Rabu, 11 Juli 2007

Luar negeri dan sahabat

Tinggal di luar negeri. Kata itu terdengar begitu indah bagi sebagian orang. Mungkin karena terlanjur tertanam dibenak banyak orang bahwa yang namanya luar negeri pasti lebih indah, lebih maju, lebih keren dan lebih kaya.. apalagi kalau menyebut nama Amerika, Eropa, Australia, Timur Tengah atau Jepang. Padahal? belum tentu lho!

Ternyata apa yang Ayah rasakan tidak seperti yang Ayah bayangkan. Bayangan Ayah bahwa hidup diluar negeri akan lebih mudah ternyata jauh dari kenyataan. Gimana ngga! di sini memang banyak lowongan kerja dengan gaji yang memadai. Tapi nyatanya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu ngga mudah juga. Banyak saingan dan mensyaratkan harus penduduk tetap untuk beberapa pekerjaan tertentu.

Belum lagi masalah bahasa. Seringkali kendala bahasa menutup kesempatan untuk berinteraksi lebih jauh dengan orang dari lain negara. Kadang sering terjadi juga komunikasi yang ngga nyambung, maklum aja kemampuan bahasa Inggris ayah pas-pasan.

Budaya yang berbeda, makanan dan musim yang berbeda menambah panjang kendala lainnya membuat semua menjadi bertambah berat. Apalagi menghadapi semua itu sendirian, tanpa keluarga -bunda dan anak-anak- disisi. Kerinduan untuk berbagi suka maupun duka menambah kesusahan dihati.

Untuk mengatasi semua itu, memang harus disikapi dengan bijaksana, berfikir positif dan pantang menyerah. Rasa sedih, rasa sendiri dan rasa tertekan akan keadaan harus dianggap sebagai bagian dari perjuangan. Semua harus dianggap sebagai bumbu yang menambah nikmat hidup, sebagai cobaan yang menguatkan dan sebagai ladang untuk melatih kesabaran. Ngga mudah emang, tapi kalau kita mau pasti kita bisa.

Untuk ayah, menyikapi hal tersebut juga bukan hal yang mudah. Kadang ditengah kegiatan, rasa kangen, rasa marah, rasa sesal, rasa kecewa, rasa ingin berbagi, ingin memberi kasih sayang dan sejuta rasa lainnya begitu mengganggu. Menangis, menahan rindu dendam dihati dan mencoba bersikap rasional berlomba menguasai hati. Berat sekali kan?

Untungnya, ayah punya teman-teman yang sangat baik. Yang bersedia berbagi cerita, berbagi rasa dan berbagi suka dan duka bersama. Ya, bertemu, berbincang dan menghabiskan waktu dengan mereka merupakan salah satu cara bagi ayah untuk menghibur diri. Kadang kebersamaan seperti itu mampu sedikit menepis rasa sendiri dan rindu akan kalian. Walau hanya sedikit, bagi ayah amat berarti sekali semua itu.

Memang, segalanya akan terasa lebih ringan dan mudah kalau dilakukan bersama. Apalagi kalau ada yang lebih dekat atau bisa dibilang teman dekat. Dengan teman yang seperti ini akan lebih asik lagi. Ayah bisa mencurahkan segala keresahan dihati, tentang kerinduan dan menepis rasa sendiri.

Dengan teman yang seperti ini, ayah akan melakukan apa yang ayah bisa perbuat buat dia. Walau kesannya ayah berlebihan, memang begitu cara ayah membalas kebaikan yang telah diberikan teman kepada ayah. Ayah rela menghabiskan waktu ayah untuk teman, membantu tenaga dan membantu hal lain yang ayah bisa. Pokoknya bagi ayah, semua itu adalah sebagai timbal balik terhadap kebaikan yang telah dia berikan.

Ah, kok jadi ngelantur ke masalah teman ya?!.. begini deh, maksud ayah salah satu cara dalam menghadapi kehidupan, kita harus mempunyai teman. Kalau di Indonesia, karena ada bunda dan anak-anak, kalian adalah teman ayah dalam menghadapi dan menjalani hidup. Kalau di sini, karena kalian tidak ada didekat ayah, ayah harus mempunyai teman juga untuk menghadapi hidup, seorang sahabat tidak sekedar teman.

Bersyukur ayah menemukan sahabat disini. Namanya Sony. Dia baik, ulet, cerdas dan optimis menghadapi hidup. Ayah butuh teman yang seperti ini. Dia menguatkan ayah disaat lemah, menghibur ayah dikala sedih dan menopang ayah disaat ayah butuh bantuan. Kesannya istimewa banget ya dia.. Ngga juga, dia juga sama kok seperti ayah. Ayah akan melakukan hal yang sama pada saat dia lemah, sedih dan memerlukan bantuan. So-so lah..

Tidak ada komentar: