Sabtu, 22 September 2007

Ramadhan di Brisbane

Menjalani puasa di bulan Ramadan di negeri penduduk yang mayoritas bukan muslim memang merupakan tantangan tersendiri. Walau ini bukan Ramadan pertama yang harus saya jalani di negeri orang, tapi ini adalah Ramadan pertama yang harus saya jalani dalam kesendirian.

Saya bersyukur, ternyata kekhawatiran saya akan kehilangan suasana Ramadhan di tanah air agak sedikit terobati. Ya, karena saya tinggal dilingkungan sekitar kampus, jadi banyak saya temui pelajar internasional muslim yang berasal dari Asia seperti Malaysia, Pakistan, Bangladesh dan Negara-negara Timur Tengah. Jadi, walau secara umum suasana ramadhan tidak tergambar, tetapi waktu berbuka puasa, suasana ramadhan seperti di tanah air ternyata tercipta juga.

Bertempat di musholla di lingkungan kampus University of Queensland, Muslim Student Association of UQ mengkoordinasi acara berbuka puasa di musholla kampus. Musholla kampus, untuk sementara dipasangi tenda untuk menampung jamaah yang ingin berbuka puasa dan dilanjutkan dengan shalat tarawih.

Saya lebih bersyukur lagi, karena ternyata di Brisbane ada asosiasi masyarakat muslim Indonesia atau Indonesian Islamic Society of Brisbane (IISB) yang juga turut berpartisipasi dalam penyiapan menu berbuka puasa ini. Jadi, acara berbuka puasa juga menjadi ajang silaturahmi dengan muslim dari negara lain. Dan tentu saja, saat berbuka yang semula saya sangka akan saya lakukan dalam kesendirian dan mungkin kesedihan karena ingat suasana berbuka di tanah air, ternyata tidak saya alami.

Belum lagi pengalaman merasakan menu dari negara lain. Tentu ini juga suatu pengalaman yang sangat berharga karena menambah wawasan tentang citarasa kuliner mancanegara. Salut luar biasa untuk koordinator acara berbuka ini, karena semua disediakan secara gratis dan dalam jumlah yang tak terbatas.

Sedikit catatan untuk menu berbuka ini, memang Indonesia jagonya. Kalau giliran masyarakat Indonesia yang menjadi penjamu, meja penuh dengan aneka hidangan lezat dan istimewa. Mengapa istimewa? Karena rasanya tidak seperti sedang berbuka puasa di luar negeri. Hampir semua hidangan khas ramadhan di tanah air tersedia. Luar biasa!!

Satu lagi catatan saya, betapa ramadhan ini mampu menyatukan hati manusia untuk berbagi dan melakukan semua secara bersama. Tak perduli bangsa mana, saat berbuka semua berbaur dalam rasa syukur akan nikmatnya berbuka bersama. Ah, seandainya momen ini juga terjadi dalam keseharian, tentu dunia ini tak pernah ada ketimpangan dan saling bermusuhan.

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya


(setiap habis ramadhan; Bimbo)

dimuat dikoki edisi 22 September 2007
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=44675§ion=92

Tidak ada komentar: