Cabut Gigi


Sebenarnya ngga niat sama sekali saya akan mencabut gigi geraham saya. Tapi hari itu (selasa, 5 April 2011 - red), rasa nyeri di bagian belakang rahang hampir tak tertahankan. Dengan berbekal keyakinan bahwa gigi saya hanya bolong aja, saya berangkat ke RS Gigi dan Mulut FKUI di Salemba.

Sesampai disana, dokter mengdiagnosis bahwa gigi paling belakang saya tumbuh miring, sehingga mendesak gigi yang ada didepannya. Semula saya kurang yakin namun setelah melihat hasil rontgent saya baru yakin bahwa gigi saya memang benar-benar tumbuh miring.

Ngga mau berlarut-larut, saya putuskan untuk dicabut saat itu juga. Sesuai kesepakatan dengan dokter bedah, akhirnya hari itu juga gigi saya dicabut. Proses operasinya lumayan lama sekitar satu jam.

Terus terang, sebenarnya saya takut sama yang bernama "operasi", tetapi saya fikir toh akhirnya nanti tetap harus diangkat juga dan lebih berat sebenarnya karena rasa sakitnya yang sudah tak tertahankan.

Sakitnya itu loh... huhhhh... terutama setelah operasi karena pengaruh anestesi nya sudah habis. Lebih parah karena saya belum makan siang.. terpaksa hampir sampai malam saya menahan lapar karena ngga bisa ngunyah..

Alhamdulillah di hari ke tiga sudah mulai bisa makan dan saat saya buat catatan ini, kondisi mulut saya sudah 90% membaik

Komentar