Cathedral of St Stephen - Brisbane

Libur paskah yang lumayan panjang selama empat hari, rasanya sayang kalo cuma di habisin di rumah. Mau liburan ke tempat yang jauh, kantong lagi cekak. Halah, kenapa ngga cari yang murah meriah aja ya?!
Interior katedral. Photo by Sony Asgar

Terinspirasi cerita Romo Flores http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=60901§ion=92 mengenai sebuah gereja di Manila, rasanya ngga ada salahnya saya nyoba wisata ke katedral yang ada di CBD Brisbane. Seinget saya sih, ada beberapa gereja dan katedral tua yang cantik disekitar CBD Brisbane. Ups, daripada bete dirumah, berbekal kamera dan semangat, saya mantep menuju salah satu katedral yaitu Katedral St Stephen.

Katedral ini ternyata udah tua juga ya, peletakan batu pertamanya aja di tahun 1863 oleh Uskup James Quinn . Tahun 1874, walau masih sepertiga dari rencana semula, katedral ini diberkati dan dibuka untuk umum. Konon, pembangunan katedral emang bisa makan waktu sampe puluhan tahun.


Terus terang saya kagum dengan arsitekstur katedral ini. Bangku misa yang tersusun rapi, altar yang harum -karena terdapat bunga-bunga segar-, beberapa patung yang menggambarkan orang suci dan jendela kaca yang dilukis timah yang menggambarkan kisah yesus menambah indah interior katedral. Sayang saya masuk siang hari, saat lampu tidak dinyalakan. Mungkin kalau saat lampu-lampu menyala tentu lebih spektakuler.

Ketika saya masuk, nampak beberapa orang yang duduk dengan khusyu sambil berdoa dan membaca alkitab. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan beberapa orang yang datang hanya untuk menikmati interior katedral ini atau hanya sekedar berlutut sesaat memanjatkan doa.

Hmm, pemerintah kota dan pengurus katedral ini memang sengaja memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menikmati keindahan katedral ini.

Saya ngga tahu ya, apa katedral di Jakarta bisa dimasuki wisatawan yang ingin melihat interior dan ornament dalam gereja. Terus terang saya belum pernah masuk ke katedral di Jakarta. Habis kelihatannya ekslusif hanya untuk penganut nasrani aja (maaf kalo saya salah menafsirkan), lah saya yang muslim jadi rada segan juga untuk masuk ke dalam.

Sebenarnya di katerdral Jakarta (depan masjid Istqlal) itu boleh ngga sih wisatawan masuk?

Terbit di Koki edisi Selasa 25 Maret 2008
http://www.kompascommunity.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=62002§ion=92

Komentar

Anonim mengatakan…
Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Servidor, I hope you enjoy. The address is http://servidor-brasil.blogspot.com. A hug.