Briptu Norman


Minggu-minggu ini, kehebohan tentang aksi lipsing seorang anggota kepolisian yang diupload di situs Youtube menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama para penggemar tayangan infotainment.

Kebetulan lima hari lalu saya cuti sehingga selama cuti tersebut saya dijejali tayangan televisi yang hampir 80% dipenuhi oleh berita tentang Briptu Norman ini. Dan sang polisi pun seperti terkena efek media, menjadi cepat terkenal karena diberitakan setiap hari.

Banyak yang bilang sang polisi beruntung karena bisa terkenal dengan cepat (instant) di dunia jagat hiburan Indonesia. Bisa diundnag ke sana ke mari, show dan mendapat banyak tawaran manggung. Sepertinya jadwalnya padat banget.

Bagi saya, saya memandang itu sebagai sebuah musibah bagi sang Polisi. Memang secara materi dia akan berlimpah kalau terus bisa bertahan di dunia hiburan tanah air. Tapi di sisi lain, banyak hal yang akan hilang dari kehidupan sang Polisi.

Ya. Kehidupan untuk menjadi diri sendiri tanpa harus selalu tampil sempurna di depan orang banyak. Belum lagi waktu untuk diri sendiri. Dengan kondisi seperti sekarang ini sudah dipastikan sang Polisi selalu dikelilingi orang-orang yang ingin menumpang ketenarannya. Waktu untuk menikmati menjadi diri sendiri otomatis akan sangat berkurang.

Apalagi jam kerja sebagai seorang penghibur itu tak terbatas loh! Sang polisi pasti akan bekerja lebih dari 8 jam dalam sehari, harus menghibur banyak orang di hari libur dan mesti meinggalkan orang-orang yang sehari-hari dekat dengannya. Pokoknya kehidupannya akan berubah 180%..

Memang semua pekerjaan mengandung risiko, tapi kalo risikonya lebih besar dari manfaatnya bukankah lebih baik tidak usah diambil?

Komentar