Alhamdulillah, akhirnya lewat juga satu minggu yang amat melelahkan dalam pekerjaan saya. Gimana ngga, pertama kali saya mengalami tekanan yang begitu luar biasa, baik secara phisik maupun mental.
Bermula dari suatu tugas yang begitu mendadak di Jumat sore tanggal 28 November 2008. Boss secara tiba-tiba menginstruksikan untuk melakukan audit khusus pada salah satu perusahaan. Dasarnya adalah, adanya desas-desus (atau pasti ya), yang mensinyalir bahwa pada perusahaan tersebut telah terjadi praktik yang ngga sehat. Ya, bahasa umumnya korupsi kali ya...
Sore itu kebetulan saya sendirian. Semua harus begitu cepat. Mempersiapkan sendirinya sendirian, semua surat-surat sampai mengcopy bahan-bahan lainnya. Weiss.. dari situ aja saya mulai keteteran, sampe suratnya ternyata ada yang salah.
Hari Senin, 1 Desember 2008, semua anggota tim mendapat arahan langsung dari Pak Bos. Suasananya sih sebetulnya ngga tegang-tegang amat. Tapi, karena ketua tim-nya kelihatan begitu tegang, otomatis berpengaruh ke anggota tim secara keseluruhan. huhhh..
Emang sih, Pak Bos menekankan bahwa hari itu kita harus bisa mendapatkan apa yang sudah menjadi "pesanan" sang wisher blowers dan data yang berkaitan dengan target bisa kita dapetin. Malah sang Bapak Bos, pake bilang kalo perlu sampe 24 jam kita lakonin.. wuihhhh. kok sampe segitunya ya...
Jadilah hari itu juga kita berangkat ke sasaran. Sampai disana, pimpinan perusahaan semuanya ngga ada. Namun, akhirnya setelah menunggu agak lama, Kita diterima oleh salah seorang pimpinannya. pada pertemuan itu kita kita langsung tancep gas menyatakan maksud dan tujuan kita.
Disini yagn saya ngga nyangka. Ternyata arahan Pak Boss diterjemahkan oleh ketua tim dengan keras. Semua informasi dan orang-orang yang berkaitan, malam itu ditahan ngga boleh pulang. Bahkan salah satu orang yang menjadi kunci harus balik lagi ke kantor. Padahal yang bersangkutan udah mau nyampe di rumah.
Pokoknya malam itu terrible banget deh. Ada acara bentak-bentakan dan begadang sampe jam 12 malem. This was first time I experienced the examination until late..
Apalagi ketua tim nya galak banget. Saya sampe diem seribu bahasa dan terkaget-kaget dengan cara seperti ini. Gimana ngga, wong saya ngga terbiasa dan jarang marah sama orang yang udah jelas-jelas pantes dimarahin, malah sekarang harus marah sama orang yang ngga saya kenal dan ngga secara langsung buat kesalahan ke saya.. repot khan?
Besoknya, mesti dateng pagi-pagi dan buat progress report. Semua dilakuin secara cepat dan seperti mengejar waktu. Pokoknya secara marathon kita ngumpulin data sambil melakukan klarifikasi dan wawancara kepada piak-pihak yang dicurigai.
Pokoknya cape banget dan menyita memory. Begitu banyak angka-angka dan kasus-kasus bersliweran di kepala. Malah kadang suka ketuker-tuker kasus. Kadang lucu juga sih.
Nah, selesai mengumpulkan data, acara berlanjut. Bikin laporannya yang pasti. Seluruh anggota tim diinapkan di suatu tempat, agar bisa konsentrasi penuh. Segala daya dan upaya dikerahkan, biar laporan bisa selesai secepatnya.
Tiga hari tiga malem, tiap-tiap anggota meresume, menelaah dan menyimpulkan kasus yang menjadi tanggung-jawabnya. Cape, dan karena faktor terkanan kadang apa yang dimaksud susah untuk diungkapkan.
Dan, akhirnya walaupun tidak sempurna laporan kelar juga walau masih banyak banget kesalahan. tapi saya fikir, itulah the best that we could do.
Dari pengalaman ini saya mengambil kesimpulan bahwa bekerja dalam tekanan itu amat menyita phisik maupun mental. Syukurlah disela-sela tekanan itu, anggota tim masih bisa sedikit bercanda dan menghibur diri.
Note:
Thanks for Rianto, Abidir, Arfan dan U'ul. You are wonderful.
Bermula dari suatu tugas yang begitu mendadak di Jumat sore tanggal 28 November 2008. Boss secara tiba-tiba menginstruksikan untuk melakukan audit khusus pada salah satu perusahaan. Dasarnya adalah, adanya desas-desus (atau pasti ya), yang mensinyalir bahwa pada perusahaan tersebut telah terjadi praktik yang ngga sehat. Ya, bahasa umumnya korupsi kali ya...
Sore itu kebetulan saya sendirian. Semua harus begitu cepat. Mempersiapkan sendirinya sendirian, semua surat-surat sampai mengcopy bahan-bahan lainnya. Weiss.. dari situ aja saya mulai keteteran, sampe suratnya ternyata ada yang salah.
Hari Senin, 1 Desember 2008, semua anggota tim mendapat arahan langsung dari Pak Bos. Suasananya sih sebetulnya ngga tegang-tegang amat. Tapi, karena ketua tim-nya kelihatan begitu tegang, otomatis berpengaruh ke anggota tim secara keseluruhan. huhhh..
Emang sih, Pak Bos menekankan bahwa hari itu kita harus bisa mendapatkan apa yang sudah menjadi "pesanan" sang wisher blowers dan data yang berkaitan dengan target bisa kita dapetin. Malah sang Bapak Bos, pake bilang kalo perlu sampe 24 jam kita lakonin.. wuihhhh. kok sampe segitunya ya...
Jadilah hari itu juga kita berangkat ke sasaran. Sampai disana, pimpinan perusahaan semuanya ngga ada. Namun, akhirnya setelah menunggu agak lama, Kita diterima oleh salah seorang pimpinannya. pada pertemuan itu kita kita langsung tancep gas menyatakan maksud dan tujuan kita.
Disini yagn saya ngga nyangka. Ternyata arahan Pak Boss diterjemahkan oleh ketua tim dengan keras. Semua informasi dan orang-orang yang berkaitan, malam itu ditahan ngga boleh pulang. Bahkan salah satu orang yang menjadi kunci harus balik lagi ke kantor. Padahal yang bersangkutan udah mau nyampe di rumah.
Pokoknya malam itu terrible banget deh. Ada acara bentak-bentakan dan begadang sampe jam 12 malem. This was first time I experienced the examination until late..
Apalagi ketua tim nya galak banget. Saya sampe diem seribu bahasa dan terkaget-kaget dengan cara seperti ini. Gimana ngga, wong saya ngga terbiasa dan jarang marah sama orang yang udah jelas-jelas pantes dimarahin, malah sekarang harus marah sama orang yang ngga saya kenal dan ngga secara langsung buat kesalahan ke saya.. repot khan?
Besoknya, mesti dateng pagi-pagi dan buat progress report. Semua dilakuin secara cepat dan seperti mengejar waktu. Pokoknya secara marathon kita ngumpulin data sambil melakukan klarifikasi dan wawancara kepada piak-pihak yang dicurigai.
Pokoknya cape banget dan menyita memory. Begitu banyak angka-angka dan kasus-kasus bersliweran di kepala. Malah kadang suka ketuker-tuker kasus. Kadang lucu juga sih.
Nah, selesai mengumpulkan data, acara berlanjut. Bikin laporannya yang pasti. Seluruh anggota tim diinapkan di suatu tempat, agar bisa konsentrasi penuh. Segala daya dan upaya dikerahkan, biar laporan bisa selesai secepatnya.
Tiga hari tiga malem, tiap-tiap anggota meresume, menelaah dan menyimpulkan kasus yang menjadi tanggung-jawabnya. Cape, dan karena faktor terkanan kadang apa yang dimaksud susah untuk diungkapkan.
Dan, akhirnya walaupun tidak sempurna laporan kelar juga walau masih banyak banget kesalahan. tapi saya fikir, itulah the best that we could do.
Dari pengalaman ini saya mengambil kesimpulan bahwa bekerja dalam tekanan itu amat menyita phisik maupun mental. Syukurlah disela-sela tekanan itu, anggota tim masih bisa sedikit bercanda dan menghibur diri.
Note:
Thanks for Rianto, Abidir, Arfan dan U'ul. You are wonderful.
Komentar