Perjalanan ke Malang
Perjalanan ke Malang menghadiri resepsi pernikahan Aprian benar-benar melelahkan tapi… menyenangkan. Mulai dari pesawat yang di delay sampai menikmati kebun binatang modern yang bersih, semuanya penuh dengan cerita.
Penerbangan Jakarta – Surabaya yang semula dijadwalkan take off pukul 3 sore, molor dua jam hingga pukul 5 sore. Suasana terminal 1B yang lebih mirip stasiun kereta api di kota kecil dibanding sebuah terminal keberangkatan bandar udara benar-benar menambah bete suasana menunggu keberangkatan. Untunglah senyum tulus Nyoman dan senyum manis istrinya, yang menyambut kami di Bandara Juanda mampu membangkitkan kembali semangat untuk melanjutkan perjalanan darat ke Malang.
Tapi rupanya, perjalanan kali ini memang kurang bersahabat. Avanza mungil ditumpangi 8 orang dengan barang bawaan yang penuh sesak. Hujan yang mengguyur sepanjang malam, menambah kelelahan kami. Bayangan semangkok bakso Malang yang hangat dan lezat terus menari di kepala seiiring perut yang sudah keroncongan minta diisi. Syukurlah Nyoman menangkap sinyal lapar dari para tamunya, kami di bawa ke tempat dimana bakso Malang mulai dikenal. Bakso Presiden yang terletak persis di sisi rel kereta api yang masih aktif.
Saya percaya bahwa ini memang yang asli, karena di dindingnya terdapat foto-foto artis atau public figure yang sempat mampir menikmati Bakso Presiden. 8 mangkok bakso plus minuman hangat cuma diganjar Rp120.000,oo. Murah poll…
Tapi “derita” belum selesai. Kami masih harus menuju hotel di Batu. Dan Nyoman yang ngantuk berat dan lelah pun terpaksa beberapa kali salah arah karena lupa lokasi hotelnya.. nasibb..!!
Resepsi Aprian
Selalu senang rasanya bila bisa menghadiri undangan pernikahan. Wajah sumringah pengantin dan tamu selalu memberikan energi positip bahwa sebuah harapa baru mulai dirajut. Aprian yang tampan bersanding dengan Fenny yang cantik dalam balutan busana pengantin warna ungu. Senang rasanya menyaksikan kebahagiaan mereka.
Suasana resepsi yang semarak dengan menu yang melimpah benar-benar melengkapi kemeriahan pernikahan hari itu. Ssst!... menu-menu yang disajikan juara loh.. ifu mie nya.. top markotop. Beberapa kali MC memanggil kami untuk difoto bersama pengantin, namun himbauannya terlewatkan karena kami asyik berwisata kuliner di resepsi kali ini… kalo bisa dibayar pake LS, boleh lah sekali-kali catering-nya dipanggil ke Jakarta…he..he..
Batu Secret Zoo
Selesai menghadiri resepsi, kami berganti kostum dan langsung menuju Jatim Park 2. Berbekal informasi dari Emma (Nyoman’s wife), kami ber-angkot menunju lokasi wisata tersebut yang berada disisi Gunung Bokong dan Gunung Arjuno. Warna angkotnya centil.. ungu..
Sampai di area Jatim Park 2 kami sudah disuguhi pemandangan yang menggoda. Hotel dengan eksterior pohon, arsitektur museum dan kebun binatang yang modern, menarik pengunjung untuk segera tahu apa dibalik semua itu.
Dan benar saja.. ternyata kebun binatangnya yang berlabel Batu Secret Zoo bersih dan modern. Binatang-binatangnya terawat dan ditampilkan dengan menarik. Bagi yang pernah ke Singapore Zoo, mirip-mirip lah. Pengunjung pun seperti “dipaksa” untuk melihat semua koleksi yang mereka miliki Sangat menarik, apalagi suasana Batu yang sejuk membuat perjalanan menyaksikan binatang tidak terlalu terasa melelahkan.
Wahana bermainnya pun lengkap walau masih satu tingkat dibawah Dufan. Namun, karena pengunjungnya agak sepi, petugas wahana nya senenng banget waktu kita mau mencoba wahana yang mereka operasikan. Beda banget deh sama di Dufan Ancol… Dan salah satu wahana yang wajib di coba dalah Rumah Horor.. bener-bener horor !!. Seberani apapun terhadap hantu, dijamin, keluar dari wahana ini bakal ketakutan… seryuuu ddan lutju…
Wah, untuk keluarga, sepertinya Jatim Park 2 ini wajib dikunjungi deh. Paket lengkap antara kebun binatang, wahana bermain dan museum benar-benar menjadi sarana edutainment yang sehat dan bermanfaat buat keluarga. Konsep kebun binatangnya..keren…
Surabaya
Hari terkahir kami kembali ke Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Di Surabaya kami sempat ke Tanggulangin, sentra kerajinan kulit. Tapi sayang, saya menemukan ikat pinggang Made in China. Loh???..
Monkasel (Monumen Kapal Selam) pun kami singgahi sebentar. Kapal Selam buatan Rusia tersebut benar-benar canggih pada masanya. Menarik, namun karena keterbatasan waktu, kami harus buru-buru menuju Juanda.
Sungguh , capek, seru dan penuh canda perjalanan kali ini.
Komentar