati kentang goreng, hmmm,.. terasa banget suasana nyantai dan hiburannya. Apalagi suasananya mendung, jadi ngga keganggu sama panas matahari.

Pentas seninya juga lumayan menghibur. Sayang, ditengah pertunjukan turun hujan. Karena pertimbangan cuaca udah mulai ngga bersahabat alias dingin banget dan kereta terakhir jam 8 malam, kita putuskan kembali ke Brisbane.

Huhh, melelahkan tapi rasa puas memenuhi dada. Lagi-lagi, kapan ya di Indo ada acara festival yang seperti ini, sederhana dan rapi tapi tetap menghibur dan atmosfir festivalnya menyentuh kalbu pengunjungnya?


catatan kecil:
ah betapa menyenangkan ya, kalau ayah perginya dengan kalian. menikmati suasana festival yang ramai dan seru sambil bercengkrama. Sayang ya, semua itu hanya sebatas mimpi..hik..hik...

Komentar