Naga Bonar jadi 2


Ngga sengaja menemukan catatan saya sehabis menyaksikan film Naga Bonar Jadi 2, sekitar bulan Agustus 2007 di Brisbane. Berikut tulisan saya:

Bulan Agustus ini akan menjadi salah satu bulan istimewa buat warga Indonesia di Brisbane karena PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia) Queensland, Komunitas Indonesia Brisbane bekerjasama dengan Brisbane Power House, akan mengadakan serangkaian acara yang berkaitan dengan kesenian dan budaya Indonesia. Rangkaian acara tersebut adalah dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia.

Dalam rangka mencari tambahan dana guna membiayai acara peringatan hari kemerdekaan RI, kami mahasiswa dan WNI di Queensland khususnya di kota Brisbane mengadakan acara nonton film Indonesia. Diselenggarakan disalah satu gedung kampus di University of Queensland, acara tersebut ternyata menarik minat banyak pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar disini. Dengan tiket seharga 5 dollar Australia, ternyata banyak juga penonton bule yang tertarik menonton film ini.

Pilihanya adalah film yang banyak dipuji para penikmat film dan kritikus film: Naga Bonar Jadi Dua yang dibintangi actor papan atas Indonesia: Dedy Mizwar dan Tora Sudiro.

Rasanya tidak salah kalau film ini jadi pilihan. Sepanjang film acting yang hebat dari Dedy Mizwar mampu memainkan emosi penonton. Hubungan Nagabonar dengan sang anak (Bonaga) benar-benar membuat penoton mengharu biru. Luar biasa memang, penonton yang tertawa terbahak-bahak bisa berubah menjadi haru saat menyaksikan Nagabonar membelai Bonaga.

Ah, luar biasa sekali memang film ini. Penonton yang sebagian besar adalah pelajar yang terbiasa dan mempunyai banyak kesempatan untuk menonton film-film kelas dunia dari hollywood atau produksi negara-negara Eropa, ternyata terbuai juga dengan film ini. Padahal, untuk penonton seumuran mereka, rasanya sulit untuk diajak menonton film nasional .

Terbukti begitu banyak sanjungan dan komentar positif tentang film ini.

Memang sejak film Petualangan Sherina, film Indonesia seperti menemukan momentum untuk bangkit. Sejak kesuksean film tersebut, para produser dan sineas muda mulai “berani” untuk membuat film lagi. Walau disana sini masih tampak banyak kekurangan dari segi cerita, tapi patut diacungi jempol untuk mereka yang terus berupaya menghidupank kembali perfilman Indonesia yang mati suri.

Kembali ke film naga bonar jadi dua, wah benar-benar salut deh.

Ah rasanya kalau semua orang film mau sedikti bersusah payah untuk membuat film lebih serius dan bagus seperti ini, film-film luar rasanya bisa ditandingi. Terimakasih Dedy Mizwar untuk film yang sangat istimewa ini.

Acara nonton film Indonesia ini lumayan menghibur dan mengharukan. Ternyata ada juga film-film Indonesia yang bagus dan layak untuk ditonton.

Komentar