Semalam (5 April 2007) Ayah nganter teman Ayah ke Bandara Brisbane karena akan pulang ke Indonesia menjemput anak dan istrinya. Wuih, rasanya pingin pulang juga jadinya. Udah kebayang semua yang Indonesia,..tapi Ayah kan pulangnya masih lama (hik..hik..)
Ngomongin masalah pulang, kayaknya semua perantauan akan setuju bahwa "Pulang Kampung" adalah salah satu bagian paling menyenengkan dalam episode hidup seorang perantau. Gimana nggak, pulang ke tempat dimana kita lahir, tumbuh, bergaul, tempat dimana kita hirup udaranya, minum airnya, kita pijak tanahnya adalah sesuatu anugerah terbesar. Pasti, kenangan akan semua itu tak akan pernah hilang..
Pulang dengan membawa rindu di dada akan pertemuan dengan orang-orang yang kita kenal dan kasihi bertahun lampau -lebih dahulu dari orang yang kita kenal diperantauan- tentu sebuah pengalaman yang mengasyikkan. Bertukar cerita, berbagi kabar dan memberi oleh-oleh (walau mungkin nilainya tak seberapa) adalah kesenangan yang lainnya. Melihat kembali tempat kita pernah bermain dulu, tempat kita berbagi canda dengan teman, tempat kita menangis, tertawa, teriak dan bercakap..ahh!! pasti semua penuh kenangan dan mengasyikkan...
Pulang ke kampung halaman? ah siapa sih yang menolak? hanya orang dengan pengalaman paling pahit dan paling tidak menyenangkan saja yang enggan untuk pulang ke kampung halaman. Itu pun -saya yakin- masih ada sedikit harap untuk melihat kampung halaman kembali, walau hanya sekedar ingin tahu perubahan apa yang terjadi. So, ketika masa-masa liburan, berbondonglah orang-orang dari kota ke desa dari negara ke negara, untuk kembali ke kampung halaman. Ah indah nian ya...
Itulah, ketika melihat teman pulang...rasanya pingin banget, pinginnya melebihi apapun. Apalagi terbayang pertemuan dengan anak dan istri terkasih,..hik..hik..pingin rasanya mengecil, masuk dalam koper, terus tiba-tiba udah di Jakarta (gubrakk!!! kok jadi menghayal).
Ayah berharap, dua tahun yang akan datang, kegembiraan itu akan mengampiri Ayah dan bersama-sama terbang ke Jakarta. Aku ingin pulang...
Ngomongin masalah pulang, kayaknya semua perantauan akan setuju bahwa "Pulang Kampung" adalah salah satu bagian paling menyenengkan dalam episode hidup seorang perantau. Gimana nggak, pulang ke tempat dimana kita lahir, tumbuh, bergaul, tempat dimana kita hirup udaranya, minum airnya, kita pijak tanahnya adalah sesuatu anugerah terbesar. Pasti, kenangan akan semua itu tak akan pernah hilang..
Pulang dengan membawa rindu di dada akan pertemuan dengan orang-orang yang kita kenal dan kasihi bertahun lampau -lebih dahulu dari orang yang kita kenal diperantauan- tentu sebuah pengalaman yang mengasyikkan. Bertukar cerita, berbagi kabar dan memberi oleh-oleh (walau mungkin nilainya tak seberapa) adalah kesenangan yang lainnya. Melihat kembali tempat kita pernah bermain dulu, tempat kita berbagi canda dengan teman, tempat kita menangis, tertawa, teriak dan bercakap..ahh!! pasti semua penuh kenangan dan mengasyikkan...
Pulang ke kampung halaman? ah siapa sih yang menolak? hanya orang dengan pengalaman paling pahit dan paling tidak menyenangkan saja yang enggan untuk pulang ke kampung halaman. Itu pun -saya yakin- masih ada sedikit harap untuk melihat kampung halaman kembali, walau hanya sekedar ingin tahu perubahan apa yang terjadi. So, ketika masa-masa liburan, berbondonglah orang-orang dari kota ke desa dari negara ke negara, untuk kembali ke kampung halaman. Ah indah nian ya...
Itulah, ketika melihat teman pulang...rasanya pingin banget, pinginnya melebihi apapun. Apalagi terbayang pertemuan dengan anak dan istri terkasih,..hik..hik..pingin rasanya mengecil, masuk dalam koper, terus tiba-tiba udah di Jakarta (gubrakk!!! kok jadi menghayal).
Ayah berharap, dua tahun yang akan datang, kegembiraan itu akan mengampiri Ayah dan bersama-sama terbang ke Jakarta. Aku ingin pulang...
Komentar