Jumat, 26 November 2010

Kota Baru Parahyangan


Kesan saya terhadap kota ini adalah bahwa kota ini benar-beanr dirancang menjadi kota mandiri. Hotel, rumah sakit, sekolah, rumah ibadah serta kawasan bisnis dipadukan dalam satu wilayah.

Kalau memang berkantor dikawasan ini juga, bisa jadi si penghuni komplek ngga perlu kemana-mana untuk membeli kebutuhan sandang dan pangan. Semua ada...

Hebat, kotanya masih sepi dan bersih. Cuma yang menjadi keraguan saya, akankah kebersihan dan ketertiban kota tersebut akan tetap terjaga? Soalnya hal yang sama terjadi dengan perumahan Bintaro Jaya. Pada awal berdirinya, kawasan inii begitu nyaman, aman dan tenang. Sekarang? semrawut dan panas..

Mudah-mudahan developer kota baru parahyangan tidak tergoda untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan konsep yang sudah bagus ini..

Pontianak (3)



Setelah dua hari bertugas, dihari terakhir saya dan teman-teman menyempatkan diri mengunjungi tempat-tempat yang menurut beberapa teman layak untuk dikunjungi. Dengan menggunakan mobil yang kami sewa beserta supirnya dari hotel, kamipun merencanakan untuk mengunjungi beberapa tempat tersebut.

Tapi sayangnya, ketika kami tanyakan kepada pak sopir tempat apa yang menarik untuk dikunjungi, pak sopir malah bingung dan menurutnya tak ada tempat yang menarik di Pontianak. Weleh-welwh si bapak ini, masak sih ngga ada.. setelah kami bilang kami mau ke tugu katulistiwa barulah si bapak sadar bahwa tugu tersebut ternyata merupaka objek wisata... cape deh.

Sepanjang perjalanan si pak spoir hanya diam saja. Saya pancing dengan pertanyaan supaya si bapak "ngeh" bahwa sebagai sopir yang mengantar tamu seharusnya dia banyak bercerita tentang kota Pontianak.

Akhirnya kami mengunjungi tugu equator, pembudidayaan aloevera dan mencari oleh-oleh di Jl. Pattimura. Dan kesimpulannya adalah: Pemda tidak menggarap potensi wisata mereka dengan serius.. semua tidak tertata bahkan kota Pontianak pun sebagai ibukota propinsi nampak tak direncanakan dengan baik. Sayang ya, padahal mumpung kota ini sedang berkembang, seharusnya sudah direncanakan masak-masak.

Kopi Pangku


Ada satu informasi yang saya terima saat-saat terakhir menuju bandara, katanya di Pontianak ada kedai kopi pangku. Saya sempet bertanya-tanya dan menyangka itu varian dari kopi yang ada. tapi ternyata? Oalah.. ternyata maksudnya kopi pangku adalah sambil ngopi mangku pelayannya kedai kopi tersebut.. ada-ada aja

Minggu, 21 November 2010

Pontianak (2)

Setelah berjuang mengatasi sakit perut yang tak tertahankan di hari pertama, Sabtu pagi dengan kondisi yang sedikit lemas saya beranikan diri mengexplore wilayah sekitar hotel temapt saya menginap (Mercure).

Ternyata, hotel saya hanya lima menit jalan kaki ke Megamall Ahmad Yani dan bersebelahan dengan kampus Univ. Tanjung Pura. Saya menyusuri Ahmad Yani sekitar satu kilometer,.. well sepertinya jalan ini salah satu jalan utama di kota Pontianak ini. Tapi sayang, jalan ini tidak tertata baik, walau lumayan lebar tapi sebagian besar kiri dan kanan tidak ada trotoar untuk pejalan kaki dan banyak genangan air akibat buruknya kualitas trotoar yang ada.

Saya sempet heran juga, kok agak lama saya jalan kaki, saya belum menemukan angkutan kota. Akhirnya ketemu juga dengan kualitas kendaraan yang tidak jauh beda dengan kualitas taksi yang pernah saya ceritakan.

Ternyata jalan Ahmad Yani ini panjang banget dengan banyak sekolah di sepanjang jalan. Lebih dari 5 sekolah berada di lokasi ini yang berujung ke Jl. Pattimura. Jalan ini memang lokasi yang senenarnya saya tuju. Dari informasi di internet, jalan ini merupakan pusat oleh-oleh kota Pontianak.

Banyak souvenir khas Pontianak bisa kita temukan disini. Mulai makanan sampai cenderamata seperti miniatur tugu katulistiwa, gantungan kunci, aneka perhiasan dari batu serta beberapa baju batik khas Pontianak. Soal harga, cukup mahal menurut saya. Dengan kualitas bahan yang tidak terlalu bagus, pedagang mematok harga yang tidak wajar. Jadi, harus berani menawar.

Edukasi masyarakat di Mall

Siangnya saya ke Mall A. Yani untuk bergabung dengan teman-teman yang sudah terlebih dahulu berada di sana. Mall nya lumayan besar dan lengkap.

Siang menjelang sore, jumlah pengunjung lumayan banyak. Tapi selepas maghrib, mallnya penuh banget. Terutama tempat makan dan beberapa counter yang menarik perhatian pengunjung.

Well,.. ternyata kerja di mall cukup cape ya. Ngeliat begitu banyak manusia lalu lalang dengan tujuan yang sama, sekedar menikmati malam minggu. Capenya karena kita diselimuti dengan suasana riuh sepanjang hari, udara ber AC dan wajah harus selalu ramah menarik perhatian pengunjung.


Tapi secara umum ini pengalaman baru yang cukup menarik. Bekerja di hari sabtu minggu dengan tujuan mulia: mengedukasi masyarakat mengenai investasi dan bahaya penipuan berkedo investasi.

Tugas saya malam itu diakhir dengan makan malam di foodcourt denagn menu nasi goreng seafood. Lagi-lagi saya terkejut dengan harganya. Untuk minuman seharga 4.000 an dijual 12.000an di sini. Selain karena harga pokonya yang emang udah mahal, juga karena haraga makannanya masih kena PPN 10%. Setahu saya, untuk produk makanan di restoran kan udah ngga kenan PPN lagi..

Pontianak... saya masih akan disini sampai besok dan saya masih penasaran dengan Tugu Khatulistiwa-nya

Jumat, 19 November 2010

Pontianak (1)


Hari pertama di Pontianak memberikan kesan yang lumayan Berkesan bukan karena hal yang menyenangkan tapi karena hal yang sedikit mengganggu.

Saat tiba di Bandara Supadio, kesan saya terhadap bandara ini kok seperti stasiun kereta api kecil di Pulau jawa. Amat sederhana dan cuma - gimana ya bilangnya- bangunan kecil yang merupakan tempat penumpang pesawat mengambil bagasinya.

Terus dari bandara ke kota juga cuma lewat jalan yang lurus aja dengan taksi yang kurang memadai. Suasana sepanjang jalan agak sepi dan cuaca di luar panas banget. Tapi sorenya malah hujan deras banget. So, contrast.

Entah sebab apa saya sakit perut parah banget. Lebih dari 10 kali harus BAB.. benar-benar ngga kuat deh... saya kira keracunan makanan kali.. seingat saya paginya saya sarapan pakai dendeng balado.. ngga masalah.

Saya malah curiga pada sandwich fish burger yang saya beli di AW bandara atau lunch di pesawat?... entah yang mana diantara kedua makanan itu penyebabnya.. yang pasti saya sampai ngga kuat... sakit banget :((

Mudah-mudahan besok udara cerah dan saya bisa explore Pontianak untuk melihat kota ini lebih dekat...

Minggu, 14 November 2010

Kebersamaan

Menikmati kebersamaan memang mahal. Mahal dari segi waktu maupun biaya. maksudnya, untuk berkumpul yang berkualitas memang diperlukan pengorbanan waktu dan uang yang tidak sedikit.

Ngga mudah lo untuk meluangkan waktu untuk berbagi dengan orang-orang di sekitar kita. Kia pasti sering merasa bahwa waktu untuk diri sendiri saja udah terbatas, ngapain juga ngabisin waktu untuk orang lain. Apalagi meluangkan waktu tersebut juga berarti mengeluarkan uang. Wah, ngga banget deh!!

Eits, tapi nanti dulu. Kalo kita cuma berfikir dari segi ruginya, rasanya ngga bakalan ada tuh yang namanya acara kumpul-kumpul dan berbagi. Padahal, walau secara kasat mata acara kumpul tersebut sepertinya merugikan, ternyata ada keuntungan yang jauh lebih besar yang secara tidak kita sadari datang menghampiri.

Ngga percaya? coba deh renungin. Betapa pada saat kita berkumpul, ternyata kita dapat menumpahkan segala macam stress yang selama ini terpendam di kepala. Ya, pada saat kita ngumpul, ada aja sesuatu yang bikin kita ketawa. Dan ketawa merupakan salah satu sarana mengobati stress.. benar kan?

Terus, pada saat ngumpul selera makan kita juga pasti meningkat. Coba deh kita rasain pas kita lagi makan bersama. Pasti suapan dan kunyahan makan kita akan lebih nikmat dibandingkan dengan kalau kita makan sendiri.

Belum lagi kebahagiaan batin karena pertemuan dengan orang-orang yang dulu begitu dekat dengan kehidupan kita. Melihat mereka sehat dan senang saat bertemu muka dengan kita, rasanya merupakan salah satu obat penghilang kesedihan yang mujarab.

Pergerakan kita dari rumah ketempat berkumpul, gerakan kita saat bersalaman, saat menghampiri teman, tertawa, ngobrol dan banyak gerakan refleks lain secara tidak langsung juga membuat tubuh kita menjadi sehat.

Nah, benar khan, ngumpul-ngumpul untuk bersilaturahmi ternyat emang membawa berkah, memperbanyak rejeki dan memanjgankan umur. Kalo sudah begini, rasanya kok ngumpul-ngumpul ngga ada ruginya ya..

nb:
kamis- jumat (11-12 Nov 2010) raker pertama. Banyak hal yang bisa dipetik. Ternyata begitu banyak anugerah yang saya rasakan. Terima kasih ya Allah

Sabtu 13 Nov 2010. Bareng keluarga, keponakan dan ipar serta mertua.. menikmati makan bakso bersama di Jl. Madrasah. Seru walaupun sederhana.

Rabu, 10 November 2010

Yong In - Korean Folk Village


di depan pundi-pundi di Yong In, Korea Selatan
Ini oleh-oleh dari perjalanan saya ke Korea bulan Juni 2010. Baru sempat dituliskan karena baru terinspirasi untuk berbagi sekarang.

Kata orang bijak, bila ingin mengetahui karakter suatu bangsa, kita harus mengetahui budaya, bahasa, makanan dan sejarahnya. Nah, bagi yang berkesempatan mengunjugi Korea Selatan, cobalah jangan hanya menjelajah Seoul, Busan atau kota-kota modern lainnya. Berkunjunglah sejenak ke sebuah desa buatan masa lampau yang menggambarkan kehidupan bangsa Korea berabad lampau, namanya Yong-in.

Pemerintah Korea sengaja membuat desa imitasi ini lengkap dengan bangunan-bangunan yang ada pada sebuah desa atau kota pada masa itu. Disini kita bisa melihat rumah-rumah bangsa Korea di masa lampau. Seperti umumnya bangsa Asia, kita juga bisa menemui ladang dengan gudang padi dan penggilingannya. Tak ketinggalan sarana pelengkap yang ada pada masa itu seperti toko obat dan pabrik kertas serta pasar.

Meski semua merupakan bangunan baru, namun kita masih bisa merasakan keagungan bangunan pemerintahan masa itu. Di bangunan utama yang merupakan bangunan pusat pemerintahan, kita bisa menyaksikan ruang pertemuan pejabat negara, ruang penjara termasuk alat yang digunakan untuk menghukum pelanggar ketertiban.

Untuk lebih mendekatkan dengan suasana masa lampau, kita juga disajikan upacara adat perkawinan Korea. Cukup ribet juga, sehingga berdasarkan penjelasan pemandu wisata, adat tersebut sudah hampri ditinggalkan sama sekali. Kalau diperhatikan, terlihat sekali bahwa pada dasarnya semua wanita pada masa itu pada posisi sebagai obyek. Karena sepanjang prosesi, sang mempelai wanita lebih banyak dalam posisi kepala menunduk bahkan terkesan bersembunyi dibalik baju pengantinnya.

Selain itu pengunjung juga bisa merasakan atmsofir kepercayaam masyarakat korea pada masa itu. Di jalan utama menuju desa, pada pohon-pohon besar yang dipercaya mempunyai kekuatan penduduk desa menggantungkan kain berwarna merah, putih, hitam, kuning dan biru sebagai lambang penangkal kekuatan jahat. Ada juga kayu yang dipahat dengan mantra-mantara. Semua itu dimaksudkan untuk melindungi ancaman bahaya dari roh jahat.

Kuliner

Selain asyik menyaksikan rumah-rumah masa lampau, jangan lupa untuk menikmati hidangan khas Korea. Bagi yang terbiasa dengan menu/masakan china yang gurih dan dimasak dengan matang, mencicipi makanan Korea akan sedikit berkernyit. Sebagian besar sayuran yang disajikan dimasak minimalis atau mentah dengan bumbu yang juga meinimalis. Bagi penyuka makanan sehat, menu Korea bisa dibilang sebagai menu sehat karena kaya sayur dan disajikan dengan rasa asli.

Dan yang perlu diingat, porsi makan untuk satu orang cukup banyak dan lengkap. Sehingga untuk ukuran orang Indonesia, rasanya kok porsinya banyak banget. Apalagi rasa masakannya yang original sekali membuat perlu extra tekad untuk menghabiskannya.

Oleh-oleh
Bagi penggemar oleh-oleh, disini banyak dijual oelh-oleh cantik khas Korea. Soal harga tidak perlu khawatir. Tidak seperti tempat wisata di Indonesia yang mematok harga lebih mahal dari tempat diluar kawasan wisata, disini harga yang ditwarkan tidak berbeda dengan harga yang ditawarkan di pasar misalnya.

Ini mungkin salah satu contoh baik yang harus ditiru pengelola wisata di Indonesia. Jangan membedakan harga dimanapaun itu kalau mau untung besar bukan dari penjualan produk atau cendera mata, tapi dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke tempat wisata. Contoh lainnya adalah kebersihan secara umum dan kebersihan toilet pada umumnya.

Meskipun dikunjungi banyak orang, toiletnya tetap terjaga kebersihan dan ketersediaan toilet tisuue-nya. Pengunjung pun pasti merasa betah berlama-lama kalau sebuah kawasan wisata bersih dan bebas dari pedagang kaki lima. Semua pada tempatnya dan tidak merusak pemandangan.

Oh iya, bagi penggemar film Korea... kalau anda menyaksikan film dengan setting Korea masa lampau, bisa jadi pengambilan gambarnya dilakukan di kawasan Yon In ini.

Jadi, kalau ke Korea jangan lupa ke Yong In ya.

Selasa, 09 November 2010

Merapi, Mentawai, Wasior dan HUT Pasar Modal


Sepertinya judul di atas ngga nyambung ya? apa sih hubungan bencana-bencana tersebut dengan HUT Pasar Modal. Kalo dibilang ngga nyambung bisa, dibilang nyambung juga bisa. Tapi kalau kali ini saya bilang ada hubungannya..

Ya, minggu lalu tanggal 7 November 2010 dalam rangka HUT Pasar Modal diadakan acara family gathering HUT Pasar Modal di Dunia Fantasi Ancol. Acara tersebut cukup meriah karena di hadiri begitu banyak artis seperti Opera Van Java, Sherina , Afgan, Erie Suzan dan Rumingkang. Belum lagi doorprize yang disediakan serta biaya yang dikeluarkan untuk perhelatan tersebut seperti biaya masuk dufan, konsumsi dan sewa tempat. Wah pasti besar sekali tuh biayanya.

Walau saya hadir diacara tersebut dan ikutlarut dalam joke-joke yang dibawakan OVJ, kalau boleh memilih saya memilih tidak ada acara tersebut. Dananya bisa digunakan untuk membantu Saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.

Mungkin penyelenggara bisa berkilah bahwa kerugian pembatalan acara justru merugikan karena adanya pinalty yang dikenakan dan acara tersebut telah dirancang jauh sebelum adanya musibah,.. namun paling tidak acaranya bisa dibuat lebih ke arah sensitivity of sorrow. Contoh simplenya, door prize nya ditiadakan dan dananya buat nyumbang korban bencana. Atau pada saat acara ada sedikit basa-basi bahwa peserta diminta kerelaanya untuk sedikit berbagi dengan menyumbang korban bencana. So, walaupun kita bergembira tapi kita tak melupakan bencana yang menimpa di daerah lain...

Tapi, tak apalah.. mungkin next time acara semacam begini bisa diganti dengan acara yang lebih bermanfaat tanpa mengurangi kegembiraan peserta HUT Pasar Modal. Semoga

Senin, 01 November 2010

Rasa Baru

Setelah sekian lama kerja dengan ritme yang sama, akhirnya saya merasakan "rasa baru" dalam bekerja. maksudnya, setelah dimutasi dari bagian lama saya, sekarang saya menghadapi ritme kerja yang sama sekali baru.

Persoalan yang dihadapi, suasana dan keharusan dateng pagi banget. selama ini sebagai auditor saya terbebas absen pagi dan sore. Sekarang? mesti berjibaku bersiap lebih awal kalau ngga mau dipotong tunjangannya.

tapi secara keseluruhan saya suka, karena ini tantangan baru buat saya.