Hidup, kalau kita hayati ternyata seru dan nikmat. Bahkan untuk hal-hal yang tidak menyenangkan pun, terkadang malah membuat hidup kita lebih berwarna. Ngga percaya? simak pengalaman saya berikut:
1. Banjir Jakarta
Kamis, 17 Januari 2013, Jakarta di guyur hujan lebat sejak malam hari. Pagi hari, saya sudah pontang-panting mengantar anak-anak ke sekolah. Dengan susah payah, saya berusaha melindungi mereka dengan jas hujan yang ada. Sedangkan pada saat saya berangkat, hujan tak juga reda.
Sepanjang perjalanan menuju kantor, semua jalan yang saya lalui mulai dipenuhi air yang meluap dari got-got sepanjang jalan yang tak lagi mampu menampung air hujan. Semakin mendekati kantor, hujan tak juga berhenti. Malah banjir di jalan makin menjadi. Untungnya saya berhasil melewati rintangan tersebut sampai mendekati kantor. Tapi apa daya, mendekati parkiran kantor, motor saya mati tak berdaya terendam banjir yang menggenangi jalan. Untungnya, motor saya ngga mogok total, masih bisa dibawa pulang dan tak perlu ke bengkel.
Mengingat pengalaman itu, sungguh luar biasa. Saya mencoba menembus banjir Jakarta. Tidak hanya berjibaku dengan air yang terus meningkat, tapi juga dengan pengendara lain yang berusaha menghindari genangan air agar tak mogok. Sementara dingin dan baju yang mulai basah, tentu harus di lawan agar tetap bisa fight sampai di kantor. Dilalah, listrik kantor malah dipadamkan. Tapi, semua itu malah meninggalkan kesan tersendiri untuk saya.
2. Berburu celana olahraga untuk Cici
Sekolah Cici tidak menyediakan celana olahraga untuk murid yang ingin membeli seragam olahraga bila ternyata rusak atau sudah kekecilan. Alhasil, Cici harus memakai celana yang sudah kekecilan dan robek pula.
Saya dan istri mesti mengubek-ubek pasar tradisional untuk mencari celana training untuk cici. Pertama pasar Majestic, ternyata ngga ada (atau kami ngga tahu ya?). Kemudian kami ke pasar lainnya. Ternyata di pasar Blok A, cuma tersisa satu celana dengan ukuran LLL. Tinggal satu-satunya, ngga ada ukuran lain. Saya dan istri akhirnya memutuskan mencari di Toserba AB di daerah Pondok Labu. Eh, ternyata stock-nya juga sedang kosong.
Akhirnya saya ke pasar tradisional Pondok Labu. Ini pertama kalinya saya mengunjungi pasar ini untuk berburu baju (pernah dua kali belanja sayur mayur di pagi hari). Untungnya di sini tersedia celana yang kami maksudkan. Akhirnya kami malah mengexplore pasar ini lebih jauh. Ternyata asyik juga ya. Walau agak pengap dan sempit, tapi seru aja. Serunya, kami bisa menawar barang-barang tersebut. Pengalaman yang tidak didapatkan kalau belanja di pasar modern.
3. Kakek Sakit
Bahkan mengantar kakek pun menjadi pengalaman seru juga. Saat di UGD, kami mendapati begitu banyak pasien dengan rupa-rupa penyakit. Meskipun seram, tetapi merupakan pengalaman baru buat saya. Seru juga memperhatikan tenaga medis bekerja, orang-orang yang perlu ditangani dan suasana rumah sakit. Betapa sehat itu mahal harganya dan kita harus benar-benar mensyukuri dan menjaga kesehatan kita.
So, kadang hidup itu, walau berat tetap terasa indah, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Life is beautiful |
Kamis, 17 Januari 2013, Jakarta di guyur hujan lebat sejak malam hari. Pagi hari, saya sudah pontang-panting mengantar anak-anak ke sekolah. Dengan susah payah, saya berusaha melindungi mereka dengan jas hujan yang ada. Sedangkan pada saat saya berangkat, hujan tak juga reda.
Sepanjang perjalanan menuju kantor, semua jalan yang saya lalui mulai dipenuhi air yang meluap dari got-got sepanjang jalan yang tak lagi mampu menampung air hujan. Semakin mendekati kantor, hujan tak juga berhenti. Malah banjir di jalan makin menjadi. Untungnya saya berhasil melewati rintangan tersebut sampai mendekati kantor. Tapi apa daya, mendekati parkiran kantor, motor saya mati tak berdaya terendam banjir yang menggenangi jalan. Untungnya, motor saya ngga mogok total, masih bisa dibawa pulang dan tak perlu ke bengkel.
Mengingat pengalaman itu, sungguh luar biasa. Saya mencoba menembus banjir Jakarta. Tidak hanya berjibaku dengan air yang terus meningkat, tapi juga dengan pengendara lain yang berusaha menghindari genangan air agar tak mogok. Sementara dingin dan baju yang mulai basah, tentu harus di lawan agar tetap bisa fight sampai di kantor. Dilalah, listrik kantor malah dipadamkan. Tapi, semua itu malah meninggalkan kesan tersendiri untuk saya.
2. Berburu celana olahraga untuk Cici
Sekolah Cici tidak menyediakan celana olahraga untuk murid yang ingin membeli seragam olahraga bila ternyata rusak atau sudah kekecilan. Alhasil, Cici harus memakai celana yang sudah kekecilan dan robek pula.
Saya dan istri mesti mengubek-ubek pasar tradisional untuk mencari celana training untuk cici. Pertama pasar Majestic, ternyata ngga ada (atau kami ngga tahu ya?). Kemudian kami ke pasar lainnya. Ternyata di pasar Blok A, cuma tersisa satu celana dengan ukuran LLL. Tinggal satu-satunya, ngga ada ukuran lain. Saya dan istri akhirnya memutuskan mencari di Toserba AB di daerah Pondok Labu. Eh, ternyata stock-nya juga sedang kosong.
Akhirnya saya ke pasar tradisional Pondok Labu. Ini pertama kalinya saya mengunjungi pasar ini untuk berburu baju (pernah dua kali belanja sayur mayur di pagi hari). Untungnya di sini tersedia celana yang kami maksudkan. Akhirnya kami malah mengexplore pasar ini lebih jauh. Ternyata asyik juga ya. Walau agak pengap dan sempit, tapi seru aja. Serunya, kami bisa menawar barang-barang tersebut. Pengalaman yang tidak didapatkan kalau belanja di pasar modern.
3. Kakek Sakit
Bahkan mengantar kakek pun menjadi pengalaman seru juga. Saat di UGD, kami mendapati begitu banyak pasien dengan rupa-rupa penyakit. Meskipun seram, tetapi merupakan pengalaman baru buat saya. Seru juga memperhatikan tenaga medis bekerja, orang-orang yang perlu ditangani dan suasana rumah sakit. Betapa sehat itu mahal harganya dan kita harus benar-benar mensyukuri dan menjaga kesehatan kita.
So, kadang hidup itu, walau berat tetap terasa indah, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Komentar