Hidup sendiri? Ih, siapa takut

Hidup sendiri? Ih ngga kebayang deh. Aduh, pasti sepi banget, hampa dan tak berwarna. Begitu kira-kira komentar beberapa orang yang ditanya tentang kesendirian hidup. Sampai ada lagu yang begitu hits milik Dian Pisesha “Tak Ingin Sendiri“, yang isinya keengganan untuk melewati malam sendirian. Hmm..

Kesendirian makin menakutkan apabila dikaitkan dengan umur. Maksud saya, buat banyak orang bila mencapai usia tertentu belum juga mendapatkan teman hidup, alamat bakal menghadapi cobaan tambahan. Tidak hanya dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan sekitar.

Betapa tidak, bila sampai usia kepala 3 masih berstatus jomblo, bisa dipastikan (walau tidak selalu) akan timbul sedikit perasaan resah. Apalagi bila teman-teman seangkatan sudah mulai mendapatkan pasangan masing-masing dan mempunyai anak. Aduh, rasanya kalau bisa jangan samapai ketemu teman deh. Habis setiap ketemu pasti pertanyaannya, “kapan nikah?“ ihh..ampyun.. apalagi kalo langsung nanya „udah punya anak berapa?“..tambah gubrak deh..

Belum lagi berbagai anggapan dari lingkungan dan cap yang tidak enak. Pilih-pilih pasangan sampai anggapan ngga laku, jual mahal dan dicap sebagai perawan tua atau bujang lapuk. Oh kejamnya.. padahal masih sendiri bukan keinginan dan kemauan, tapi nasib yang memang belum berpihak dan jodoh yang belum mau menyapa.

Padahal, sendiri bukan berarti sepi dan sunyi. Dunia belum berakhir, walau sampai melewati kepala 3, kepala 4 atau bahkan kepala 5 tak juga datang sang pujaan hati. Jadi mengapa pula, kebanyakan orang-orang berpendapat bahwa kebahagiaan hanya bisa didapat dengan pasangan hidup.

Pendapat tersebut memang benar, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang mencurahkan kasih sayang, memberi perhatian dan berbagi hanya bisa dilakukan kepada pasangan. Siapa bilang mendapatkan kasih sayang, mendapat perhatian dan diberi hanya bisa didapat dari pasangan kita.

Mencurahkan kasih sayang, memberi dan berbagi bisa kita lakukan kepada siapapun. Masih banyak orang-orang sekitar kita yang butuh perhatian dan kasih sayang. Percaya ngga, perhatian yang diberikan kepada orang-orang disekitar kita juga akan berbalas cinta dan kasih sayang.


Apalagi buat orang-orang yang berfikir positif. Kesendirian bisa dijadikan salah satu peluang untuk meningkatkan kualitas diri. Menekuni hobi, meningkatkan sosialisasi sampai mengembangkan bisnis sendiri.

Jadi, siapa bilang dengan sendiri tertutup dunia yang indah dan berwarna. Ada seribu dunia lain yang lebih indah menanti untuk orang-orang yang menebar kasih sayang dengan tulus. Jadi, sendiri juga bisa indah dan nikmat.

Tulisan ini dimuat di Koki edisi Senin 30 Juli 2007
link :
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=38474§ion=92

Komentar