Picnic Uqisa

Glasshouse Mt.
Mountville
Noosa Beach
Hari ini Ayah ikutan piknik yang diadakan Uqisa (UQ Indonesian Student Associaton) ke tiga tempat : Glasshouse Mt., Montville dan Noosa Beach di Sunshine Coast. Secara singkat Ayah ceritain ya ketiga tempat tersebut.

Glasshouse Mountain
Ayah ngga ngerti kenapa dibilang Gunung Rumah Kaca (Glasshouse Mt.) soalnya pemandangannya emang bagus, tapi ngga ada yang menunjukkan seperti rumah kaca tuh.Dari ketinggian memang kita bisa memandang lembah nan hijau dengan rumah-rumah petani yang tampak mungil dan sapi-sapi yang jadi kelihatan imut. Tampak pula beberapa bukit yang menyerupai wajah manusia. Menurut buku panduan sih, bukit-bukit kecil tersebut mempunyai nama masing-masing sebagai perwujudan seorang ibu dengan anak-anaknya.
Langit biru yang bersih, lembah hijau nan asri serta udara yang sejuk memang membuat kita betah berlama-lama di sini. Apalagi tak jauh dari tempat parkir, kita bisa menyusuri hutan hujan. Sayang Ayah ngga sempat masuk ke dalam hutan. Menurut beberapa teman yang sempat masuk, hutan ya sama saja, banyak pohonnya:), ya iya lah, tapi kan jenis pohonnya mungkin beda sama hutan hujan dan hutan tropis di Indonesia.
Menurut mba Emi sih kalau dibandingin dengan di Inodnesia, masih lebih bagus pemandangan di Malang. Ya, pokoknya glasshouse mountain itu cuma pemandangan gunung dengan lembah nan hijau serta background beberapa bukit kecil yang menyerupai wajah manusia. Mungkin hebatnya, mereka bisa mengemas sesuatu yang tidak lebih bagus dengan yang ada di Indonesia dengan sangat menarik.
Kalau orang Indonesia, atau yang pernah mengunjungi Indonesia, pasti akan berpendapat : "Keindahan alam Indonesia memang tak ada duanya."

Montville
Saat datang ke sini, Ayah temui banyak sekali jajaran toko-toko souvenir atau hanya sekedar toko yang menjual pakaian, kartu pos dan barang-barang yang sangat biasa. Kalau dari struktur dan lokasinya sih kaya'nya ini adalah kota tua. Beberapa tempat menunjukkan bahwa disini dulu memang kota tua, seperti boks telepon umum berwarna merah yang berumur sekitar lebih dari 100 tahun. Atau ada juga sebuah sekolah yang sepertinya sudah tidak dipakai lagi, dan beberapa rumah tua.
Kalau orang yang senang berbelanja dan uang punya uang banyak, tempat ini cocok banget untuk berburu barang-barang souvenir. Sempet juga ayah terkaget-kaget waktu melihat sebuah mantel wool asli, sepertinya home made seharga AUD1100. Weleh, seharga 7-8 juta rupiah. Yah, dengan senyum kecut ayah berujar, hmmm..mending buat kirim ke Jakarta.

Noosa Beach
Pantai, tidak lebih bagus dari pantai di Indonesia. Paparan pasir putih yang halus dan lembut, dengan deburan ombak yang membiru memang sangat ramai ditiduri oleh orang-orang kulit putih itu. Anak-anak kecil ramai bermain pasir dan berenang. Burung-burung camar tak mau kalah, mereka ikut bergembira bersama pengunjung.
Sejajar dengan pantai, ada Noosa National Park. Didalam hutan, dibuat beberapa trek yang bisa disusuri oleh pengunjung. Dipapan pengumuman dijelaskan hewan apa yang akan ditemui ditiap trek. Semakin ke dalam hutan, hewan yang ditemui semakin liar dan aneh. Ada juga beberapa peringatan yang menjelaskan, bahwa beberapa pengunjung pernah diserang binatang liar. Nah kalau mau aman, kalau ketemu mereka ngga usah panik, jangan mengganggu dan ngga usah sok kenal sok akrab:)
Ayah sempet juga menyusuri salah satu trek, yang paling terluar dan paling pendek. Tujuannya sih bukan buat ketemu binatang, cuma pingin photo di dalam hutan aja, he..he...
Beruntung juga sempet liat koala yang bukan di kebun binatang alias liar. Anehnya ketemu sama koala bukan di dalam hutan lindung, malah di pohon yang bukan berada di areal hutan lindung. Wah koalanya juga bosen didalam hutan mulu, pingin juga kan lihat bule berjemur:)

Nah, itu cerita singkat ayah tentang tiga tempat tadi. Maaf ya Ayah ngga bisa menceritakan secara detail. Yang penting kalian punya gambaran deh.

Ayah,
yangbarupulanglangsungceritakekalian

Komentar