Pilkada Serentak 2024 : Pemilihan Gubernur/Wagub Jakarta

 Walau tidak seheboh pemilihan presiden (pilpres), pemilihan kepala daerah (pilkada) tetap menarik perhatian untuk dicermati.  Ya, tentu saja karena pemilihan presiden berskala nasional dan juga menjadi perhatian internasional. Namun, pilkada pun kadang jadi perhatian kalangan tertentu, terutama untuk calon kepala daerah ibu kota dan daerah/wilayah dimana ada persaingan elit politik untuk berebut pengaruh.

Nah, untuk pilkada kali ini tentu saja yang paling di sorot adalah Pilkada Jakarta, karena Jakarta sebagai epicentrum pertumbuhan dan kiblat berbagai hal di Indonesia. Selain itu, imbas dari pilpres kemarin, Jakarta dijadikan tolok ukur sejauh mana elite politik yang bersebrangan memiliki pengaruh.

Di Pilkda Jakarta kali ini ada 3 pasang calon Guburnur dan /Wakil Gubernur yang bertarung. Nomor urut 1  yaitu Ridwan Kamil/Suswono yang diusung partai berkuasa (Gerindra) dan koalisinya, nomor urut 2 adalah calon independen yaitu Dharma Pengrekun/Kun Wardana dan nomor urut 3 yaitu  Pramono/Rano Karno yang diusung PDIP.

Tiga pasang calon Gub/Wagub Jakarta



Dari ketiga pasangan tersebut, masing-masing telah berkampanye dengan maksimal untuk merebut suara terbanyak. Ridwan/Siswono mengusung program antara lain sekolah gratis untuk negeri dan swasta, bantuan untuk RT RW, Pasangan Dharma Kun mengusung program anti lockdown dan bencana covid sedangkan Pram Rano mengusung kebijakan mengatasi kemacetan dan pengangguran.

Dari ketiganya, sepertinya Dharma Kun saja yang programnya masih berbicara tentang bencana covid yang dianggap sebagai konspirasi. Memang agak lain sih, tapi tetap harus diapresiasi, namanya juga usaha.. he..he,.. 

Nah, sebagai WNI yang patuh dan baik, tentu saja saya memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan suara saya kepada salah seorang pasangan calon tersebut.. Pencoblosan dilakukan di TPS 35 dekat rumah masa kecil saya.  


WNI yang baik, memanfaatkan Pilkada untuk menyalurkan aspirasi

Sebenarnya  partisipasi saya lebih karena khawatir kesempatan pilkada tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang jahat. Sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib: "Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang-orang baik.” Jadi, kalau saya tidak bersuara, khawatir suara orang jahat yang akan menang. Bukannya saya merasa paling baik loh, tapi paling tidak saya tulus berharap negeri ini baik-baik saja, bebas korupsi dan melindungi warganya dari kemiskinan dan bencana.

Sore harinya seperti biasa, saya memonitor  perkembangan perolehan suara  melalui TV Nasional. Sepertinya, versi hitung cepat, pasangan Pram dan Rano yang unggul. Tapi hasil akhir tentu akan dikeluarkan KPU.  

Memantau hitung cepat melalui siaran TV Nasional

Bagi saya, siapapun yang menang tentu berharap itulah yang terbaik. Pemimpin yang mementingkan rakyatnya diatas kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya. Semoga..

Komentar