Piala Asia kali ini terasa lebih istimewa bagi Ayah, karena berlangsung saat ayah tidak ada di tanah air. Entah mengapa, kala jauh di negeri orang, setiap peristiwa yang terjadi di tanah air jadi begitu amat menarik untuk dicermati. Apalagi kalau sudah menyangkut rasa kebangsaan.. uh rasanya bergetar hati ini dibuatnya.
Kali ini rasa kebangsaan ayah begitu terusik saat Indonesia menghadapi Arab Saudi di penyisihan Piala Asia. Ingin rasanya terlibat langsung menyaksikan pahlawan olahraga berjuang mengharumkan nama bangsa. Apalagi dari layar televisi, penonton dengan pakaian berwarna merah begitu bersemangat mendukung tim kesayangan Indonesia. Bisa dimaklumi mengapa mereka begitu menaruh harapan pada merah putih, karena pada laga pertama merah putih begitu membanggakan. Mereka menjungkirbalikan ramalan dengan menekuk Bahrain 2-1.
Tak perduli dingin yang menggigit, semangat menyaksikan merah putih mengalahkan semuanya. Doa dan harapan begitu memenuhi dada, semoga merah putih kembali menorehkan sejarah baru. Rasanya, kalau semangat sudah menyala apapun mungkin terjadi.
Babak pertama, permainan merah putih begitu cantik. Kebobolan lebih dulu tak memadamkan semangat pemain untuk terus mengejar ketinggalan. Dan usaha itu berhasil saat Elie eboy berhasil menyarangkan bola ke gawang Arab Saudi dengan begitu cantik. Hah, lega rasanya melihat tim merah putih mampu mengimbangi Arab Saudi. Kedudukan imbang 1-1 bertahan sampai babak pertama berakhir.
Sampai pertengahan babak kedua, rasanya permainan akan imbang. Walau tim merah putih sudah kehabisan nafas, semangat yang menyala mampu terus menahan gempuran Arab Saudi. Walau beberapa pemain tampak begitu kelelahan, semangat juang mereka patut diacungi jempol saat menahan setiap gempuran Arab Saudi. Sampai petaka itu datang.Pada injury time, sebuah sundulan pemain Arab Saudi tak mampu dibendung pemain belakang merah putih. Oh, hancur rasanya hati ini..
Semua diam, menyesali gol yang amat menyesakkan. Ingin rasanya berteriak, menumpahkan segala rasa didada. Hah, mengapa harus terjadi gol menyesakkan itu?
Ah, merah putih.. mungkin memang belum saatnya kau berkibar megah diantara bangsa-bangsa Asia. Tapi, kibaran-mu mampu menghidupkan api kebanggaan didada. Bagaimanapun padamu Indonesia, aku mencintamu dahulu, kini dan nanti..
Kali ini rasa kebangsaan ayah begitu terusik saat Indonesia menghadapi Arab Saudi di penyisihan Piala Asia. Ingin rasanya terlibat langsung menyaksikan pahlawan olahraga berjuang mengharumkan nama bangsa. Apalagi dari layar televisi, penonton dengan pakaian berwarna merah begitu bersemangat mendukung tim kesayangan Indonesia. Bisa dimaklumi mengapa mereka begitu menaruh harapan pada merah putih, karena pada laga pertama merah putih begitu membanggakan. Mereka menjungkirbalikan ramalan dengan menekuk Bahrain 2-1.
Tak perduli dingin yang menggigit, semangat menyaksikan merah putih mengalahkan semuanya. Doa dan harapan begitu memenuhi dada, semoga merah putih kembali menorehkan sejarah baru. Rasanya, kalau semangat sudah menyala apapun mungkin terjadi.
Babak pertama, permainan merah putih begitu cantik. Kebobolan lebih dulu tak memadamkan semangat pemain untuk terus mengejar ketinggalan. Dan usaha itu berhasil saat Elie eboy berhasil menyarangkan bola ke gawang Arab Saudi dengan begitu cantik. Hah, lega rasanya melihat tim merah putih mampu mengimbangi Arab Saudi. Kedudukan imbang 1-1 bertahan sampai babak pertama berakhir.
Sampai pertengahan babak kedua, rasanya permainan akan imbang. Walau tim merah putih sudah kehabisan nafas, semangat yang menyala mampu terus menahan gempuran Arab Saudi. Walau beberapa pemain tampak begitu kelelahan, semangat juang mereka patut diacungi jempol saat menahan setiap gempuran Arab Saudi. Sampai petaka itu datang.Pada injury time, sebuah sundulan pemain Arab Saudi tak mampu dibendung pemain belakang merah putih. Oh, hancur rasanya hati ini..
Semua diam, menyesali gol yang amat menyesakkan. Ingin rasanya berteriak, menumpahkan segala rasa didada. Hah, mengapa harus terjadi gol menyesakkan itu?
Ah, merah putih.. mungkin memang belum saatnya kau berkibar megah diantara bangsa-bangsa Asia. Tapi, kibaran-mu mampu menghidupkan api kebanggaan didada. Bagaimanapun padamu Indonesia, aku mencintamu dahulu, kini dan nanti..
Komentar