Jumat, 30 November 2007

Jangan Jadi Artis

Sebenernya sih istilah artis itu luas banget artinya, semua orang yang kerjaanya berkaitan dengan seni bisa di sebut artis. Tapi dalam lingkup sehari-hari, istilah artis mengalami penyempitan arti menjadi sebutan untuk orang yang jadi bintang film, bintang sinetron dan penyanyi. Ya, karena mereka yang paling sering muncul di tv dan surat kabar.

“Jangan jadi artis deh, ngga bener!”, begitu celoteh temen saya mengomentari fenomena dunia keartisan. Menurutnya,artis itu ngga jauh-jauh dari yang namanya narkoba, perempuan, selingkuh dan hura-hura. Kalau mau dicari, kaya’nya susah nyari artis yang bersih dari itu semua, walaupun banyak juga yang lurus-lurus aja.

Saya setuju ngga setuju sama pendapatnya, dan coba menganalisa, kenapa ya artis deket sama hal-hal yang begituan. Dari hasil perenungan saya (halah, kaya’ dukun aja), ada beberapa sebab mengapa mereka dekat dengan yang saya sebutkan tadi.

1. Beban kerja
Siapa bilang jadi artis gampang. Beban kerja artis ternyata melebihi kerjaan orang kantoran. Kalau orang kantoran biasanya kerja dari pagi sampai sore, walau terkadang lembur, paling-paling jam 12 malem udah dirumah lagi. Kalao bintang sinetron? Mereka kadang kerja 24 jam loh. Apalagi kalo sinetronnya kejar tayang, dan dia main dalam beberapa produksi. Bisa dibayangkan betapa sibuk dan susahnya dia membagi waktu.
Akhirnya semua kembali ke daya tahan pisik dan otak. Walau udah minum vitamin, rasanya belum cukup untuk mengembalikan vitalitas. Kalaupun cukup, stress fikiran ngga hilang begitu saja. Pelariannya? Apalagi kalau bukan narkoba, yang katanya bisa membuat orang melupakan beban kerja dan tubuh serasa fit terus.

2. Mudah mendapatkan uang

Jadi artis itu paling gampang dapet uang. Sekali teken kontrak uang ratusan juta langsung masuk rekening. Apalagi yang sedang naik daun (ulat kali..), kontrak dari iklan, jadi penyanyi, bikin buku dan sebagainya bikin pundi-pundinya sulit dihitung.
Biasanya yang gampang didapet itu, gampang juga keluarnya. Sekali lagi, untuk melupakan beban kerja, rasanya hura-hura salah satu pilihan jitu. Jadilah sering kita denger artis yang dugem di diskotek A atau B, terus berantem karena urusan sepele.

3. Lingkungan kerja yang tidak kondusif
Dalam produksi film atau sinetron, pastilah dipenuhi bintang yang cakep, ganteng dan cantik. Keseringan ketemu dan main dalam satu produksi sama orang cakep, siapa sih yang tahan untuk tidak tergoda. Akhirnya tidak jarang menimbulkan cinta sesaat antar mereka yang populer disebut cinta lokasi. Ngga peduli yang bujangan atau yang udah punya pasangan, cinta lokasi sering menjadi penyebab perselisihan dikalangan para artis.
Kalau sudah begini, pasti menimbulkan gonjang ganjing dalam rumah tangga artis. Dan ujung-ujungnya? Cerai!! Kalau ngga cerai, ya jadi santapan wartawan untuk dijadikan berita di infotainment tentang kedekatan hubungan mereka.

4. Tidak tahan lama
Ini ngga ada hubungannya sama baterai lo. Ini kaitannya dengan karir sebagai artis. Kalau tidak mempunyai kemampuan dan manajemen yang bagus, karir sebagai artis bisa jadi hanya seumur jagung. Apalagi persaingan dengan bintang-bintang baru yang lebih cantik, ganteng dan fresh begitu ketat. Makanya banyak artis yang baru muncul langsung meroket, tapi setelah itu terbenam, nyaris tak terdengar lagi kiprahnya.
Walau tidak semua, sering kita denger gosip artis yang memanfaatkan kecantikan atau ketampanannya untuk hal-hal negatif semata-mata agar tetap terpakai dalam suatu produksi misalnya.

Mungkin masih banyak lagi faktor-faktor lain mengapa teman saya berkesimpulan untuk tidak menjadi artis, selain dia emang ngga ganteng tentunya.. he..he..

Akan tetapi, saya juga tidak memungkiri masih banyak artis yang lurus, benar, bermutu dan tahan lama yang menghiasi dunia perartisan Indonesia. Jadi sebenernya, semua berpulang kepada pribadi masing-masing sih...

dimuat di Koki edisi 30 november 2007
http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=52620§ion=92

Tidak ada komentar: