Selasa, 13 Oktober 2009

Ngga Tega


Malem ini dua kali perasaan saya tersentuh.

Pertama pas saya beli gas dan aqua ke warung deket rumah. Pa'de Trissang pemilik warung yang membawa sendiri pesanan saya dengan cara memanggul tabung gas LPG dan tangan kanannya menenteng galon Aqua 9 liter. Bener-bener saya tersentuh, karena saya ngangkat galon aqua 9 liter aja terengah-engah.

"Kalo ngga biasa jangan coba-coba, nanti uratnya kecentit," begitu katanya. Bener-bener pekerja tangguh. Sebenarnya untuk pria seusia dia yang sudah tidak muda lagi, mengangkat beban seberat itu merupakan suatu hal yang sulit. Tetapi keadaan yang membuat dia menjadi kuat dan tidak mudah menyerah.. salut

Kedua, pas keponakan saya dateng nawarin PSP merk Sony miliknya untuk dijual ke saya. Ketika saya tanya kenapa dijual, dia jawab buat bayar cicilan kasur (ranjang pengantin maksudnya -red).

Jujur, sebenarnya saya ngga tega untuk menolak tawarannya. Tapi banyak hal yang membuat saya harus berkata tidak dan memandang wajah kecewa diwajahnya. Tapi mau gimana lagi? selain anak-anak yang masih kecil dan belum ngerti arti mainan berharga mahal, barang tersebut juga udah rada jelek dan secara umum saya emang ngga berminat sama sekali.

Hmmm,... dua kejadian beruntun yang membuat hati saya "gerimis". Yang satu menunjukkan kepada saya bahwa untuk memperoleh keuntungan 5 ribu perak aja, Pa'de Tris mesti mengerahkan seluruh tenaga tuanya yang tersisa. Yang satunya lagi, mesti bersusah menjual miliknya walau harus menelan kekecewaan karena di tolak.

Ya, Allah.. jadikan hamba sebagai hamba-Mu yang bersyukur karena tak harus melakoni dua kisah tersebut untuk mendapatkan rizki-Mu. Jadikan hamba sebagai hamba-Mu yang tak pandai mengeluh, karena tidak harus menelan kekecewaan untuk mendapatkan rizki-Mu. Ampuni hamba ya Allah, atas keluh dan kemalasan yang telah hamba perbuat..

Tidak ada komentar: