Sedih lagi, sedih lagi...

Ngomongin masalah kalian, rasanya selalu mengundang kesedihan. Kerinduan kepada kalian itu luar biasa berat. Melebihi beratnya beban kuliah. Baru aja Ayah telpon Om Rahmat. Ternyata dia mengalami hal yang sama. Kata dia,"rasanya hati seperti teriris." Dan diapun menangis kala memandangi foto anaknya.
Mungkin bagi orang lain, aneh dan gimana gitu. Tapi, realitanya memang begitu. Betapa beratnya berpisah dengan yang paling tersayang. Biarpun udah mencoba berbesar hati dan berusaha mengingat bahwa "yang tersayang bakal melayang, yang terkasih bakal terpisah", ya tetap aja, perasaan rindu dan kehilangan itu ngga mudah untuk diabaikan.
Sederhana deh, misalnya setiap hari kamu bertemu, bercanda, saling mencurahkan kasih sayang. Terus, sekarang sendiri, ngga ada teman bercanda, ngga ada tempat mencurahkan kasih sayang, ngga ada teman ngobrol pula. Bagaimana? tersiksa khan?
So, mungkin salah satu jalan (menurut Rahmat dan Emi) carilah kegiatan, ke kampus misalnya, atau carilah teman yang sama-sama sendiri. Gampang, tapi ngga gampang juga. Nyari teman yang sama-sama sendiri juga ada, tapi kan minatnya kadang beda. Terus, karena beda karakter (pasti sih) kadang susah juga menyesuaikan. Nah, enaknya kalau ketemu yang emang klop,...baru asyik. Ke kampus? boleh juga, tapi jangan keseringan di depan komputer nanti malah tambah bete.
So, persoalan kangen sama keluarga memang luar biasa berat. Tuhan, tolong lah hamba..

Ayah
yg lagi sedih dan bingung, gara-gara semua teman udah kumpul sama keluarganya

Komentar