Senin, 19 Desember 2011

Curhat

Tersentuh juga membaca tulisan Rifqi dan Rizky tentang kami- orang tua mereka. Sepertinya, kami memang harus lebih hati-hati kalau berselisih pendapat di depan mereka. Benar juga kata para psikolog ya, bahwa orang tua sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka.

Sebenarnya kami berselisih pendapat saja. Dan kadang-kadang suara saya memang agak meninggi. Habis itu, ya udah baikan lagi.. tapi bagi anak-anak, itu menjadi gambaran yang buruk bahwa orang tua mereka bertengkar. Makanya mereka menuangkan seperti ini:

Orang tuaku karangan: M. Rifqi/M Rizky

"Dulu ayah dan bundaku sangat menyayangiku, aku digendong dan dimanja. tapi..., sekarang ayah dan bundaku sering bertengkar. Sebnarnya bundaku bercanda tapi ayahku sensitif jadi.. berantem deh uh.. aku dan adikku pusing dengar mereka berantem."

Pesan: ayah, bunda jangan berantem

tanda tangan
M. Rifqi M Rizky


Walah, jadi pelajaran berharga nih... jangan berselisih pendapat dengan suara yang meninggi di depan anak-anak.. terima kasih anak-anak yang manis.. pesan kalian akan selalu ayah dan bunda ingat

Solo, Kupat Tahu dan Galebo

5-6 Desember 2011, kembali ke Solo untuk tugas sosialisasi mengenai pasar modal dan jasa keuangan (asuransi). Bertempat di Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Selasa 6 Desember 2011 saya membawakan materi tentang asuransi kepada teman-teman mahasiswa.

Harus diakui, ternyata pengetahuan sebagian besar peserta terkait materi tentang asuransi memang masih sangat minim. Untuk beberapa pertanyaan mereka, masih sangat mendasar dan memang belum mengerti apa, mengapa dan manfaat asuransi. Jadi, sosialisasi seperti ini memang masih sangat-sangat diperlukan.

Hal lain yang selalu menarik perhatian saya tentu saja terkait kuliner. Nah, pas ke Solo saat itu, saya kembali menikmati tahu kupat. Sepertinya, tahu kupat memang menu favorit dan makanan sehari-hari masyarakat Solo.

Menurut saya, bagi penggemar makanan pedas, rasa manis dari tahu kupat Solo ini cukup mengganggu karena manisnya di atas rata-rata :).. walaupun saya minta yang pedas, tetap rasa manisnya masih dominan. Kali ini tahu kupat Pak Cip yang terletak di Jalan Radjiman yang saya sambangi. Alasannya hanya karena lokasinya kebetulan di depan hotel Lampion, tempat kami menginap.

Lokasi lain yang kami kunjungi adalah Galebo, suatu kawasan wisata kuliner malam di depan PGS (Pusat Grosir Solo). Banyak sekali warung-warung di sepanjang jalan di depan Gladakan Langen Solo (Galebo) yang menawarkan berbagai menu. Jalan di depan PGS tersebut di tututp untuk lalu lintas sehingga pengunjung nyaman untuk makan di meja atau lesehan di pinggir jalan.

Secara konsep cukup menarik karena kita bisa benar-benar leluasa menikamti makan malam atau sekedar menikmati camilan. Jalan yang lebar dan cukup bersih dan alunan musik yang mengiringi mampu membuat kita betah untuk duduk berlama-lam di sini.

Cuma, mungkin yang mesti diperbaiki adalah cara para pedangang menawarkan menu kepada pengunjung. Saat kita memasuki wilayah ini, mereka over aktif menawarkan dagangannya, sehingga kita seperti dipaksa dan bingung untuk menentukan pilihan karena tidak bisa memilih dengan tenang. Saya kira, kalau hal tersebut diperbaiki, tentu akan lebih menyenangkan melewati malan di Galebo ini..

Liburan Akhir Tahun, Kemana Ya???



Akhir tahun, walau tak punya uang lebih, rasanya pingin deh ngajak keluarga rekreasi. Ngga usah jauh-jauh dan memerlukan biaya yang besar memang, tapi bisa membuat anak-anak, istri, orang tua dan adik-adik senang.

Selama ini, tempat favorit keluarga memang ke situ gintung. Fasilitas kolam renang, bisa membuat anak-anak betah seharian. Saung-saung yang mengielilingi kolam renang bisa dipakai orang tua untuk bercengkrama sambil mengawasi anaknya yang sedang berenang.

Harga tiket yang cukup terjangka dan lokasi yang relatif dekat dengan tempat tinggal membuat lokasi ini sering kami kunjungi. Harga makanandan minuman yang tidak mencekik leher seperti tempat wisata lain, membuat pengeluaran untuk urusan perut juga tidak terlalu menjadi beban.

Tapi,.. masa sih ke sana terus.. pinginnya ada satu lokasi baru yang lebih menarik..kemana ya??

Berikut, foto-foto ketika kami berekreasi tanggal 27 November 2011

Jumat, 16 Desember 2011

Desember


Tak terasa, semakin mendekati akhir tahun 2011. Hari-hari kerja kian terasa melambat. Aroma libur pergantian tahun mengisi setiap tarikan nafas hampir semua teman-teman.

Ya, walaupun tidak ada libur panjang untuk tahun baru kali ini karena jatuh tepat di hari minggu, namun rasanya tetap saja pergantian tahun menjadi momen yang sering ditunggu banyak orang. Pergantian tahun sering dijadikan momentum untuk memulai resolusi baru. Ada yang berniat untuk memperbaiki diri seperti berhenti merokok, menjadi lebih sabar, lebih rajin dan hal-hal positif lainnya.

Tapi kalau mau direnungkan, mengapa harus menunggu momen tahun baru untuk berubah. Bukankah harusnya perubahan itu dilakukan sejak saat ini juga tanpa menunggu waktu yang akan datang.

Jadi, kalau memang akan berubah, niatkanlah untuk berubah menjadi lebih baik mulai saat ini juga... selamat tahun baru..

Rabu, 23 November 2011

Nasi Panggang Ikan Tuna


Bagi anda mungkin agak aneh mendengar menu Nasi Panggang Ikan Tuna. Nasi Panggang Ikan Tuna ini ternyata rasa dan tampilannya ngga kalah dengan Macaroni Panggang.

Pas nyoba, saya lebih suka menu ini dibanding dengan macaroni panggang. Mungkin karena saya lebih suka makan ikan dibandingkan dengan daging. Untuk toppingnya hampir mirip dengan macaroni panggang yaitu keju dan irisan paprika, cuma ngga pake susu dan daging gilingnya diganti dengan ikan tuna. Cocok lah pokoknya rasanya.

Kebetulan pas Mba Eko buat, saya diberi satu porsi untuk dicoab. Enak boo.. rasa gurih keju dan ikan tuna menyatu dengan rasa pedas paprika dan lada. Sayangnya saya ngga tahu detail resepnya,.. tapi kalau saya terka-terka rasanya saya bisa deh bikin menu tersebut.. he..he..

Selasa, 22 November 2011

Sea Games XXVI - Jakarta Palembang 2011


Sungguh menyesakkan, setelah bermain imbang 1 - 1 dengan perpanjangan waktu, Timnas Garuda Muda harus takluk dari Harimau Malaya 4-5 melalui drama adu pinalti.

Rasanya pingin nangis aja menerima kenyataan bahwa kita takluk dengan cara seperti itu. Secara permainan kita unggul, namun memang Allah masih berkehendak, Malaysia lah yang meraih kemenangan dan meraih medali emas.

Menyaksikan partai final tersebut, benar-benar menegangkan. Permainan Okto, Titus Bonai, Patrich Wanggai, Elgi, Dirga Lasut dan kawan-kawan membuat penonton selalu menahan nafas. Bola-bola mati dan aliran bola mereka memang tak sebaik ketika melawan Viet Nam di semifinal, namun secara umum permainan mereka lebih unggul dari Malaysia.

Setelah menonton pertandingan tersebut, perlu waktu buat saya untuk menurunkan emosi dan menyeimbangkan kembali mental saya yang "terpental-pental". Butuh satu jam kurang lebih sebleum saya terlelap, tidur bersama kekecewaan yang membelenggu jiwa.

Anyway, saya tetap bangga dengan anak-anak Garuda Muda. Mudah-mudahan mereka dapat lebih baik dan tetap berprestasi di masa yang akan datang.

Senin, 07 November 2011

Aidil Adha 10 Zulhijjah 1432 H


Lebaran Idul Qurban kali ini, kami mengurbankan satu ekor kambing jantan yang menurut kami lumayan sehat dan besar.

Rizky, senang banget waktu nenek pulang membawa seekor kambing untuk di hari raya qurban. Soalnya dia yang paling semangat minta dibelikan kambing untuk qurban.


Dan pada hari raya idul fitri, dengan semangat Rizky dan sebagian besar anak-anak seumuran nya semangat banget lihat prosesi penyembelihan hewan qurban.

Apalagi saat itu juga ada penyembelihan sapi, wuih,. jadi semakin semangat anak-anak itu. Lucunya, sebagian juga ada anak yang takut loh dengan prosesi penyembelihan hewan qurban ini. Bisa dimaklumi sih, dan jangan sampai prosesi ini membuat mereka ketakutan dan trauma.

Malamnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, daging qurab tadi siang kami sate. Dan yang pasti, proses ini juga selslau ditingkahi dengan semangat luar biasa dari anak-anak.. ah, anak-anak memang selalu semangat terhadap semua hal, karena selalu semuanya merupakan pengalaman baru dan menarik buat mereka.

Kamis, 27 Oktober 2011

Sea Games dan Kesemrawutan Jalan Sudirman


Entah apa yang ada di pikiran para pembuat keputusan di lingkungan Pemda DKI. Coba saja bayangkan, disaat seharusnya kota ini bersolek untuk menyambut tamu asing di ajang Sea Games 26, wajah jalan Jend. Sudirman malah dibongkar dan di acak-acak tak karuan.

Memang sih, alasannya adalah proyek penanganan genangan (yang sebenarnya sih banjir). Kalau memang niatnya untuk mengantisipasi genangan di musim hujan, kenapa dikerjakan pada saat musim hujan sudah tiba? Aneh..

Proyek yang dikerjakan juga tidak memperhatikan keselamatan pengguna jalan. Antara galian dan jalan yang dilintasi pengguna jalan tidak dibatasi atau diberi pengaman yang cukup aman. Apalagi pada saat terkenan air hujan, tanah galian tersebut mengotori dan membuat jalan jadi sangat licin . Sungguh sangat berbahaya. Macet yang terjadi, terutama pada jam sibuk juga membuat kekesalan makin menjadi-jadi. Terlihat jelas bahwa manajemen pembangunan kota yang dimiliki Pemda DKI terlihat amat amburadul, padahal dipimpin sama ahlinya loh..

Sebenarnya yang paling membuat saya geram, kenapa proyek tersebut dikerjakan menjelang pelaksanaan Sea Games. Padahal banyak even Sea Games yang dilaksanakan di sekitar Gelora Bung Karno. Walah, apa kata para tamu yang melihat begitu semrawutnya jalan Sudirman. Cap sebagai kota yang jorok dan semrawaut rasanya bakal tertanam dibenak para tamu asing tadi.. Oh, Pemda DKI, kenapa kamu mencoreng tidak hanya wajah mu sendiri, tapi wajah hampir seluruh bangsa Indonesia.

Pemda DKI, belum apa-apa sudah mengurangi kesuksesan Sea Games itu sendiri, bahkan sebelum Sea Games berlangsung..

Selasa, 18 Oktober 2011

Desa Karanggatak, Klego, Boyolali




Desa yang terletak di lereng bukit ini cukup maju untuk ukuran sebuah desa di pelosok pulau Jawa. Mengapa bisa dibilang maju?

Fasilitas umum di desa ini cukup memadai. Jalan desa yang sudah beraspal, sekolah dasar, sarana ibadah dan prasarana pendukung lainnya cukup layak untuk ukuran sebuah desa. Rumah-rumahnya juga bukan gubuk reot, tetapi rumah standar jawa dengan luas yang cukup untuk menampung seluruh penghuninya.

Sanitasi seperti sumur dan sarana kamar mandi yang dimiliki oleh masing-masing rumah, membuat desa ini juga cukup sehat untuk dihuni. Walaupun kadang bau kotoran sapi cukup mengganggu, tapi karena sekitar kandangnya cukup bersih dan tidak ada ceceran kotoran sapi dimana-mana, membuat desa ini cukup bersih. Dan ingat, sapi juga memberikan andil bagi kesejahteraan penduduk desa ini, karena hampir semua rumah memiliki sapi.

Desa yang dikelilingi banyak pohon jati ini juga memiliki banyak sekali pohon pete. Bagi penggemar pete, silahkan menikmati nikmatnya pete dan nasi hangat dan sambal.
Desa Karanggatak, sederhana namun cukup layak huni.

Telor Asin - Brebes

Salah satu kegiatan yang menarik bila mengunjungi suatu tempat adalah berburu makanan khas tempat tersebut. Entah itu berupa makanan utama seperti nasi dan lauk pauknya, penganan ataupun makanan kreasi khusus yang memang terkenal dari tempat tersebut.

Nah, untuk Brebes di Jawa Tengah, yang pasti sangat terkenal adalah telor asin Brebes. Selain memang sebagai daerah sentra peternakan bebek, masyarakat Brebes juga berhasil mengolah telor bebek menjadi telor asin yang memang berbeda dari telor asin yang dihasilkan oleh daerah lain.

Walaupun saat ini telor bebeknya tidak sebesar beberapa waktu yang lalu, tetapi kualitas telor bebek asin Brebes tetap masih juara. Rasa asin dan kuning telor yang sudah berwarna hampir kecoklatan serta seolah terasa ada butiran justru memberikan sensasi rasa tersendiri bagi penikmat telor asin. Pokoknya cocok untuk dimakan langsung (bagi yang suka sensasi rasa asin) atau teman makan nasi.

Bagi saya sendiri, telor asin Brebes memang istimewa. Walaupun sekarang saya kadang tidak tahan dengan rasa asinnya, tetapi saya berusaha untuk tetap menikmati telor asin Brebes tersebut tanpa nasi. Asinnn, tapi saya suka.

Dan ketika dalam perjalanan pulang dari menghadiri pernikahan keponakan di Boyolali, Brebes adalah salah satu incaran untuk mencari oleh-oleh. Telur asin adalah pilihan pertama, selain bawang merah (ibu-ibu sibuk membeli bawang merah, buat apa juga? di Jakarta juga banyak.. ??) dan pilus. Dan saya membeli 30 butir telor asin buat oleh-oleh di rumah dan teman-teman kantor.

Senin, 17 Oktober 2011

Ian & Ayya @Boyolali

15 September 2011
Menghadiri pernikahan Mohammad Azian Fahsy, keponakan (anak abang yang nomor 6), di Boyolali. Bagi saya merupakan pengalaman baru, tidak hanya soal pengalaman rohani juga pengalaman phisik.



Secara rohani, bagi saya baru kali itu menyaksikan pernikahan adat jawa di desa. Sungguh-sungguh sederhana dan bersahaja. Dengan suasana pedesaan, mereka berusaha mengikuti adat leluhur untuk diikuti dan dilaksanakan mempelai. Tidak ada kurang suatu apapun, semua adat dilaksanakan.


Penyambutan mereka yang tulus terhadap calon besan dari Jakarta, juga memberikan sentuhan rohani tersendiri buat saya. Betapa mereka tanpa pamrih dan tulus menyambut kehadiran kami. Hidangan sederhana yang mereka sajikan terasa istimewa, mungkin karena dimasak dan disajikan oleh hati yang tulus dan tanpa pamrih.


Bagi saya, penyambutan, upacara perkawinan dan suasana orang-orang kondangan yang memberikan hasil kebun mereka sebagai "angpaw" bagi si penyelenggara hajatan sungguh memberi gambaran baru tentang cara perkawinan di daerah lain. Sajian makanan, dan penyajian menu makan siang yang amat sederhana, ternyata tak mengurangi makna acara pesta pernikahan itu sendiri.

Sungguh, saya terkesan dengan suasana perkawinan yang sederhana namun bersahaja.

Sedangkan pengalaman phisik bagi saya adalah.. wah ternyata berpergian jauh dengan bis itu sangat melelahkan ya. terbayang, teman-teman yang mesti mudik pada saat lebaran. Saya, yang tidak menemui kemacetan berarti saja meresa bete selam perjalanan. Bagaimana dengan teman-teman yang menhadapi suasana macet saat lebaran ya? huh..

ternyata, pengalaman dan perjalanan kali ini memberikan pelajaran bahwa saya harus selalu bersyukur dan ternyata Allah memberikan kebahagian yang tak pernah terputus sepanjang hidup saya..

Dan buat Ian dan Ayya, semoga mereka mampu mengarungi bahtera kehidupan dalam kebersamaan sebagai sepasang suami dan istri.. aminn

Kamis, 29 September 2011

Sosialisasi Pasar Modal dan Asuransi di Paris Van Java Bandung

Tanggal 16 - 18 September 2011, saya dan tiga orang teman menemani teman-teman dari bagian Hubungan Masyrakat melakukan sosialisasi tentang pasar modal dan asuransi di Mall Paris Van Java Bandung. Loh, kok sosialisasi nya kok di mall?


Memang, target sosialisasi ini adalah masyarakat umum, yang umum sekali. Biasanya sosialisasi dilakukan kepada para pelajar dan mahasiswa di sekolah-sekolah atau di kampus. Nah, untuk masyarakat umum seperti ibu rumah tangga, pekerja dan adik-adik atau orang dewasa yang kebetulan belum tersentuh dengan kegiatan sosialisasi, mall adalah salah satu pilihan tepat. Alasannya, susah kan ngumpulin banyak orang yang berbeda-beda untuk dateng ke suatu kegiatan yang mungkin sama sekali diluar minatnya?

Mall, dengan segala daya tariknya dapat membantu tujuan sosialisasi ini. Ya, sambil mereka berbelanja, sekedar makan bersama atau cuma lihat-lihat kita bisa menarik perhatian mereka dengan mendirikan booth yang menampilkan informasi tentang pasar modal dan lembaga keuangan.

Informasi yang disampaikan ringan saja, namun diharapkan dapat menumbuhkan minat mereka untuk berinvestasi dan kemudian keingin tahuan akan pasar modal dan informasi. Kita juga memberikan brosur dan panduan tentang investasi dan asuransi. Tidak lupa, untuk yang mampir dan aktif bertanya kami sediakan goody bag yang berisi pernakpernik tantang pasar modal dan asuransi. Lumayan kan? selain mendapat pengetahuan juga dapet kaos, ballpoin, gantungan kunci, balon tepuk serta pin.

Wisata Kuliner

Bakso Citamiang
Mengunjungi Bandung, rasanya ngga afdol kalau tidak menikmati kuliner yang sebenarnya biasa-biasa saja tapi jadi heboh kalau di Bandung. Nah, pilihan kita kali ini adalah bakso. Ya, bakso. Padahal, di Jakarta juga banyak bakso, tapi menurut teman saya bakso yang ini istimewa karena dibuat sendiri dan terjamin kehalalannya namanya Bakso Citamiang yang terletak di daerah Citamiang.

Selain bakso, kita juga bisa memesan somay. Nah keduanya bisa dinikmati di tempat atau dibawa pulang sebagai oleh oleh. Rasanya? bakso banget.. sepertinya ngga usah dijelaskan kan gimana rasanya bakso. Tapi mungkin memang dari segi tekstur lebih lembut dan ada isi keju di dalamnya. Sayangnya, pas hari itu, sang pemilik sedang berlibur di Jakarta, jadi digantikan oleh Saudaranya. jadi? ngga profesional banget deh pelayanannya. Racikan baso nya kurang mantap, ngga ada sendok dan lamaaa banget pelayanannya. Wah, mendingan tutup aja deh kalo emang mau berlibur. Daripada di ganti Saudara yang ngga biasa melayani, kan malah mencoreng nama baik. Ya ngga?

Soal harga, pas banget buat semua kalangan. Soalnya seporsi bakso cuma Rp10.000 dan harga somay hanya Rp1.000 perbuah. Murah kan?


The Little Tokyo - shabu-shabu
Selain menikmati baso, kita juga menyempatkan menikmati shabu-shabu, dan kali ini di restaurant Little Tokyo di sekitar area PVJ. Soal rasa, rasanya seperti umumnya shabu-shabu yang direbus-rebus, yang membedakan adalah saus yang rada-rada mirip saus kacang tapi sebenarnya bukan saus kacang. Rasanya gurih, pedas dan asam.. segar deh pokoknya.

Sepertinya restaurant ini bisa menjadi pilihan alternatif shabu-shabu kalau ingin menikmati cita rasa yang berbeda dari biasanya. Harganya standard restaurant shabu-shbau, namun untuk pilihan porsi besar, bisa untuk berdua.


Selain menikmati kedua menu tersebut selama di Bandung, kami juga mampir untuk membeli oleh-oleh di Kartika Sari, Prima Rasa, Brownies Kukus Amanda. Weleh, ramainya boo.. untuk ketiga tempat itu, no comments :)

Rabu, 14 September 2011

Daging Andil

Entah dari mana istilah andil itu bermula. Saya menduga istilah andil bermakna bahwa semua ikut andil atau ikut serta dalam pembelian kerbau yang akan disembelih pada hari lebaran. Sehingga daging kerbau hasil penyembelihan ini disebut daging andil.

Mekanisme andil ini adalah seperti program menabung biasa. Jauh hari sebelum lebaran tiba, orang-orang sudah bermufakat untuk membeli kerbau secara bersama-sama yang nanti akan disembelih pada hari raya. Dengan cara seperti itu, maka harga daging yang biasanya naik dan mahal tidak menjadi beban saat merayakan lebaran.

Misalnya, harga kerbau Rp7.000.000,00 per ekor, maka akan dikalkulasikan berapa uang yang harus dikumpulkan tiap bulan oleh tiap-tiap peserta. Uang tersebut dikumpulkan oleh seorang penanggung jawab, yang nantinya akan membeli kerbau termasuk mengurus biaya pemotongannya.

Nah, lebaran kali ini saya juga ikut andil. Setiap bulan saya menyetor Rp50.000,00 dan pada dua hari menjelang lebaran kerbau sudah dipotong. Alhamdulillah saya mendapat daging kerbau lebih dari 5 Kg. Untung lainnya lagi adalha, selain mendapat daging, saya juga mendapat jeroan, tulang, kulit dan bagian-bagian lain dari kerbau tersebut.

Kalau dihitung-hitung, program andil kali ini lebih menguntungkan karena dengan harga yang sekitar Rp80.000/Kg, berarti saya mendapatkan kelebihan dari sisi selain daging, yaitu bagian lain dari kebo. Selain itu, daging kerbau itu lebih segar dan lebih nikmat... dua hari sebelum lebaran, dapur dirumah sudah memasak semur daging, rendang, sayur tangkar dan lain-lain

Selasa, 13 September 2011

One Day Journey - Jakarta - Solo - Jakarta


Perjalanan dadakan kali ini terkait dengan berita duka meninggalnya seorang rekan kerja di Solo. Dengan penerbangan pertama Garuda, saya dan Ari, teman dekat di kantor yang kebetulan asli Solo, pukul 7.00 sudah mendarat di Bandara Adi Sumarmo Solo.

Berhubung masih terlalu pagi untuk ke rumah duka, kami memutuskan untuk mampir sejenak ke rumah Ari sekalian menengok orang tuanya. Kebetulan, karena penerbangan pertama, saya belum sempat mandi dan belum menjawab morning call hari ini.He..he...

Selain urusan bersih-bersih, segelas teh manis kental khas Solo yang hangat juga menyambut awal perjalanan hari itu di Solo. Teh nya mantap, ada rasa sepat-sepat, tapi ngga pahit dan manisnya pass.. Biskuit kalengan kaya'nya ngga cocok jadi teman minum teh kali ini.. jadi saya putuskan cukup minum teh saja.

Pukul 9.00 pagi kami memutuskan berangkat ke rumah duka. Tapi, karena belum sarapan, kami mampir sejenak untuk sarapan dengan menu sarapan khas Solo: Kupat Tahu. Potongan ketupat dan tahu pong kecil-kecil disiram kuah manis pedas serta sedikit bawang putih. Sayurnya ada irisan kol. Saya pesan yang pedas, tapi ternyata pedasnya kurang nendang. Segar sebenarnya, seandainya rasanya bisa lebih pedas lagi. Tapi tetap saja, sarapan kali ini enak menurut saya, karena porsinya pas dan menunya tidak terlalu berat.

Sepulang dari rumah duka, kami mampir sejenak di Keraton Solo. Dengan biaya masuk Rp10.000, kami dapat menikmati suasana keraton Solo sekaligus mengagumi peninggalan-peninggalan kerajaan tempo dulu. Sayang, mungkin karena minimnya dana, kelihatan sekali kalau keraton ini tidak terlalu bersih dan kurang terawat. Entah kalau bagian keraton yang merupakan tempat tinggal raja, mungkin lebih mewah dan bersih pastinya.

Karena keraton dan Pasar Klewer sangat dekat, kami mampir di Pasar Klewer. Teman saya berburu batik, sedang saya cukup mengagumi betapa banyaknya batik di pasar ini. Isinya, batiiikkkk semua. Puas dengan batik, teman saya mengajak saya menikmati Tengkleng Pasar Klewer yang terkenal. Tengkleng ini memang baru mulai di jual pukul 1 siang. Dan benar saja, pembeli seperti tak putus-putus membeli tengkleng ini. Baik untuk makan di tempat maupun untuk di bawa pulang.


Tengkleng ini ternyata semacam masakan berkuah kuning dengan isi seluruh bagian kambing, kecuali bulunya. Ada iga, jeroan, daging, kulit dan lain-lain. Kuahnya encer dan sepertinya tidak bersantan. Rasanya gurih dengan aroma rempah yang menurut saya tidak terlalu kuat tetapi bau kambingnya tetap tidak tercium. Karena suasana dan porsinya cukup kecil, rasanya enak tenan. Terbukti kan? pembelinya antri tak putus-putus.

Tak hanya tengkleng, serabi Notosumah di daerah Notosumah pun jadi buruan berikutnya. Serabi hangat gurih dan manis habis kami santap di tempat sebelum memesan satu box berisi sepuluh serabi untuk oleh-oleh. Tak lupa saya juga membeli "intip", yang ternyata bukan intip asli, karena bukan dari kerak nasi liwet...


Kemudian saya juga teringat tentang Taman Balekambang yang telah direstorasi Walikota Solo Pak Jokowi. Tamannya, walaupun tidak terlalu luas tetapi patut diacungi jempol sebagai upaya untuk mempertahankan daerah hijau di Solo.

Puas menikmati Solo seharian, kami pun bersiap kembali ke Jakarta dengan bertolak dari rumah orang tua Ari lagi. Sekardus oleh-oleh berisi tahu, cabe, mangga dan beberapa potong pakaina batik telah tersedia untuk saya.. Wuiihhhh... asyik banget ya. Salut saya sama keluarga teman saya ini.. telah menyambut tamunya dengan hangat. Thanks ya Ri, telah memberikan pengalaman baru lagi tentang Solo.


Kamis, 08 September 2011

Takoyaki


Namanya T A K O Y A K I, Japanese Octopus Ball. Anak saya berkali-kali minta dibelikan kue ini, sampai akhirnya suatu hari kesampaian juga untuk membeli kue ini.

Bentuknya bulat, seperti bola-bola dengan isi gurita didalamnya. Sepertinya adonannya dari tepung beras atau tepung sagu dan tepung terigu, karena agak-agak lengket. Soal ras, terdapat dua pilihan, rasa pedas atau rasa keju.

Harganya lumayan mahal menurut saya, karena ukurannya kecil, jadi harga Rp2.000/biji lumayan mahal. Rasanya, saya tidak rekomended, bagaimanapun jajanan indonesia lebih enak.

Liburan Idul Fitri 1432 H

Hari-hari terakhir libur idul fitri, saya membawa anak saya dan teman-temannya menikmati liburan dengan berenang bersama-sama di Restaurant Pulau Situ Gintung.

Niatnya sih hanya mau ngajak anak saya doang, tapi Rizky -anak saya yang bungsu- terlanjur bilang ke teman-temannya bahwa dia akan pergi berenang. Makanya teman-temannya langsung menyatakan ketertarikan mereka untuk ikut serta dalam acar tersebut. Bersama dengan 4 orang temannya, hari itu kami berangkat ke lokasi setelah pukul 1 siang.

Di lokasi mereka menikmati dengan sangat suasana bermain dan sepertinya benar-benar gembira. Puas berenang, mereka mengisi perut dengan nasi goreng dan teh manis hangat. Wow, benar-benar sempurna liburan mereka.

Sekali-sekali, tak apalah membuat mereka senang. Meski harus berkorban sedikit, tapi lebih banyak berkahnya kok..

Senin, 22 Agustus 2011

Jengkol Balado


Salah satu menu favorit saya, Jengkol Balado. Membuat nya mudah dan harganya terjangkau. Kalau makan pake jengkol ini, rasanya ngga berhenti makan..
Berikut cara membuat:
Jengkol yang tua direbus sampai empuk (+/ 1 jam), lalu ditumbuk sampai pipih (jangan sampai hancur. Untuk menghilangkan bau nya pada saat merebus tambahkan teh.

Bumbu sambal:
Cabe merah
Bawang putih
Bawang merah
Tomat
Ebi
Garam
Gula
semua dihaluskan lalu ditumis, setelah matang, campurkan dengan jengkol yang sudah ditumbuk..

hmmm.. nikmat

Sydney


Two weeks in Sydney, enough for me to make a comparison about Brisbane and Sydney in some aspects.

Sydney is very busy, indeed. However, it is bring me to remember the busiest city in Indonesia, Jakarta. Even though, Sydney is cleaner, more orderly and more convenient compare to Jakarta. But, the people who walk in hurry and in long step in the morning and noon make me not comforted. I almost never heard people say thank you after they had serviced or say sorry if they did something little bit wrong. Wow, in my opinion the Brisbane people more polite than here. Some people still say thank you to the bus driver when they dropped off from the bus. The skyscrapers also located side by side in very little space, very tightly. It does not give us open space to see far away.

In term of food, it is easy to find halal food in CBD Brisbane. Lots of restaurants provide halal food such as Malaysian restaurants, Turky kebabs, middle east restaurants and fast food restaurants such as Nando’s Chicken, even Mc Donald’s. However, in Sydney, even though the liaison officers had sent a link to the halal food restaurants and butchers, the location of the restaurant are so far from CBD. I must go to suburb if I want to. As a result, instant noodle is the main dish every eating time. Thank you to ‘indomie’ for serving me with various taste’s. Moreover, for fresh food such as vegetables and eggs, the prices also higher. For example, a small kebabs price in Brisbane is AUS $5 compare to AUS $6.50 in Sydney. And a bundle of pokcoy is less than AUS $1 in Brisbane compare to AUS $1 in Sydney. So, I think, cost of living in Sydney must be more expensive.

The weather in Sydney is too cold for me. Brisbane is not as cold as Sydney. The reason is because Brisbane city located in the north of the continent and near of the equator line, so weather in Brisbane not too extreme in winter and not windy as well. Sydney? Cold wind blows every day..

Traffic in Sydney is very busy, especially in rush hour in the morning and after work hour. And, I see some people cross the street ignore the sign at traffic lamp. Brisbane does not have monorail, but train system in Brisbane also integrated with bus and river transportation. So, in term of transportation Brisbane is as good as Sydney. But, the fare in Sydney more expensive and I refer to walk rather than using public transportation.

From the description above, I conclude that I love Brisbane most than Sydney.

Rabu, 27 Juli 2011

Menjelang Ramadhan


Ngga terasa, hari-hari dalam minggu ini adalah hari-hari mendekati bulan suci Ramadhan. Rasanya baru kemarin merayakan Aidil Fitri, sudah bertemu Ramadhan lagi. Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan lagi di tahun ini.

Dan seperti tradisi menjelang Ramadhan, para karyawan dan teman-teman selalu mengadakan silaturahmi dengan acara makan siang bersama. Seperti yang saya dan teman-teman laksanakan hari ini. Kami menikmati makan siang di Pondok Laguna, Jl. Batu Tulis Pecenongan.

Alhamdulillah, makanan yang disajikan cukup nikmat dan suasana pun terasa cair dan akrab. Apalagi diantara kami memang sudah bersama-sama sejak lama sekali, sehingga rasanya kami tahu semua latar belakang dan kisah-kisah yang melingkupi kebersamaan kami.

Semoga, Allah memberi kesempatan kepada kami untuk dapat menikmati lebih banyak lagi tahun-tahun penuh kebahagiaan dan kebersamaan dalam lindungan-Nya.

Jumat, 22 Juli 2011

Nyaris RDP


Kemarin, nyaris untuk pertama kali dalam hidup saya ikut Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI.


Begitu mendengar instruksi Pak Karo, saya diminta menemani beliau RDP di DPR dengan komisi IX, konsentrasi kerja saya langsung buyar. Gimana ngga buyar coba,.. data yang diminta untuk dipersiapkan, belum disetor dari bagian-bagian lain untuk di kompilasi. Di sisi lain, jadwal penilaian pelaksana mesti segera diselesaikan untuk mengejar tenggat waktu bulan Juli.

Makanya, pas dengan permintaan tersebut, saya langsung bingung. Semua juga karena saya kok merasa angggota DPR itu suka nanya-nanya yang ngga-ngga dan kelihatan banget sok tahunya. Makanya, saya ngeri banget kalo ternyata data yang saya kompilasi salah. Biarpun bukan saya penyedia datanya, tapi kan dapat aja terjadi pada saat proses kompilasi saya salah ketik atau khilaf memasukkan angka.

Untungnya Allah mendengar doa saya. Ternyata rapatnya di tunda. Info penundaan rapat saya terima pas banget mobil berhenti di lapangan parkir. Ngga apa-apa deh, walaupun di tunda, saya cukup senang. Meski kemungkinan akan diadakan lagi entah kapan, tapi paling tidak saya sudah menyiapkan mental untuk menghadiri acara tersebut. Tidak seperti hari ini yang begitu mendadak.

Dan yang lebih penting, saya selalu berusaha mengambil hikmah dari semua peristiwa. Hikmahnya adalah, saya untuk pertama kali menginjakkan kaki di gedung DPR.. cuma saya agak kecewa dengan kondisi mushola yang kecil banget dan kotor, karena berada persis di lokasi toilet yang juga kotor banget. Emang sih, sepertinya toilet itu buat tempatnya para sopir. tapi apa mereka ngga layak mendapat fasilitas toilet yang bersih dan nyaman?

Terus, saya juga cukup kaget dengan harga segelas teh tarrik hangat yang mencapai RP22.000 dan sepotong roti seharga Rp18.000. Masya allah, berarti tamu DPR kaya-kaya ya.. harganya ngga terjangkau rakyat..

Kamis, 14 Juli 2011

Upin-Ipin


Mulanya sih ngga suka dengan film kartun Upin-Ipin. Tetapi, setelah beberapa kali menonton filmnya bersama anak-anak saya, ternyata menarik juga.

Lucu dan sederhana serta cerita yang membumi membuat saya tertarik ikut nonton berlama-lama. Apalgai tokok Upin dan Ipin yang lucu dan bikin gemas. Rasanya pingin cubit aja..

Tokoh kak Ros, Oppa, Atuk dan teman-teman upin dan ipin semuanya seperti menggambarkan suasana suatu keluarga dikampung. Pokoknya asyik deh.. dan yang penting tidak mengajarkan anak-anak pada kekerasan dan konsumerisme..

Hanamasa



Mengusung konsep rebus dan bakar atas makananan yang dihidangkan, menurut saya restaurant ini cukup lumayan untuk dikunjungi. Semua makanan yang disajikan asyik punya, karena segar dan benar-benar pilihan. Namun, kalo yang di rebus, kuah kaldunya masih kalah gurih dengan yang disajikan di Paregu. Entah yang mana yang asli, tapi yang pasti kuah kaldu di Paregu lebih enak menurut saya.

Pilihan sayuran dan pilihan bakar dan rebusnya lengkap dan cukup untuk dipilih. Cuma, makanan pembuka aja yang kurang seru karena ngga ada soup tomyam yang pedas dan asem segar aja. Tapi, kekuranggan tersebut tertutupi denganadanya singkong rebus manis yang enak banget buat makanan penutup.

Secara keseluruhan sih, Hanamasa enak.. cuman mungkin harganya aja kali ya yang masa allah.. he..he.. ngga ding.. harganya memang standard harga untuk restoran dengan konsep rebus dan bakar kok.. yuukk mari..