Kemarin, hari Minggu tanggal 4 Maret 2012 benar-benar jadi hari yang melelahkan. Ya, karena seharian diisi dengan kegiatan di luar rumah.
Pagi harinya, saya dan Bunda belanja sayur dan buah di Pasar Pondok Labu. Kami memang jatuh cinta pada Pasar Pondok Labu, walaupun pasar tersebut agak kotor dan semrawut. Tapi limpahan sayur segar dan buah-buahnya mengalahkan keengganan kami untuk mengunjungi pasar ini. Memang soal harga tidak terlalu berbeda dengan pasar tradisional lain, tapi bila dibandingkan dengan pasar modern, tentu jauh lebih murah.
Dengan sayuran yang kami beli di Pasar Pondok Labu tersebut, menu makan sian terasa istimewa. Meski hanya oseng toge, sawi putih dan wortel plus tahu, namun terasa nikmat karena sayurannya segar. Apalagi ikan jambrong asin yang digoreng bareng cabe dan bawang goreng. Hmmm, menu makan siang hari itu benar-benar nikmat. Alhamdulillah..
Jam 10 pagi saya mengantar bunda arisan keluarga di Bahari di rumah my brother. Saya memang ngga ikut hadir karena anak-anak nggak mau ikut. Jadi saya hanya jaga rumah sambil mengawasi anak-anak bermain.
Jam 12 siang, saya kembali menjemput Bunda. Tawaran makan tidak saya lewatkan. Menu jengkol, sayur asem dan ikan asin plus sambal yang super pedas rasanay tidak pantas untuk ditolak. Lagi-lagi, makan kali ini terasa nikmat, walau saya sudah makan di rumah. Alhamdulillah..
Jam 3 sore, undangan ulang tahun dari Kaisan Zahfir, anak sepupu memaksa kami keluar rumah lagi. Walau lokasinya sama-sama di Bahari, tetap saja rasanya agak malas (konon memang seperti itu godaannya: malas menghadiri undangan). Kali ini lengkap sekeluarga plus nenek dan dua keponakan Haykal dan Fadlan.
Huhhh.. dari mulai perjalanan sudah mulau kisruh. DI mobil mereka super aktif dan yang paling parah, ya pas selesai acara. Menunggu kepulangan kembali ke rumah, mereka membuat rumah Nenek Tiharoh hancur berantakan seperti kapal pecah. Ke-empat anak tersebut (Rifqi, Rizky, Haykal dan Fadlan) seolah tidak bisa membedak berada di rumah siapa.. berantakan hebat.
Saya terus terang merasa bete menyaksikan hal tersebut, tapi tak berdaya melarangnya. Ngomel pada anak-anak saat tersebut tentu tidak tepat tetapi mendiamkan aksi mereka lebih tidak tepat lagi. Benar-benar dilema.. akhirnya saya hanya dapat menahan dongkol di hati.
Dari semua itu, saya memang harus terus belajar untuk ikhlas, sabar dan bersyukur. Seharusnya acara-acara tersebut tidak membuat saya berat hati karena semuanya berkaitan dengan kebaikan yaitu silaturahmi. Silaturahmi kan memanjangkan umur dan menambah rezeki, jadi seharusnya saya bersyukur dengan hari kemarin, bukannya merasa kelelahan.. ah, saya memang masih harus terus banyak belajar..
Komentar