Kebabs adalah makanan khas Turky. Bahan-bahannya adalah irisan bawang bombay, tomat, selada dengan daging panggang yang diiris tipis, bisa daging ayam, sapi atau kambing, lalu dibungkus pakai kulit dari terigu seperti kulit roti tapi agak keras. Makannya bisa ditambah saus sambal atau bisa tambahan lain seperti keju, jamur dsb. Hmm, nikmat..
Kebabs salah satu pilihan makanan kalau lagi lapar, terus ngga punya lauk dirumah, atau emang lagi malas masak. Padahal, kalau di Indonesia, rasanya ngga bakalan deh milih kebab sebagai pengganjal perut kalau lagi lapar. Ya, karena banayak warung Padang atau Warteg atau warung jajanan lainnya. Kalau disini, karena susah nyari yang halal. Selain itu, kebab emang punya kenangan tersendiri bagi ayah, Om Coco dan Om Gatot.
Ceritanya, awal-awal dateng di Brisbane kan kita masih numpang di rumah/tempat penampungan. Jadi, kalau lapar ngga bisa bebas masak. Lagian kalau mau masak juga ngga ada yang bisa dimasak, paling cuma mi instan. Makanya, kita cari-cari makan buat makan malam dan yang kita tau halal, harganya cukup rasional (saat itu kalau mau beli sesuatu selalu dikurs ke rupiah dulu, kemahalan ngga ya?-red) dan paling dekat dengan tempat tinggal ya cuma penjual kebab itu aja. Jadi kaya'nya nikmat banget, lagi lapar, ngga tau mau makan apa, ngga punya Saudara untuk ditumpangi, kebab itulah pilihan kita.
Makanya sekarang, kadang suka kangen kalau lama ngga makan kebab. Setiap denger kata kebab, atau lewat restoran kebab di depan Coles, rasanya pingin beli aja. Terutama kalau mengenang saat awal-awal tiba, rasanya kebab yang kita makan saat itu adalah makan malam terlezat seumur hidup. Jeee..segitunya..:)
Nah, begitulah. Kadang sesuatu yang biasa saja menurut orang lain, bisa begitu istimewa menurut kita. Ya, seperti kebab itu, menurut orang mungkin biasa saja atau mungkin ngga enak. Tapi karena di benak kita telah tertanam pengalaman yang menggelora (wah istilahnya hiperbola banget-red)kebabs begitu mengena di hati dan selalu menimbulkan kesan nikmat saat ditelan.
Kebabs salah satu pilihan makanan kalau lagi lapar, terus ngga punya lauk dirumah, atau emang lagi malas masak. Padahal, kalau di Indonesia, rasanya ngga bakalan deh milih kebab sebagai pengganjal perut kalau lagi lapar. Ya, karena banayak warung Padang atau Warteg atau warung jajanan lainnya. Kalau disini, karena susah nyari yang halal. Selain itu, kebab emang punya kenangan tersendiri bagi ayah, Om Coco dan Om Gatot.
Ceritanya, awal-awal dateng di Brisbane kan kita masih numpang di rumah/tempat penampungan. Jadi, kalau lapar ngga bisa bebas masak. Lagian kalau mau masak juga ngga ada yang bisa dimasak, paling cuma mi instan. Makanya, kita cari-cari makan buat makan malam dan yang kita tau halal, harganya cukup rasional (saat itu kalau mau beli sesuatu selalu dikurs ke rupiah dulu, kemahalan ngga ya?-red) dan paling dekat dengan tempat tinggal ya cuma penjual kebab itu aja. Jadi kaya'nya nikmat banget, lagi lapar, ngga tau mau makan apa, ngga punya Saudara untuk ditumpangi, kebab itulah pilihan kita.
Makanya sekarang, kadang suka kangen kalau lama ngga makan kebab. Setiap denger kata kebab, atau lewat restoran kebab di depan Coles, rasanya pingin beli aja. Terutama kalau mengenang saat awal-awal tiba, rasanya kebab yang kita makan saat itu adalah makan malam terlezat seumur hidup. Jeee..segitunya..:)
Nah, begitulah. Kadang sesuatu yang biasa saja menurut orang lain, bisa begitu istimewa menurut kita. Ya, seperti kebab itu, menurut orang mungkin biasa saja atau mungkin ngga enak. Tapi karena di benak kita telah tertanam pengalaman yang menggelora (wah istilahnya hiperbola banget-red)kebabs begitu mengena di hati dan selalu menimbulkan kesan nikmat saat ditelan.
Komentar