Senin, 30 Januari 2012

Durian - The King of Fruit



Durian atau dalam pengucapan sehari-hari sering dinamakan duren memang buah yang luar biasa. Buat penggemarnya, duren memang tak akan tertandingi rasa dan aromanya oleh jenis buah yang lain. Oleh karena itu mungkin salah satu sebab mengapa harga duren itu lebih mahal dibanding dengan jenis buah yang lainnya.

Nah, kemarin saya menikmati sebuah buah duren dengan rasa yang istimewa. Ceritanya, iseng-iseng karena bosan di rumah, saya dan istri naik motor berdua. Sekedar jalan-jalan menyusuri jalan fatmawati, cineri, limo dan meruyung. Benar-benar tanpa tujuan, cuma menikmati perjalanan tok, sambil mencuci mata memperhatikan ruko, warung dan suasana di sepanjang jalan.

Hujan ringan yang turun, tidak membaut motor kami berhenti. Kami tetap melaju walau agak sedikit basah. Kami baru benar-benar berhenti bila hujan turun dengan deras. Sambil mengomentari hal-hal disepanjang jalan, kami asyik menikmati suasana dan perjalanan kali ini. Benar-benar tanpa tujuan.

Ketika memasuki daerah Meruyung, kami mendapati di pinggir jalan penjual buah duren. Memang hanya beberpa penjual, tapi salah satu penjual memajang buah jualannya dengan jumlah yang lumayan banyak. Saya dan istri langsung memutuskan untuk membeli buah durian itu nanti sepulang dari jalan-jalan tanpa tujuan ini. Nah, sesampainya kami dipertigaan jalan antara Depok dan Sawangan, kami memutuskan untuk berbalik arah.

Kami memtutuskan untuk istirahat sebentar sambil menikmati semangkuk bakso, semangkuk mie ayam, teh tawar panas dan kerupuk yang kriuk. Hmm,.. suasana mendung, gerimis dan cuaca yang agak dingin menambah bakso dan mie ayam tersebut cukup nikmat. Yang menambah poin untuk mie ayam dan bakso di warung Bakso Family 2 ini adalah rasa kuahnya yang tidak terlalu gurih. Kami menduga, penjualnya tidak terlau banyak menggunakan MSG - dan malah mungkin tidak menambahkan MSG- karena di meja tempat makan, tersedia persediaan MSG bagi pelanggan yang ingin menggunakan MSG. Syukurlah, tanpa MSG juga ternayata nikmat loh. Baksonya juga empuk dan tidak kenyal, sepertinya memang lebih banyak menggunakan daging dan hanya sedikit mencampurnya dengan tepung kanji misalnya.

Setelah kenyang dan merasa cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan pulang. Tentu saja, kami tidak lupa untuk mampir di tempat penjual duren yagn memang sudah kami niatkan sejak berangkat tadi. Di pajangan sang penjual, tertera harga Rp5.000 dan Rp10.000. Dan ternyata itu untuk duren dengan kualitas yang tidak terlalu bagus dengan ukuran kecil. Sedangkan duren dengan ukuran lebih besar dan kualitas yang agak bagus serta bagus harganya berkisar antara Rp25.000 dan Rp40.000. Kami memutuskan untuk membali yang berharga Rp25.000.

Setelah tawar menawar, tercapai kesepakatan harga menjadi Rp20.000 dengan ketentuan buah durennya dicoba dulu, bila tidak manis maka kami tidak mau. Saya makan di tempat 1 buah bersama istri. Benar-benar tidak mengecewakan. Walapun dagingnya tidak terlalu tebal, tapi manis dan wanginya itu loh.. juara!!

Rasanya, puas banget. Duren benar-benar layak dijuluki raja-nya para buah. Saya benar-benar puaaasss banget. Susah deh menggambarkan kenikmatan yang saya rasakan. Cobain sendiri deh..

Saya memutuskan membeli 4 buah lagi untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Walaupun ternyata 1 buah ternyata busuk, tetapi 3 buah yang lain tidak mengecewakan. Wah,... Nenek, Om Uji dan Rifqi sampai kekenyangan dan ngga sanggup untuk menghabiskannya.

Pantas ya, adalah istilah "belah duren." Tapi apa iya aktivitas belah duren asli dengan istilah "belah duren" sama nikmatnya? he..he.. silahkan menilai sendiri.

Tidak ada komentar: