Seni memang luar biasa. Di dalamnya terkandung keindahan, kreativitas, sensivitas dan totalitas. Melalui seni, banyak hal bisa digapai. Salah satunya adalah pelestarian bahasa.
Ya, melalui seni yang dalam hal ini lagu, bahasa daerah dapat dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu kita kelak. Dari lagu-lagu yang diciptakan oleh para seniman lagu, kosa kata yang mungkin populer pada jamannya tetap terekam dalam sebuah lagu. lebih lagi, metode pelestarian bahasa melalui lagu ini tentu memberikan dua manfaat sekaligus. Selain sebagai sarana ekspresi seni sang seniman, lagu tersebut juga akan tetap lestari dengan bahasa yang memang digunakan pada masa itu.
Salah satu contoh adalah lagu-lagu yang diciptakan seniman serba bisa Betawi Alm. H. Benyamin Sueb atau yang lebih dikenal dengan Bang Ben. Lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikannya telah turut andil dalam pelestarian kosa kata bahasa Betawi.
Sambil mendengarkan lagunya yang lucu dan apa adanya, kita akan mendapati kosa-kosa kata yang hampir tidak pernah terucap dalam percakapan sehari-hari saat ini. Meskipun kelihatannya sepele, tetapi kosa-kosa kata itu tidak boleh hilang apalagi musnah.
Dengan tidak digunakannya suatu kata dalam percakapan sehari-hari, suatu kata dikhawatirkan akan musnah dari daftar kata yang pernah ada. Sungguh memprihatinkan bukan?
Syukurlah dengan adanya lagu-lagu daerah, secara tidak langsung melestarikan bahasa daerah yang pernah ada. Kalau kita perhatikan lagu-lagu Bang Ben dan Ida Royani terdapat beberapa kata yang hampir tidak pernah lagi digunakan oleh anak muda Betawi masa kini.
Berikut beberapa kata yang terdapat dalam lagu Bang Ben
Kendiri ==> sendiri
Besot ==> luka-luka parut
dan banyak lagi kata-kata lainnya. Nah, pelestarian bahasa melalui lagu ini mungkin perlu diteliti lebih dalam oleh lembaga bahasa kali yeaa..
Komentar