Nyaris RDP


Kemarin, nyaris untuk pertama kali dalam hidup saya ikut Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI.


Begitu mendengar instruksi Pak Karo, saya diminta menemani beliau RDP di DPR dengan komisi IX, konsentrasi kerja saya langsung buyar. Gimana ngga buyar coba,.. data yang diminta untuk dipersiapkan, belum disetor dari bagian-bagian lain untuk di kompilasi. Di sisi lain, jadwal penilaian pelaksana mesti segera diselesaikan untuk mengejar tenggat waktu bulan Juli.

Makanya, pas dengan permintaan tersebut, saya langsung bingung. Semua juga karena saya kok merasa angggota DPR itu suka nanya-nanya yang ngga-ngga dan kelihatan banget sok tahunya. Makanya, saya ngeri banget kalo ternyata data yang saya kompilasi salah. Biarpun bukan saya penyedia datanya, tapi kan dapat aja terjadi pada saat proses kompilasi saya salah ketik atau khilaf memasukkan angka.

Untungnya Allah mendengar doa saya. Ternyata rapatnya di tunda. Info penundaan rapat saya terima pas banget mobil berhenti di lapangan parkir. Ngga apa-apa deh, walaupun di tunda, saya cukup senang. Meski kemungkinan akan diadakan lagi entah kapan, tapi paling tidak saya sudah menyiapkan mental untuk menghadiri acara tersebut. Tidak seperti hari ini yang begitu mendadak.

Dan yang lebih penting, saya selalu berusaha mengambil hikmah dari semua peristiwa. Hikmahnya adalah, saya untuk pertama kali menginjakkan kaki di gedung DPR.. cuma saya agak kecewa dengan kondisi mushola yang kecil banget dan kotor, karena berada persis di lokasi toilet yang juga kotor banget. Emang sih, sepertinya toilet itu buat tempatnya para sopir. tapi apa mereka ngga layak mendapat fasilitas toilet yang bersih dan nyaman?

Terus, saya juga cukup kaget dengan harga segelas teh tarrik hangat yang mencapai RP22.000 dan sepotong roti seharga Rp18.000. Masya allah, berarti tamu DPR kaya-kaya ya.. harganya ngga terjangkau rakyat..

Komentar