Ini oleh-oleh dari perjalanan saya ke Korea bulan Juni 2010. Baru sempat dituliskan karena baru terinspirasi untuk berbagi sekarang.
Kata orang bijak, bila ingin mengetahui karakter suatu bangsa, kita harus mengetahui budaya, bahasa, makanan dan sejarahnya. Nah, bagi yang berkesempatan mengunjugi Korea Selatan, cobalah jangan hanya menjelajah Seoul, Busan atau kota-kota modern lainnya. Berkunjunglah sejenak ke sebuah desa buatan masa lampau yang menggambarkan kehidupan bangsa Korea berabad lampau, namanya Yong-in.
Pemerintah Korea sengaja membuat desa imitasi ini lengkap dengan bangunan-bangunan yang ada pada sebuah desa atau kota pada masa itu. Disini kita bisa melihat rumah-rumah bangsa Korea di masa lampau. Seperti umumnya bangsa Asia, kita juga bisa menemui ladang dengan gudang padi dan penggilingannya. Tak ketinggalan sarana pelengkap yang ada pada masa itu seperti toko obat dan pabrik kertas serta pasar.
Meski semua merupakan bangunan baru, namun kita masih bisa merasakan keagungan bangunan pemerintahan masa itu. Di bangunan utama yang merupakan bangunan pusat pemerintahan, kita bisa menyaksikan ruang pertemuan pejabat negara, ruang penjara termasuk alat yang digunakan untuk menghukum pelanggar ketertiban.
Untuk lebih mendekatkan dengan suasana masa lampau, kita juga disajikan upacara adat perkawinan Korea. Cukup ribet juga, sehingga berdasarkan penjelasan pemandu wisata, adat tersebut sudah hampri ditinggalkan sama sekali. Kalau diperhatikan, terlihat sekali bahwa pada dasarnya semua wanita pada masa itu pada posisi sebagai obyek. Karena sepanjang prosesi, sang mempelai wanita lebih banyak dalam posisi kepala menunduk bahkan terkesan bersembunyi dibalik baju pengantinnya.
Selain itu pengunjung juga bisa merasakan atmsofir kepercayaam masyarakat korea pada masa itu. Di jalan utama menuju desa, pada pohon-pohon besar yang dipercaya mempunyai kekuatan penduduk desa menggantungkan kain berwarna merah, putih, hitam, kuning dan biru sebagai lambang penangkal kekuatan jahat. Ada juga kayu yang dipahat dengan mantra-mantara. Semua itu dimaksudkan untuk melindungi ancaman bahaya dari roh jahat.
Kuliner
Selain asyik menyaksikan rumah-rumah masa lampau, jangan lupa untuk menikmati hidangan khas Korea. Bagi yang terbiasa dengan menu/masakan china yang gurih dan dimasak dengan matang, mencicipi makanan Korea akan sedikit berkernyit. Sebagian besar sayuran yang disajikan dimasak minimalis atau mentah dengan bumbu yang juga meinimalis. Bagi penyuka makanan sehat, menu Korea bisa dibilang sebagai menu sehat karena kaya sayur dan disajikan dengan rasa asli.
Dan yang perlu diingat, porsi makan untuk satu orang cukup banyak dan lengkap. Sehingga untuk ukuran orang Indonesia, rasanya kok porsinya banyak banget. Apalagi rasa masakannya yang original sekali membuat perlu extra tekad untuk menghabiskannya.
Oleh-oleh
Bagi penggemar oleh-oleh, disini banyak dijual oelh-oleh cantik khas Korea. Soal harga tidak perlu khawatir. Tidak seperti tempat wisata di Indonesia yang mematok harga lebih mahal dari tempat diluar kawasan wisata, disini harga yang ditwarkan tidak berbeda dengan harga yang ditawarkan di pasar misalnya.
Ini mungkin salah satu contoh baik yang harus ditiru pengelola wisata di Indonesia. Jangan membedakan harga dimanapaun itu kalau mau untung besar bukan dari penjualan produk atau cendera mata, tapi dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke tempat wisata. Contoh lainnya adalah kebersihan secara umum dan kebersihan toilet pada umumnya.
Meskipun dikunjungi banyak orang, toiletnya tetap terjaga kebersihan dan ketersediaan toilet tisuue-nya. Pengunjung pun pasti merasa betah berlama-lama kalau sebuah kawasan wisata bersih dan bebas dari pedagang kaki lima. Semua pada tempatnya dan tidak merusak pemandangan.
Oh iya, bagi penggemar film Korea... kalau anda menyaksikan film dengan setting Korea masa lampau, bisa jadi pengambilan gambarnya dilakukan di kawasan Yon In ini.
Jadi, kalau ke Korea jangan lupa ke Yong In ya.
Komentar