Selasa, 01 Mei 2007

Sayur Asem dan Ikan Asin serta sebuah kerinduan kepada Jengkol

Setelah kurang lebih empat bulan tinggal di Brisbane, kaya'nya baru hari ini Ayah seneng dan puas banget soal makanan. Kenapa? Apa selama ini makanan Ayah sehari-hari ngga enak? kurang bergizi atau gimana? Jawaban untuk pertanyaan itu semua adalah tidak. Makanan ayah sehari-hari nikmat dan lezat, bergizi cukup dan dalam kelompok empat sehat lima sempurna. Lalu apa yang kurang?

Yang kurang adalah, hampir empat bulan ayah ngga ketemu sayur asem dan ikan asin. Selama ini yang dimasak adalah kelompok daging seperti daging ayam, sapi atau kambing, baik dalam bentuk daging potong segar/beku maupun dalam bentuk olahan seperti sosis atau nugget serta ikan sarden atau telur ayam. Ikan segar pun baru belakangan ini saja sebagai variasi, setelah tau ada penjual ikan segar di Darra. Bisa kebayang kan betapa bosannya Ayahnya selama empat bulan itu ketemu lauk yang begitu-begitu terus?

Nah, ceritanya pas Ayah belanja kemarin (30 April 2007) ke Yuens Supermarket yang khusus menjual bumbu-bumbu dan makanan olahan Asia, ayah nemuin ikan asin. Lho, nemu ikan asin aja seneng. Iya, karena ikan asinnya adalah ikan asin favorit ayah, namanya Ikan Jambrong. Biasanya kalau nenek masak ikan ini, ayah makannya pasti lahap dan memang ikan ini salah satu lauk favorit pada saat acara keluarga seperti arisan misalnya.

Tanpa fikir panjang Ayah langsung beli ikan asin tersebut. Inget cara masak nenek, ayah cari sereh (lemon grass), cabe dan bawang. Iya, karena nenek kalau goreng ikan jambrong dicampur irisan sereh, bawang goreng dan cabe. Jadi rasanya gurih, asin, pedas dan ada wangi serehnya. Wah pokoknya lezat deh, apalagi nasinya pulen dan hangat serta ada tambahan tahu-tempe goreng,sayur asem, lalapan, jengkol dan sambal terasi. Amboiii nikmatnya..

Pas, di rumah kebetulan tante Febri masak sayur asem. Karena bumbunya pakai yang instan jadi menurut ayah sih mirip lah seperti sayur asem yang ada di Indonesia. Cuma isi sayurannya aja yang beda, pakai wortel, buncis, jagung bonggol dan kacang tanah. Walau isinya rada aneh, tapi cukup untuk menghilangkan rasa kangen pada sayur asem. Terus, untuk menambah segar, ayah bikin acar wortel dan ketimun. Ini pun gampang bikinnya, wortel dan ketimun dipotong dadu terus ditambah irisan cabe, bawang merah (cuma dibelah dua), satu sendok makan cuka, garam dan gula secukupnya.
Waah, istimewa banget makan siang ayah hari ini, rasanya sudah hampir mirip makan siang di Jakarta seperti di rumah nenek. Sayang ya, ayah makannya cuma sendirian. Ngga ada yang menemani dan melayani. Coba kalau dirumah, pasti kita sudah makan banyak dan berkeringat, ditemani Abang dan Cici serta dilayani Bunda..Asyikkk.

Ah, tapi walau begitu, rasanya makan siang Ayah hari ini paling nikmat menurut ayah. Walau ada sedikit rasa kangen makan bareng kalian. Nah sekarang, satu-satunya yang belum ketemu lagi adalah jengkol. Kalau pete, ayah udah pernah liat yang kalengan. Oh jengkol, dimanakah kau berada? mungkinkah kita bisa bertemu di Brisbane ini?

Tidak ada komentar: